Dukung PTM, Kiai Asep Persilakan Kadindik Jatim, Wahid Wahyudi, Lihat Praktik di Amanatul Ummah
Editor: MMA
Jumat, 10 September 2021 15:05 WIB
SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Pembelajaran Tatap Muka (PTM) yang diberlakukan pemerintah mendapat support dari Prof Dr KH Asep Saifuddin Chalim, MA, pengasuh Pondok Pesantren Amanatul Ummah Surabaya dan Pacet Mojokerto Jawa Timur.
Menurut Kiai Asep, pembelajaran daring yang selama ini dipraktikkan pemerintah banyak kendala sehingga tak efektif. Namun ia memaklumi karena faktor pandemik Covid-19 sehingga tak ada pilihan lain.
BACA JUGA:
Di Hadapan Warga Dawarblandong, Paslon Mubarok Siapkan Program Bedah Rumah Tak Layak Huni
Kampanye Perdana, Gus Barra-dr Rizal Langsung Menggebrak Enam Titik Lokasi di Jatirejo
Ketum Pergunu Prof Kiai Asep: Ratu Zakiyah Simbol Idealisme Kita
Kiai Asep Bentuk Saksi Ganda Mubarok dan Khofifah-Emil, Gus Barra Siap Biayai Siswa Berprestasi
“Tinggalkan daring. Pembelajaran harus tatap muka. Banyak sekali kendala penyelenggaraan pembelajaran daring,” tegas Kiai Asep kepada BANGSAONLINE.com, Jumat (10/9/2021).
Pernyataan Kiai Asep itu disampaikan mengulang penegasannya pada acara salat malam dan istighatsah bersama para kiai secara terbatas di Pondok Pesantren Amanatul Ummah Jalan Siwalankerto Utara Surabaya yang juga digelar secara virtual tadi malam (Kamis, 9/9/2021).
Namun Kiai Asep mengingatkan tak boleh ceroboh. Artinya, harus mempraktikkan protokol kesehatan secara ketat.
“Jangan ceroboh, harus jaga protokol kesehatan yang ketat. Di pesantren saya, tiap pagi para santri harus berkumur air yang dicampur garam krosok dan juga menyesapkan lewat hidung. Ini sesuai dengan temuan ilmiah drh Indro Cahyono, alumnus UGM. Kemudian tiap pagi semua santri saya beri kurma satu butir untuk dikunyah sampai lembut dan bercampur air liur. Karena ada Hadits, kurma yang dikunyah sampai lembut dan bercampur air liur akan membunuh kuman dan virus, termasuk virus corona. Jadi semua ini ada alasan rasional dan argumentatif,” tegasnya lagi.
Bagaimana kalau ada santri yang terindikasi positif?
“Kalau ada tanda-tanda (santri) kena Covid-19, maka saya beri madu, air zam-zam, dan habbatussyauda’. Karena dalam Hadits disebutkan bahwa madu dan air zam-zam itu adalah obat semua penyakit. Begitu juga Habbatussauda’,” kata Kiai Asep yang juga Ketua Umum Pengurus Pusat (PP) Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (Pergunu).
Kiai Asep mempersilakan Kepala Dinas Pendidikan (Kadindik) Jawa Timur Dr Ir Wahid Wahyudi untuk menyaksikan langsung praktik penyelenggaraan pembelajaran tatap muka di Amanatul Ummah.
“Pak Wahid itu teman saya. Monggo bisa nginap, lihat bagaimana saya memberikan kurma kepada para santri tiap pagi,” kata Kiai Asep. Atau pihak lain yang ingin tahu bagaimana praktik Amanatul Ummah menjaga agar ribuan santrinya terhindar dari Covid-19.
Menurut Kiai Asep, boleh jadi orang beranggapan bahwa protokol kesehatan di Amanatul Ummah bisa dipraktikkan karena santri berada dalam komplek yang steril, tak berhubungan dengan pihak luar.
“Saya juga punya 2.000 siswa yang pulang pergi. Masing-masing 1.000 siswa. Yang 1.000 di Mojokerto dan yang 1.000 di Surabaya,” kata Kiai Asep sembari mengatakan bahwa 2.000 siswa itu juga tak terjangkit Covid-19.
Simak berita selengkapnya ...