Lantik DPW Petanesia Jawa Barat, Kiai Asep: Cita-Cita Kemerdekaan Masih Terbengkalai

Lantik DPW Petanesia Jawa Barat, Kiai Asep: Cita-Cita Kemerdekaan Masih Terbengkalai Prof Dr KH Asep Saifuddin Chalim, MA, saat mengucapkan selamat kepada para pengurus baru DPW Petanesia Jawa Barat, Selasa (1/2). Tampak di belakang Kiai Asep, Ketua Umum Petanesia Eko Priyono. foto: mma/ bangsaonline.com

INDRAMAYU, BANGSAONLINE.com – Pengasuh Pondok Pesantren Amanatul Ummah Surabaya dan Pacet Mojokerto Jawa Timur, Prof Dr , MA mengingatkan, meski Indonesia telah merdeka sejak 76 tahun (tahun depan 77 tahun), tapi cita-cita kemerdekaan Indonesia masih belum terwujud. Bahkan terbengkalai.

“Merdekanya sudah 77 tahun. Tapi cita-citanya masih terbengkalai,” tegas Prof Dr , MA saat melantik DPW Petanesia di Kampus Hijau STKIP NU, Pondok Pesantren Darul Ma’arif, Kaplongan Indramayu , Selasa (1/2/2022).

Baca Juga: Di Hadapan Warga Dawarblandong, Paslon Mubarok Siapkan Program Bedah Rumah Tak Layak Huni

Petanesia singkatan dari Pecinta Tanah Air Indonesia. Organisasi ini berdiri berkat gagasan Habib Luthfi bin Yahya Pekalongan Jawa Tengah. dipercaya sebagai Wakil Ketua Dewan Fatwa Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Petanesia.

Menurut , cita-cita kemerdekaan Indonesia adalah terwujudnya Indonesia maju, adil, dan makmur. Tapi cita-cita itu, kata , masih jauh dari harapan.

Baca Juga: Kampanye Perdana, Gus Barra-dr Rizal Langsung Menggebrak Enam Titik Lokasi di Jatirejo

(Prof Dr , MA dan Ketua DPW Petanesia Suhendrik Kurniawan saat menandatangani dokumen pelantikan disaksikan Kapolres Indramayu AKBP M Lukman Syarif dan Dandim Indramayu Letkol Inf Teguh Wibowo,  Selasa (1/2/2022). foto: mma/ bangsaonline.com)

Karena itu berharap pada semua pengurus Petanesia agar bisa menerjemahkan cita-cita kemerdekaan itu secara konkret dalam kehidupan nyata.

“Ada empat pilar penopang tegaknya negara maju, adil dan makmur,” tegas yang saat pilpres aktif kampanye memenangkan Jokowi-KH Ma'ruf Amin hingga ke Taiwan, Hongkong, Malaysia, dan Saudi Arabia dengan uang pribadi.

Baca Juga: Ketum Pergunu Prof Kiai Asep: Ratu Zakiyah Simbol Idealisme Kita

Pertama, pembangunan negara harus melibatkan ulama. Tapi ulama yang jujur dan alim.

“Pemerintah harus mengamalkan ilmu ulama dan ilmuwan,” tegas yang merupakan putra KH Abdul Halim, salah seorang kiai yang turut mendirikan NU. Kiai Abdul Chalim berasal dari Leuwimunding Majalengka .

Kedua, birokrat atau pemimpin yang adil. “Sayang ibu Bupati Indramayu sudah pulang sehingga ceramah saya ini tak tersampaikan,” kata

Baca Juga: Kiai Asep Bentuk Saksi Ganda Mubarok dan Khofifah-Emil, Gus Barra Siap Biayai Siswa Berprestasi

Bupati Indramayu Nina Agustina Da'i Bachtiar memang hadir pada acara pelatinkan DPW Petanesia itu. Ia bahkan ikut menyanyi saat acara hiburan. Namun beberapa saat setelah menyampaikan sambutan, ia pulang.

Menurut , salah satu indikator keadilan pemimpin itu adalah kebijakan yang dirasakan manfaatnya oleh seluruh rakyat Indonesia. Kebijakan itu tidak diskriminatif, tidak menguntungkan golongannya sendiri atau keluarga alias oligarki. Jadi tolok ukurnya manfaat bagi masyarakat.

Baca Juga: Hadiri Muslimat NU Bersholawat Bersama Habib Syech, Khofifah: Jamaah yang Konsisten Mendoakan Bangsa

(Prof Dr , MA dan H Dedi Wahidi. foto: mma/ bangsaonline.com)

Ketiga, konglomerat yang loman alias dermawan. Yaitu konglomerat yang peduli pada nasib rakyat kecil dan ekonomi lemah.

Menurut dia, konglomerat harus membantu pemerintah untuk ikut mengentaskan kemiskinan yang masih banyak di Indonesia.

Baca Juga: Khofifah-Emil Dapat Nomor Urut 2, Jadi Lambang Semangat Optimisme Dua Periode

“Kalau konglomeratnya loman, para buruh tak akan demo,” kata yang oleh BANGSAONLINE.com dijuluki sebagai “kiai miliarder tapi dermawan” karena banyak menyedekahkan hartanya untuk kepentingan rakyat.

Pilar keempat, kata , adalah doa orang miskin. Menurut dia, doa orang miskin itu sangat penting, karena - dengan doa itu - justru akan membuat para konglomerat semakin kaya.

Ketua Umum Pengurus Pusat (PP) Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (Pergunu) itu mengingatkan bahwa para konglomerat bisa kaya justru karena ada orang miskin atau buruh yang mau bekerja pada mereka.

Baca Juga: Khofifah - Emil Jadi Paslon Nomor 2 Pilkada Jatim, Sarat Makna Optimisme Keberlanjutan

Sayangnya, kepekaan dan kepedulian para orang kaya itu kurang. Sehingga para buruh selalu demo. “Para buruh setiap bulan Mei pasti demo, karena tak ada kepedulian, sehingga terjadi kesenjangan,” tegasnya.

“Kalau orang kaya atau konglomerat peduli pada orang miskin, peduli pada buruh, mereka tak akan demo, tapi malah mendoakan,” tambah .

Hadir dalam acara itu H Dedi Wahidi, Ketua Dewan Pembina Yayasan Darul Ma'arif Kaplongan Indramayu, Bupati Indamayu, Nina Agustina Da'i Bachtiar, Ketua Umum Petanesia Eko Priyono, dan para tokoh yang lain. (m mas’ud adnan)

Baca Juga: Gus Fahmi Bantah Ada Pertarungan Politik Kiai dalam Pilkada Mojokerto 2024

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Sedekah dan Zakat Rp 8 M, Kiai Asep Tak Punya Uang, Jika Tak Gemar Bersedekah':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO