Taman Teknologi Pertanian, Cikal Bakal Masa Depan Pertanian Lamongan

Taman Teknologi Pertanian, Cikal Bakal Masa Depan Pertanian Lamongan Edi Husen saat menjelaskan Taman Teknologi Pertanian di Ruang Pertemuan Sasana Nayaka Pemkab Kabupaten Lamongan. (Haris/BANGSAONLINE)

LAMONGAN, BANGSAONLINE.com - Di Lamongan ternyata ada kawasan khusus peningkatan produksi dan peternakan berupa Taman Teknologi Pertanian (TTP). Hal itu terungkap saat Sosialisasi Taman Teknologi Pertanian Kabupaten Lamongan Tahun 2015 di Ruang Pertemuan Sasana Nayaka Pemkab Kabupaten Lamongan.

TTP itu dibentuk bekerjasama dengan Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pertanian (B2P3). Edi Husen, dari B2P3 TTP menyebutkan bahwa TT di Lamongan itu terletak di Desa Banyubang Kecamatan Solokuro. Dan Tim TTP Banyubang Kabupaten Lamongan tersebut telah dibentuk per 31 Maret 2015.

Baca Juga: Petrokimia Gresik di Usia 52 Tahun, Dorong Kemajuan Pertanian dan Industri Kimia Berkelanjutan

"Taman Teknologi Pertanian merupakan suatu kawasan yang berfungsi sebagai tempat penerapan berbagai jenis teknologi di bidang , peternakan, perikanan, dan pengolahan hasil pasca panen tepat guna dalam skala ekonomi. Tak hanya itu, tempat tersebut juga sebagai tempat pelatihan dan pusat transfer teknologi ke masyarakat luas", jelas Edi Husen.

TTP Banyubang telah didukung infrastruktur berupa jalan desa aspal atau beton sepanjang 5.500 meter yang diperkeras, makadam sepanjang 3.000 meter, jalan tanah sepanjang 2.600 meter, Jalan Usaha Tani 6.000 meter, lantai jemur 700 meter persegi dan gudang seluas 300 meter persegi.

Sedangkan komoditas yang digalakkan yakni jagung untuk dan penggemukan sapi jenis Limosin dan Bramus untuk peternakan.

Baca Juga: Dukung Peningkatan Produksi Padi, Babinsa Lakukan Pendampingan dalam Percepatan Pompanisasi

Untuk komoditi jagung, luas tanamnya mencapai 193 hektar dengan produksi yang dihasilkan sebanyak 4.825 ton/meter dan populasi sapi sebanyak 320 ekor yang menghasilkan pupuk organik sebanyak 1.600 kg per hari.

"Namun masih terdapat beberapa kendala yakni keterbatasan air, produktivitas lahan yang kurang optimal, biaya kerja yang tinggi, " ujarnya dalam acara yang dibuka oleh Asisten Ekonomi dan Pembangunan Mochammad Faiz Junaidi tersebut.

Faiz menyebut Lamongan adalah lumbung pangannya Jatim, bahkan nasional. Tahun lalu, produksi padi Lamongan mencapai 1,028 ton gabah kering giling (GKG).

Baca Juga: Jelang Musim Tanam, Dirut Petrokimia Gresik Blusukan ke Distributor dan Kios Pupuk

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Mahasiswa Indonesia Bekerja Part Time Sebagai Petani di Jepang, Viral Karena Gajinya, ini Kisahnya':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO