Kisah ​Kembalinya Sang Maestro Campursari Ngawi dari Balik Jeruji Besi

Kisah ​Kembalinya Sang Maestro Campursari Ngawi dari Balik Jeruji Besi Wartawan BANGSAONLINE.com Zainal Abidin berkesempatan foto bersama Dhalang Poer (tengah) di konser perdana usai bebas dari penjara.

NGAWI, BANGSAONLINE.com - Dari telah banyak lahir pegiat seni bahkan maestro di bidang seni olah vokal. Sebut saja mulai dari almarhum hingga yang belakangan viral yakni , serta salah satunya adalah .

Pria yang mempunyai nama asli Purwanto (54) ini dikenal dengan lagu-lagu yang menceritakan tentang kehidupan nyata. Mulai dari kritik sosial hingga percintaan. Puncak debut kariernya pada sekitar tahun 2010-an yang cukup dikenal dengan lagu "". Dan makin ngetop dengan lagu "Langit Mendung Kutho Ngawi".

Baca Juga: Belum Genap Sebulan Menjabat, Ari Kenalkan Gerakan Lisa di Rutan Magetan

Sayangnya, pria yang tinggal di Dukuh Taman, Desa Sidorejo, Kecamatan Kendal, tersebut pada akhir Juli 2021 harus berurusan dengan kepolisian. Dan semenjak itu harus menjalani sanksi hukuman di .

Ternyata meskipun berada di balik jeruji, naluri seninya tidak padam. Hal tersebut nampak selama menjalani hidup di balik tembok penjara, ia telah membuat beberapa syair lagu.

"Selama di dalam (lapas) memang banyak menulis lagu, tetapi banyak ide-ide itu masih di luar ya untuk mengisi waktu saja," jelas .

Baca Juga: Upacara dan Tasyakuran Tandai Puncak HBP ke-60 di Rutan Magetan

Salah satu lagu yang ditulis sewaktu di dalam lapas yaitu "Endi Mesramu" yang menggambarkan derita yang dialami para napi saat menjalani hukuman. Pada konser pertamanya di salah satu cafe di dalam Kota Ngawi, kembali berkiprah di dunia panggung hiburan. Ia membawakan lagu-lagu di album sebelumnya serta menyanyikan lagu-lagu yang ditulis di dalam lapas.

Bahkan setiap malam Minggu, penyanyi campursari itu telah menjadi pengisi tetap di kafe tersebut. "Alhamdulillah, setiap malam Minggu akan mengisi di sini (kafe)," terangnya.

Namun ternyata selama berada di , mayoritas menciptakan lagu-lagu religi. Salah satunya diberi judul "Durung Karuan".

Baca Juga: 158 Warga Binaan Rutan Magetan Peroleh Remisi Khusus di Idulfitri 1445 H

"Banyak lagu-lagu yang saya tulis di dalam (lapas) kebanyakan religi, salah satunya Durung Karuan," pungkasnya. (nal/ari)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO