Kiai Asep Raih Dua Penghargaan, Lencana Emas dari Gubernur dan Indonesian School Challenge Award

Kiai Asep Raih Dua Penghargaan,  Lencana Emas dari Gubernur dan Indonesian School Challenge Award Prof Dr KH Asep Saifuddin Chalim, MA (nomor dua dari kiri) memegang sertifikat penghargaan Jer Basuki Mawa Beya bersama Mas Purnomo Hadi dan Muhammad Ghofirin di Gedung Negara Grahadi, Sabtu (22/10/2022). Foto: M Mas'ud Adnan/ BANGSAONLINE.com

SURABAYA, BANGSAONLINE.com – Prof Dr , MA, pendiri dan pengasuh Pondok Pesantren Surabaya dan Pacet Mojokerto Jawa Timur mendapat penghargaan lencana Jer Basuki Mawa Beya kategori emas. Lencana itu disematkan Gubernur Jawa Timur Indar Parawansa kepada Kiai Asep saat acara peringatan Hari Santri Nasional (HSN) 2022 di Gedung Negara Grahadi Jalan Pemuda Surabaya, Sabtu (22/10/2022).

Dalam piagam penghargaan yang diberikan itu tertulis keterangan bahwa keputusan Gubernur Jawa Timur Nomor 188/752/KPTS/013/2022 memberikan penghargaan lencana emas kepada Kiai Asep atas prestasi dan keberhasilannya dalam meningkatkan prestasi santri di bidang akademik berbasis pondok pesantren.

Baca Juga: Kampanye Perdana, Gus Barra-dr Rizal Langsung Menggebrak Enam Titik Lokasi di Jatirejo

Lalu bagaimana komentar Kiai Asep? Kepada BANGSAONLINE.com Kiai Asep merespon positif.

“Waktu saya diwawancarai sekretaris Dinas Pendidikan Jawa Timur, katanya, karena murid terbanyak diterima di perguruan tinggi,” jelas Kiai Asep yang juga Ketua umum Pimpinan Pusat (PP) Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (Pergunu)

Ia mencontohkan SMA Negeri. “Kalau SMA Negeri yang diterima di perguruan tinggi hanya 100 siswa. Tapi santri yang diterima di perguruan 1.000 siswa karena jumlah santrinya memang banyak,” kata Kiai Asep.

Baca Juga: Forum Guru Madin dan Calon Bupati Tuban Siap Menangkan Khofifah-Emil di Pilgub Jatim 2024

(Gubernur Jawa Timur Indar Parawansa saat menyematkan lencana emas kepada Prof Dr KH Asep Sifuddin Chalim, Sabtu (22/10/2022).)

Ketika disinggung soal arti Jer Basuki Mawa Beya bahwa untuk menggapai cita-cita atau keberhasilan dibutuhkan biaya atau pengorbanan, Kiai Asep punya penilaian sama.

Baca Juga: Pekerja MPS Tuban Mantap Pilih Khofifah, Gubernur Paling Berpihak pada Industri Padat Karya SKT

“Ya pengorbanan. Tapi pengorbanan tidak harus berarti materi. Karena awalnya (mendirikan pesantren) kita tak punya materi. Materi itu (ada) setelah berkorban,” kata Kiai Asep kepada BANGSAONLINE.com usai acara.

Gubernur Jawa Timur juga memberikan penghargaan ;encana perak yang disematkan kepada Mas Purnomo Hadi, Kepala Dinas Koperasi dan UMKM tahun 2017-2021 atas keberhasilannya meningkatkan kesejahteraan masyarakat berbasis ponpes di Jatim melalui program one pesantren one product (OPOP).

Selain itu, juga kepada Sekretaris OPOP Jatim Muhammad Ghofirin atas prestasinya aktif melakukan pemberdayaan ekonomi pesantren dalam mewujudkan kemandirian ekonomi pesantren lewat tiga pilar, yakni pesantrenpreneur, santripreneur, dan sosiopreneur.

Baca Juga: Khofifah Hadiri Peringatan Maulid Nabi dan Pelantikan Muslimat NU Tuban

Gubernur juga menyerahkan sertifikat sholawat badar sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) Indonesia kepada ahli waris pencipta Sholawat Badar KH. Ali Mansur Siddiq dari Menteri Pendidikan, Kebudayaan Riset, dan Teknologi Nadiem Makarim.

(H Sofwan Ahmadi, LC, M.Pd saat mewakili PP menerima penghargaan The Best Leading Islamic School in Education Quality Excellent or The Year di Hotel Aston Bandung, 14 Oktober 2022. Foto: istimewa)

Baca Juga: Bersama Cabup Halindra Blusukan ke Pasar Tradisional Tuban, Khofifah Banjir Doa dan Dukungan

Gubernur menjelaskan Sholawat Badar ini sengaja didaftarkan ke Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Riset dan Teknologi sebagai WBTB, sebagai bentuk pengakuan dan apresiasi kepada pencipta Sholawat Badar.

"Hari ini menjadi terang benderang, Sholawat Badar karya KH Ali Mansur Siddiq telah resmi menjadi Warisan Budaya Tak Benda Indonesia," ungkap yang kemudian mengajak semua yang hadir melantunkan Sholawat Badar.

Sholawat Badar merupakan pujian kepada Nabi Muhammad SAW dan para sahabat yang gugur dalam Perang Badar. Salawat ini telah lama dikumandangkan oleh umat muslim untuk dipersembahkan pada Nabi Muhammad SAW.

Baca Juga: Ketum Pergunu Prof Kiai Asep: Ratu Zakiyah Simbol Idealisme Kita

Semula sholawat Badr itu dibaca oleh para kiai dan wargha Nahdlatul Ulama untuk merespon situasi genting kala pemberontakan G30S/PKI. Hingga kini bacaan sholawat Badar ini terus dilantunkan dalam berbagai acara NU. Lirik sholawat Badar jika dilafalkan dan diamalkan akan membuat seorang muslim mendapatkan pahala.

Yang menarik, pada bulan Oktober 2022 ini Kiai Asep tidak hanya menerima penghargaan Lencana Jer Basuki Mawa Bea dari Gubernur Jawa Timur. Tapi juga mendapat penghargaan The Best Leading Islamic School in Education Quality Excellent of The Year. Penghargaan itu diberikan oleh Indonesian School Challenge Award 2022 di Hotel Aston Bandung pada 14 Oktober 2022 lalu.

Tapi Kiai Asep tak hadir. Penghargaan itu diterimakan kepada H Sofwan Ahmadi, LC, M.Pd, koordinator MTs Unggulan Program SKS 2 tahun dan SKS 3 tahun. (mma)

Baca Juga: Ziarah ke Makam Gubernur Jatim M Noer di Sampang, Cipung Apresiasi Kinerja Khofifah Periode Pertama

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Sedekah dan Zakat Rp 8 M, Kiai Asep Tak Punya Uang, Jika Tak Gemar Bersedekah':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO