Penghasilan Istri Rp 2 M Tiap Bulan, Wakil Ketua MPR: Kalau Ada 10 Kiai Asep, Indonesia Maju

Penghasilan Istri Rp 2 M Tiap Bulan, Wakil Ketua MPR: Kalau Ada 10 Kiai Asep, Indonesia Maju Para Nara Sumber, Dari Kiri: Kepala Dindikbud Banten Tabrani, Wali Kota Serang H Syaruddin, Rektor UIN Banten, Prof Wawan Wahyudin, Wakil Ketua MPR RI, Yandri Susanto, Prof Dr KH Asep Saifuddin Chalim, MA, M Mas'ud Adnan dan Ahmad Fauzi. Foto: bangsaonline.com

SERANG, BANGSAONLINE.com – Bedah buku Kiai Miliarder Tapi Dermawan karya M Mas’ud Adnan terus digelar di berbagai provinsi. Kali ini buku yang bercerita tentang kiprah dan sejarah sukses Prof Dr KH Asep Saifuddin Chalim, MA, itu dibedah di Pondok Pesantren Bai Mahdi Sholeh Ma’mun, , Banten, Ahad (6/11/2022).

Acara bedah buku itu satu rangkaian dengan Pelantikan PAC Pergunu Kabupaten/Kota Banten yang dikordinasi Ketua PW Pergunu Banten, Humaedi.

Baca Juga: Di Hadapan Warga Dawarblandong, Paslon Mubarok Siapkan Program Bedah Rumah Tak Layak Huni

Pembahasnya dari berbagai latar belakang profesi. Antara lain Wakil Ketua MPR RI, Yandri Susanto, Wali Kota H Syahruddin, Rektor Universitas Islam Negeri Sultan Maulana Hasanuddin Banten, Prof Dr Wawan Wahyudin, dan Kepala Dindikbud Banten Tabrani.

Dalam bedah buku yang dimoderatori Ahmad Fauzi dari Radar Banten itu, Prof Dr KH Asep Saifuddin Chalim, MA, hadir bersama M Mas’ud Adnan, penulis buku yang juga CEO HARIAN BANGSA dan BANGSAONLINE.com itu.

juga didampingi Sekjen Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (Pergunu), Dr Aris Adi Leksono, Wakil Ketua Umum Pergunu, Ahmad Zuhri, anggota DPRD yang juga Ketua PAN Mojokerto Muhammad Santoso dan juga Wakil DPW Ketua PAN Jawa Timur, Fachruddin.

Baca Juga: Kampanye Perdana, Gus Barra-dr Rizal Langsung Menggebrak Enam Titik Lokasi di Jatirejo

Yang menarik, semua pembahas buku setebal 424 itu mengaku kagum pada .

“Kalau ada 10 kiai seperti , Indonesia pasti maju,” kata Yandri Susanto yang juga Wakil Ketua Umum Partai Amanat Nasional.

Ia menceritakan pengalamannya saat berkunjung ke Pondok Pesantren Amanatul Ummah Pacet Mojokerto Jawa Timur. Ia berkunjung ke pesantren yang didirikan dan diasuh itu bersama 8 anggota DPR RI.

Baca Juga: Ketum Pergunu Prof Kiai Asep: Ratu Zakiyah Simbol Idealisme Kita

“Seharusnya saya sebagai anggota DPR yang memberi uang pada Pak . Tapi malah saya dan 8 orang teman saya yang diberi amplop (berisi uang) dan sarung,” kata Yandri sembari tertawa. Tak pelak, semua peserta yang hadir ikut ngakak.

Ia minta agar pengurus dan anggota Pergunu bisa meniru . “Gak usah jadi miliarder. Cukup jadi jutawan saja tapi yang dermawan,” kata Yandri Susanto. Lagi-lagi disambut tawa hadirin.

Wali Kota H. Syafruddin juga mengaku kagum terhadap . Menurut dia, merupakan ulama yang harus diteladani. “Ini pelajaran penting yang tak bisa ditemukan dalam pelajaran di sekolah,” katanya.

Baca Juga: Kiai Asep Bentuk Saksi Ganda Mubarok dan Khofifah-Emil, Gus Barra Siap Biayai Siswa Berprestasi

Ia juga mengapresiasi atas terbitnya buku bersampul warna merah putih bernuansa hijau NU itu.

“Ini sangat istimewa. Judulnya sangat menarik. Di sini (sampul) ada tulisan 9 kehebatan sang kiai. Saya akan baca sampai tuntas,” kata Wali Kota Syafruddin yang mengaku baru kali ini dapat buku tersebut.

Baca Juga: Hadiri Muslimat NU Bersholawat Bersama Habib Syech, Khofifah: Jamaah yang Konsisten Mendoakan Bangsa

Rektor , Prof Wawan Wahyudin bahkan nyaris histeris. “Saya merinding baca buku ini,” kata dia.

Menurut dia, keistimewaan buku ini terletak pada judulnya, disamping keikhlasan dan kehebatan istrinya. Ia mengemukakan bahwa Mas’ud Adnan sebagai penulis berlatar belakang wartawan sukses menarik minat publik untuk membaca buku ini.

“Karena judulnya sangat menarik,” kata Prof Wawan yang tampil bersorban.

Baca Juga: Khofifah - Emil Jadi Paslon Nomor 2 Pilkada Jatim, Sarat Makna Optimisme Keberlanjutan

Prof Wawan mengaku sangat mengagumi . Betapa tidak. “Pengukuhan guru besarnya saja dihadiri presiden,” kata Prof Wawan.

Ia tak habis pikir ada seorang kiai kaya raya sekaligus dermawan. “Saya merinding lagi karena itu orang pesantren,” katanya.

Ia berharap mendapat barokah dari . Sehingga juga bisa menjadi miliarder yang dermwsan. “Agar ada Wawan yang dermawan,” katanya sembari tertawa.

Baca Juga: Gus Fahmi Bantah Ada Pertarungan Politik Kiai dalam Pilkada Mojokerto 2024

Sementara Kepala Dindikbud Banten Tabrani mengaku banyak belajar ikhlas kepada setelah membaca buku ini. Ia berharap mendapat barokah sehingga bisa meneladani.

M Mas’ud Adnan, sang penulis, yang berbicara pertama, memaparkan bahwa memang ulama banyak keistimewaan. Karena itu wajar, jika banyak yang mengidoalakan.

“Bahkan ketika buku ini dibedah di Pesantren Tahfidzul Quran Ilmul Yaqin, Tompo Bulu, Maros, Sulawesi Selatan, ada seorang peserta yang mantan ketua Muhammadiyah Kabupaten Maros dua periode dan kepala SMA Muhammadiyah tiga periode langsung berikrar bahwa mulai saat ini saya masuk NU karena bertemu . Ia bilang menjadi idolanya,” kata Mas’ud Adnan yang langsung disambut riuh peserta bedah buku.

Baca Juga: Gus Fahmi, Putra Kiai Chusaini Ilyas: Abah Saya Jangan Ditabrakkan dengan Kiai Asep

Mas’ud Adnan juga bercerita bahwa merupakan putra KH Abdul Chalim, salah seorang ulama pendiri NU. “Bisa dilihat pada dokumentasi PBNU periode pertama. Kiai Abdul Chalim tercatat sebagai Katib Tsani Syuriah PBNU. Jadi ini dzurriah pendiri NU,” kata alumnus Pesantren Tebuireng dan Pascasarjana Unair itu.

Tapi benarkah itu miliarder? “Penghasilan istrinya saja tiap bulan Rp 2 miliar. Belum lagi kalau disatukan dengan penghasilan . Bisa mencapai Rp 6 miliar,” kata Mas’ud Adnan. Peserta bedah buku itu langsung riuh heran. Istri adalah Nyai Hajjah Alif Fadilah.

Mas’ud kemudian mengutip hasil sulvei Thomas J Stenley yang mewawancari 733 miliarder di Amerika Serikat. “Ada 100 variabel yang menjadi faktor sukses seseorang. Tapi 10 faktor teratas ternyata bukan IQ dan lembaga pendidikan. IQ malah menjadi faktor ke 21, sedang lembaga pedidikan malah menjadi faktor ke 23,” kata Mas’ud Adnan.

Lalu apa faktor pertama yang membuat orang sukses? “Kejujuran atau being honest all people. Nah, kalau soal kejujuran, sudah tak diragukan lagi,” kata Mas’ud Adnan.

Kedua, tutur Mas’ud, adalah disiplin keras. “Ketiga, mudah bergaul. selalu mengistilahkan piawai berkomunikasi,” katanya.

Yang menarik, faktor keempat. “Yaitu dukungan pendamping. Nah, faktor pendamping itu bagi adalah istri,” kata Mas’ud Adnan sembari mengatakan bahwa semua variabel dan faktor itu ada pada diri .

Acara bedah buku itu kian seru ketika sesi tanya jawab. Seorang ibu bertanya, apakah seorang guru yang gajinya hanya 200 ribu sebulan boleh punya keinginan jadi miliarder. Lalu bagaimana caranya. “Saya sudah berdoa tapi masih tetap seperti ini,” katanya.

Peserta lain bertanya, bagaimana meyakinkan diri terhadap doa sehingga bisa sukses seperti . Ada juga seorang ibu mengaku menangis tapi tak mengeluarkan air mata dan seterusnya.

menjawab satu persatu. Menurut dia, siapapun boleh bercita-cita ingin menjadi miliarder. Caranya, kata , kita harus punya anggota DPR dan kepala daerah yang jujur dan bersih. “Bukan yang menjualbelikan jabatan,” kata .

Menurut , jika ibu-ibu punya kepala daerah yang bersih, nanti para guru akan dapat dana BOS dan BOSDA. “Itu kan bisa menjadi kesejahteraan guru,” katanya.

Bahkan semua kebijakan DPR dan kepala daerahnya akan mengarah pada kesejahteraan dan kemakmuran rakyatnya. Yaitu sesuai dengan kaidah tasyarraful imam alar ra’iyah manutun bil maslahah. Bahkan kebijakan seorang pemimpin harus diorientasikan kepada kemaslahatan rakyatnya.

Soal keyakinan terhadap mustajabnya doa, bercerita ketika awal mendirikan pondok pesantren. Menurut dia, saat itu muridnya hanya 48 orang. Sekolahnya terbuat dari terop tapi diberi nama Madrasah Bertaraf Internasional.

“Tanahnya tak sampai satu hektar. Saya beli dengan cara menyicil,” kata .

Namun, baru 11 tahun, pesantren yang ia dirikan sudah maju pesat. Santrinya mencapai puluhan ribu dan mendapat berbagai penghargaan.

kemudian mengijazahkan doa yang ia amalkan. "Doanya ada di bagian akhir buku itu," kata .

Usai acara pelantikan dan bedah buku dan rombongan menghadiri peletakan batu pertama dan peresmian Gedung Sekolah Dasar (SD) Al Madina (Inklusif Berkarakter) di Kramatwatu Banten. Sekolah ini berada di bawah Yayasan Al Madina Abdi Nusantara Pergunu.

“Setelah suami saya meninggal, yayasan ini saya serahkan kepada Pergunu yang ditangani Mas Aris Laksono dan Gus Habib,” kata Bu Um, pemilik Yayasan tersebut.

mengaku terkejut. “Saya baru tahu adanya yayasan ini. Yang membuat saya terkejut, karena selama ini saya tak pernah tahu kalau Mas Habib, anak saya, yang menangani,” kata .

mengaku terkesan dan bangga terhadap perjuangan Bu Um dan pengurus yayasan ini.

Dalam acara itu Yandri Susanto dan pejabat Dikbud setempat juga hadir. (mma)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Sedekah dan Zakat Rp 8 M, Kiai Asep Tak Punya Uang, Jika Tak Gemar Bersedekah':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO