![Hari Pers Nasional 2023, Khofifah: Momentum Perkuat Khittah Media sebagai Pilar Penyangga Demokrasi Hari Pers Nasional 2023, Khofifah: Momentum Perkuat Khittah Media sebagai Pilar Penyangga Demokrasi](/images/uploads/berita/700/5d7af31aa9e158f36f6e3a9b5e15be1b.jpg)
SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Peringatan Hari Pers Nasional (HPN) 2023 merupakan momentum untuk memperkuat kebebasan pers yang bertanggung jawab. Hal itu disampaikan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Kamis (9/2/23).
Gubernur perempuan pertama di Jawa Timur ini mengatakan HPN 2023 harus dijadikan media untuk memperkuat komitmen kepada khittah sebagai salah satu pilar utama penyangga demokrasi. Bukan hanya semata-mata menjadi institusi penyedia informasi bagi publik, tetapi juga merepresentasikan fungsi kontrol, fungsi kritik, dan penyedia ruang bagi partisipasi publik.
BACA JUGA:
- Ikuti Proses Coklit di Kediamannya, Khofifah: Sangat Penting dalam Proses Pilkada Serentak
- Terima Pin Emas BNPT 2024, Khofifah Ajak Masyarakat Perangi Paham Radikal dan Terorisme
- Hadiri Pemakaman Kadis Koperasi dan UKM Jatim, Pj Adhy: Keluarga Besar Pemprov Berduka
- Berbagi Kurma hingga Susu di Hari Pertama MPLS, Cara Khofifah Bersapa Siswa Sepulang Haji
"Pemenuhan hak asasi rakyat untuk memperoleh informasi dan kemerdekaan pers untuk menyampaikan informasi, berbanding lurus dengan manifestasi prinsip kedaulatan rakyat," ujarnya.
Sekadar diketahui, rangkaian perayaan HPN 2023 akan digelar di Medan, Sumatera Utara selama enam hari berturut-turut, 6-12 Februari 2023. HPN kali ini mengusung tema "Pers Bebas, Demokrasi Bermartabat".
Khofifah menyadari, era media sosial (medsos) saat ini membuat setiap orang bisa menjadi pewarta. Mereka bisa membuat konten atau menyebarkan informasi sebagai halnya jurnalis lewat proses produksi, sunting, maupun reproduksi. Hanya saja, mayoritas pengguna medsos belum memahami kode etik jurnalistik.
"Kondisi ini diperparah dengan tingkat literasi digital masyarakat kita yang kurang, sehingga dengan mudahnya percaya dengan kabar yang tidak tahu asal usulnya, tanpa melakukan cek dan ricek. Alhasil, di media sosial banyak sekali bertebaran kabar hoax dan ujaran kebencian yang berpotensi memecah belah bangsa," cetusnya.
Untuk itu, Khofifah berharap media bisa 'membanjiri' kanal dan platform dengan berita-berita yang positif, mencerdaskan, dan mempererat persatuan dan kesatuan sebagai bangsa. Di samping terus berevolusi seiring perkembangan teknologi.