KEDIRI, BANGSAONLINE.com - Di era digital yang perkembangan sudah sangat pesat, ternyata masih ada sekolah yang mengajarkan membuat surat kepada pelajar. Hal itu terjadi pada pelajar kelas VII SMP Negeri 2 Pare, Kabupaten Kediri.
Materi itu diajarkan dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia yang diajarkan oleh guru Yuni Kuswidarti. Sebagai praktik, Yuni meminta siswa didiknya untuk membuat surat yang ditujukan kepada Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramana.
BACA JUGA:
- Pasangan Dhito-Dewi Daftar Cabup-Cawabup ke KPU Kabupaten Kediri
- Hadiri Karnaval di Desa Tiron, Bupati Dhito Sapa Warga dan Borong Pentol untuk Dibagikan
- Putusan MK tak Pengaruhi 10 Partai Non-Parlemen di Kediri, Tetap Dukung Dhito-Dewi
- PAN dan PKS Kembali Usung Dhito-Dewi pada Pilkada Kabupaten Kediri 2024
Surat-surat karya pelajar itu beberapa di antaranya diunggah oleh Yuni ke instagramnya, @yunikusw. 'Menjadi kritis bukannya sinis!,' tulis Yuni dalam caption postingannya.
Tak disangka, surat-surat dari pelajar yang bervariatif itu mendapat perhatian dari Bupati Hanindhito. Ia mengapresiasi surat dari para pelajar karena mereka menyoroti hal-hal yang di lingkungan sekitarnya, termasuk dunia pendidikan.
Bupati yang merupakan Putra Menseskab Pramono Anung itu pun mendatangi langsung SMP Negeri 2 Pare untuk menemui para pelajar yang berkirim surat.
Ia memuji surat-surat karya pelajar. Menurutnya, surat pribadi itu bisa menjadi wadah bagi siswa untuk belajar kritis, di samping belajar bahasa.
"Nanti minta surat-surat anak-anak ya, karena saya seorang bupati, juga perlu kritik. Kritik panjenengan itu vitamin buat saya," kata Dhito, sapaan akrab Bupati Kediri, di hadapan para pelajar kelas VII, Selasa (30/5/2023).
Dhito mengaku tertarik datang ke SMPN 2 Pare karena ternyata masih ada guru yang mengajari siswanya belajar membuat surat, bahkan menugaskan untuk mengkritisi pemerintahan. Apalagi, lanjut Dhito, kakeknya dulu merupakan seorang guru Bahasa Indonesia.