Bentuk Syukur, Tradisi Sedekah Bumi di Pemakaman Masih Lestari di Tuban

Bentuk Syukur, Tradisi Sedekah Bumi di Pemakaman Masih Lestari di Tuban Masyarakat di Desa Kembangbilo, Kecamatan/Kabupaten Tuban, dalam kegiatan sedekah bumi.

TUBAN, BANGSAONLINE.com - Budaya dan tradisi sedekah bumi yang dilaksanakan di tempat pemakaman hingga kini masih lestari di desa-desa Kabupaten Tuban.

Salah satunya yang terus dilakukan sejak dahulu ialah di Desa Kembangbilo, Kecamatan/Kabupaten Tuban.

Baca Juga: Selama Liburan Sekolah, Anak-Anak di Tuban Belajar Karawitan

Di desa ini, setiap tahun masih melakukan sedekah bumi di lokasi pemakaman umum desa setempat.

Menurut warga sekitar, pelaksanaan sedekah bumi merupakan wujud syukur kepada yang Maha Kuasa. Terutama, setelah adanya panen raya yang dilakukan petani.

"Sedekah bumi ini sebagai bentuk syukur kepada Allah SWT dan selalu dilaksanakan setiap tahun setelah panen raya," ujar Pak Jek warga sekitar saat ditemui lokasi sedekah bumi, Senin (10/7/2023).

Baca Juga: Beri Makan Monyet dan Ikan, Tradisi Sedekah Bumi Masih Lestari di Sendang Bektiharjo Tuban

Warga Kembangbilo juga meyakini, meskipun tak ikut panen raya tetap mengikuti ritual tahunan tersebut.

Pasalnya, dengan kegiatan sedekah bumi bisa memperlancar rezeki dan penuh keberkahan dalam hidupnya.

Disisi lain, setiap pelaksanaan sedekah bumi nampak ratusan warga berduyun-duyun datang ke pemakaman umum yang tak jauh dari pemukiman.

Baca Juga: Ratusan Catin Nikah di Malam Songo, Kemenag Tuban Siapkan Puluhan Penghulu

Terlihat warga datang tidak dengan tangan kosong, mereka membawa serta berbagai macam jajanan pasar, mulai dari kue cucur, tape, jenang ketan, rengginang dan lainnya.

Setelah sampai di pemakaman umum terlihat para ibu-ibu dan bapak-bapak duduk dengan menaruh jajan khas sedekah bumi yang telah di di taruh di rinjing. Setelah itu mereka duduk melakukan doa bersama.

Sementara itu, saat ditemui di tempat acara, Kepala Desa Kembangbilo, Abdurrohim mengatakan, kegiatan ini merupakan kegiatan tahunan. Pelaksanaan setiap tahunnya berada di dusun yang berbeda di Desa Kembangbilo. Yaitu, Dusun Lidan dan Dusun Kembangbilo secara bergantian melakukan sedekah bumi.

Baca Juga: Diduga Kurang Oksigen, Pria di Tuban Tewas di Sumur

"Sedekah bumi ini merupakan, kegiatan tahunan masyarakat dari turun temurun. Dalam sedekah bumi ini masyarakat membawa jajan tradisional seperti kue cucur, tape, jenang ketan, rengginang dan lainnya," ungkapnya.

Ia berharap, melalui kegiatan sedekah bumi ini masyarakat diajukan dari segala penyakit dan marabahaya. Selain itu, diberikan kesehatan rizki yang lancar dan barokah.

"Semoga warga masyarakat diberikan rizki yang berlimpah," harapnya.

Baca Juga: Siratan Agung Lanjar Maibit, Warisan Budaya dan Potensi Peningkatan PAD Desa

Kades Abdurrohim juga menyampaikan, kegiatan selalu dilaksanakan di makam karena di lokasi ini terdapat satu makam yang dikeramatkan dan tempat pertapaan sunan bejagung yakni Syaikh Muhammad As'ari.

Menurut cerita turun-temurun dari masyarakat terdahulu, makam tersebut dijuluki dengan nama ki lele atau masyarakat sering menyebutnya dengan orang penangkal petir atau penakluk petir.

"Dari cerita terdahulu jika masyarakat Kembangbilo ada yang tersambar petir pasti mengucap saya masih putunya Ki lele. Dan menurut mitos terdahulu ucapan tersebut dipercaya masyarakat selamat dari dari marabahaya sambaran petir," tutup kades. (wan/sis)

Baca Juga: Warga Tegalagung Tuban Gelar Sedekah Bumi untuk Tolak Balak Penyakit

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO