Bupati Tulungagung Blusukan ke Desa, Tinjau Janda Tua Sakit tak Terurus

Bupati Tulungagung Blusukan ke Desa, Tinjau Janda Tua Sakit tak Terurus Bupati Tulungagung Syahri Mulyo ketika dialog dengan Ponirah, janda tua yang sakit dan tak terurus. (foto; feri/BANGSAONLINE)

TULUNGAGUNG, BANGSAONLINE.com - Mendapat laporan ada warganya, seorang janda tua, sakit dan tak terurus, Bupati Tulungagung mendadak blusukan ke kelurahan Ngunut tanpa sepengetahuan Lurah dan Camat setempat. Bupati ingin memastikan kebenaran berita bahwa ada janda miskin yang sakit stroke selama 2 tahun tak mendapatkan perhatian pemerintah desa.

Janda tua itu diketahui bernama Ponirah (60) yang merupakan penduduk asli setempat. Kondisinya sangat memprihatinkan karena keseharianya seperti makan, minum, tidur dan BAB (buang air besar) hanya bisa terbaring di tempat tidur. Parahnya lagi hidup Ponirah hanya bergantung pada tetangga dan salah satu saudaranya.

Baca Juga: Berani Lawan Jambret, Mbah Poninten Dapat Penghargaan dari Polisi

“Iya benar, mbah Ponirah sudah tak punya siapa-siapa lagi. Makan dan perawatan hanya dari kami para tetangga dan saudara yang membantu. Mau diobatkan tak punya biaya, surat jaminan kesehatan pun tak punya karena tidak terdaftar sebagai peserta,” ungkap Suratun (45) tetangga Ponirah yang menyebarkan berita itu kepada Bupati.

Bupati Tulungagung, Syahri Mulyo yang meninjau dan berdialog langsung dengan Ponirah menyayangkan nenek Ponirah yang tidak masuk dalam daftar masyarakat miskin.

“Jelas kami akan bersama SKPD terkait segera mengambil langkah untuk melakukan pendataan ulang warga miskin di seluruh Kabupaten. Karena dikawatirkan data sudah tidak valid lagi, hal ini jelas merugikan warga yang seharusnya mendapatkan hak itu,” ungkap Bupati geram.

Baca Juga: Ketika Cinta Tak Kenal Usia, Pemuda 29 Tahun di Ponorogo Nikahi Nenek 76 Tahun

Bahkan, Sriyati (50), adik ipar Ponirah, mengadu ke Bupati tentang kondisi yang dialami Ponirah di mana ia tidak diperhatikan pemerintah desa. Ia bercerita bahwa ia sempat meminta bantuan untuk mengurus pengobatan gratis ke pemerintah desa, namun malah dikasih uang sebesar Rp 100.000.

“Ini membuktikan bahwa staf desa kurang empatinya hingga terabaikan. Mulai hari ini biar diproses pihak terkait untuk disertakan pelayanan kesehatan miskin yang layak. Selanjutnya kami akan mengumpulkan camat di seluruh kabupaten untuk membicarakan persoalan ini,” tambah Bupati.

Di akhir kunjungannya, Bupati sempat menyerahkan bantuan uang tunai kepada Ponirah. Bantuan itu diharapkan bisa meringankan beban sehari-hari. (fer/rvl)

Baca Juga: Nenek Sebatang Kara Supiyani Akhirnya Dirawat di RSUD Ibnu Sina Gresik

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO