Pemahaman Poltik di Indonesia Rendah, Pascasarjana UMM Lakukan Penelitian Politik

Pemahaman Poltik di Indonesia Rendah, Pascasarjana UMM Lakukan Penelitian Politik Wahyudi Winarjo, Pengamat Politik sekaligus Dosen di UMM. (foto: tuhu priyono/BANGSAONLINE)

MALANG, BANGSAONLINE.com - Pemahaman politik di Indonesia, sebagai negara demokrasi tergolong rendah. Prihatin dengan kondisi itu, dua pengamat politik Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) yang juga alumni Universitas Indonesia (UI) Wahyudi Winarjo dan Vina Salviana sebagai Ketua Tim Peneliti Politik, terpanggil melakukan sekaligus memberikan pendidikan politik kepada para wakil rakyat yang duduk di gedung dewan. Namun, yang dilakukan hanya bersifat perseorangan.

“Pendidikan politik itu harus dilakukan seluruh partai politik di Indonesia, agar rakyat atau konstituen mengerti dalam memilih partai dan kader yang benar-benar mempunyai track record atau memiliki sejarah kepartaian yang baik. Jadi jangan sampai rakyat hanya asal pilih wakil-wakilnya di legislatif dan setelah itu di antara mereka tidak ada lagi sambung rasa,” ujar Wahyudi.

Baca Juga: Peneliti Temukan Kandungan Magic Mushroom Mampu Redakan Depresi

Wahyudi menambahkan, pendidikan politik di Indonesia hanya dilakukan dengan cara-cara kampanye saat para calon itu meminta dukungan. Dukungannya pun bersifat instan, dan pada akhirnya, mereka (rakyat-red) akan kehilangan panggung di pemerintahan setelah wakilnya duduk di legislatif.

“Kami sangat menginginkan, pendidikan politik itu bisa dilakukan secara regular pada forum-forum tertentu seperti yang telah dilakukan Gerindra, PKS dan Golkar. Saya bukan orang partai, saya adalah orang kampus, tetapi apa yang dilakukan Gerindra itu seharusnya dapat diteruskan di tingkat daerah,” papar dia.

Wayhudi mengungkapkan bahwa apa yang telah dilakukan Gerindra dalam memberi pembekalan politik pada kadernya di Hambalang sangat baik untuk memupuk nasionalisme dan cinta tanah air pada kadernya. 

Baca Juga: Guru Besar Ini Dua Minggu Makan Mie Instan, Demi Uang Rp 100 Juta untuk Beli Peralatan Penelitian

“Kalau saya lihat, beberapa anggota dewan di kabupaten Malang ini masih banyak yang instant. Hal itu bisa dilihat dari pola perekrutan caleg. Kebanyakan bukan dari kader partai, justru banyak orang luar partai ikut mendaftar. Sehingga, pada saat mereka duduk di kursi dewan, masih belum tampak mereka itu dapat mewakili konstituennya,” ujar dia.

Mereka sengaja mengajak dua mahasiswa pascasarjana UMM untuk ikut serta dalam di bidang politik. Harapannya hasilnya nanti, dapat digunakan sebagai bahan acuan untuk memperbaiki sistem politik di Indonesia. (thu/ns) 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO