Sepak Bola Usia Dini, Bukan soal Menang atau Kalah

Sepak Bola Usia Dini, Bukan soal Menang atau Kalah

Oleh: Dr. Imam Syafii, M.Kes
Dosen Fakultas Ilmu Kelolahragaan dan Ilmu Kesehatan Universitas Negeri Surabaya

BANGKALAN, BANGSAONLINE.com - Pembinaan , yang dikenal dengan istilah lebih mengedepankan pengenalan dan pengembangan keterampilan dasar permainan sepak bola yang dikemas dalam suasa menyenangkan bagi anak-anak. 

Baca Juga: Menang Tipis 0-1 atas Pekanbaru, Persibo Bojonegoro Lolos ke Liga 2

Dalam berbagai referensi, termasuk dalam dokumen FIFA, usia terbentang antara 6-12 tahun. 

Pada rentang usia tersebut, belum ada target mencari kemenangan dan juara ketika bertanding pada sebuah turnamen.

Hasil yang dicapai dalam suatu pertandingan saat itu merupakan gambaran kemampuan anak sebagai hasil belajarnya. 

Baca Juga: 1.538 Petugas Gabungan Bakal Kawal Partai Final Leg ke-2 Madura Vs Persib di Bangkalan

Pada fase anak-anak sedang berada pada tahapan belajar kognitif dan assosiatif dengan kata kunci pengulangan. 

Proses belajar gerak dasar harus dilakukan secara berulang ulang untuk mencapai standar penguasaan yang diharapkan. 

Pada fase kognitif, seorang anak belajar mengingat, mengambil keputusan dan memecahkan masalah yang dihadapi di lapangan. 

Baca Juga: Dua Tim Wakil Jatim Lolos 8 Besar Liga 3, Selangkah Lagi menuju Liga 2

Suatu ketika, misalnya ada bola yang datang dari arah depan dan harus diperebutkan dengan lawan bermainnya, maka dia belum bisa mengambil keputusan secara otomatis.

Dia akan mengingat kembali pengalamannya terlebih dahulu ketika menghadapi situasi tersebut, baru mengambil keputusan. 

Untuk membiasakan mengambil keputusan dengan cepat itu, seorang anak harus melakukannya secara berulang-ulang melalui latihan yang terencana. 

Tujuannya agar anak dapat terus meningkat kemampuannya dalam memecahkan masalah terhadap situasi yang terjadi di lapangan. 

Baca Juga: Empat Tim asal Jatim Keok di Babak 16 Besar Liga 3 Nasional

Frekuensi atau seberapa sering seorang anak mengulang keterampilan dasar yang dibutuhkan akan menjadi penentu kualitas hasil belajarnya. 

Pada fase asosiatif, yang merupakan tahapan belajar berikutnya, seorang anak akan belajar merangkai atau menggabungkan keterampilan dasar satu dengan yang lainnya.

Pada fase ini keterampilan dasar yang dimiliki seorang anak akan dipergunakan untuk kebutuhan bermain secara tim dengan pemain lainnya. 

Baca Juga: PSSI Siapkan 12 Unit Mobil Perangkat VAR untuk Liga 1 Musim Depan

Anak sudah mulai dikenalkan untuk belajar memahami situasi permainan, apa yang harus dilakukan ketika timnya diserang atau sebaliknya. 

Model latihan Small Side Game, permainan kecil yang terdiri dari beberapa pemain dengan ruang yang terbatas sangat penting untuk dikenalkan pada mereka.

Penekanan latihan fisik yang harus diberikan meliputi koordinasi, keseimbangan, kelincahan, persepsi, awareness, kapasitas aerobik. 

Pada aspek teknik ditekankan pada penguasaan bola seperti kontrol, mengoper dan menerima bola, menembak ke gawang, menyerang dan bertahan 1 lawan 1, balik badan (turning) dan lari dengan bola. 

Baca Juga: Liga 3 Nasional: Persibo Raih Hasil Seri Lawan Cilegon, Suporter Kecewa

Untuk kebutuhan taktikal anak-anak sudah mulai dikenalkan ball possession, prinsip menyerang dan bertahan, permainan kombinasi dan membangunan permainan dari bawah atau lapangan sendiri.

Sementara aspek psikologis yang perlu ditanamkan adalah motivasi, respek dan disipilin serta rasa percaya diri.
Anak-anak yang berada pada usia sering dikatakan sebagai Golden of Age Learning, yakni masa keemasan belajar. 

Belajar apa? Belajar segala aspek komponen dasar yang dibutuhkan pada permainan sepak bola. 

Baca Juga: Tuan Rumah Juara Liga Ramadhan 2024

Ketika bertandingpun pada suatu turnamen mereka dalam kontek belajar. Oleh sebab itu tuntutan yang berlebihan terhadap capaian mereka sangat tidak dibenarkan. Menang dan kalah adalah bagian proses dari fase belajar mereka. 

Tidak berlebihan jika Arsene Wenger, pelatih profesional asal Perancis mengatakan bahwa di usia muda, kemenangan bukanlah hal yang terpenting, yang terpenting adalah mengembangkan kreativitas, keterampilan dan rasa percaya diri.

Di Indonesia sering kali tuntutan menang dan juara dalam mengikuti turnamen merupakan hal biasa bagi sebagian tim. 

Akibatnya anak-anak diperlakukan seperti orang dewasa, baik dalam aspek latihannya maupun target yang ingin dicapai. 

Baca Juga: Pecundangi PSM Madiun 1-0, Persibo Melenggang ke Perempat Final dan Liga 3 Nasional

Bahkan tidak jarang, pencurian umur atau pemalsuan dokumen anak dilakukan, baik oleh orang tua maupun menajemen tim karena adanya ambisi menang dan juara. 

Patut menjadi perhatian semua pihak, pengakuan seorang pemain terkemuka Spanyol, yang lama membela Barcelona FC, Xavi Hernandes:

“aku dibina dan dilatih di Akademi La Masia bukan untuk menang dan juara, tapi aku dibina dan dilatih untuk berkembang dan matang di setiap usiaku. Menang, kalah, seri dan jauara adalah bonusnya permainan. Biarkan anak-anak berproses merasakan pahit manisnya pertandingan karena pertandingan itu sendiri sudah merupakan beban bagi mereka. Jangan bebani mereka harus menang dan juara,”.

Tatakelola pembinaan usia dini yang baik diyakini banyak pihak akan menjadi pondasi kuat dalam pembentukan Tim Nasional yang tangguh. 

Sebut saja Jerman, Prancis dan Belgia, ketika tim nasional mereka terpuruk prestasinya, maka pembenahan pembinaannya dimulai dari pembinaan usia dininya. 

Jerman misalnya, saat mengalami keterpurukan prestasi di level Internasional pada era 2000-2005, langkah yang ditempuh oleh Deutscher Fussball-Bund (DFB) sebagai otoritas sepak bola Jerman adalah menata kembali National Talent Center dan setiap klub profesional harus memiliki pemain binaan yang dimulai pada usia 10 tahun. 

Upaya ini nampaknya berbuah manis dengan lahirnya beberapa pemain terkemuka Jerman seperti Philipp Lahm, Thomas Muller, Maco Reus dan Marcel Scmelder. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Demam Euro 2021, Warga Desa di Pasuruan Ini Kibarkan Ratusan Bendera Ukuran Raksasa':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO