Prof Kiai Asep di Depan Wali Santri: Saya Dulu Gelandangan, Pernah Melamar Jadi Tukang Parkir

Prof Kiai Asep di Depan Wali Santri: Saya Dulu Gelandangan, Pernah  Melamar Jadi Tukang Parkir Prof Dr KH Asep Saifuddn Chalim, MA. Foto: MMA/bangsaonline

SURABAYA, BANGSAONLINE.com – Secara maraton Prof Dr KH Asep Saifuddn Chalim, MA menghadiri acara Haflah Akhhirussanah para santri Pondok Pesantren yang lulus SMP, SMA dan MTs serta Madrasah Aliyah (MA). Haflah itu digelar di dua tempat. Yaitu di Pondok Pesantren Amanatul Surabaya dan Pacet Mojokerto, sejak Sabtu (1/6/2024) malam hingga Ahad (2/6/2024) sore.

Acara Haflah itu selain dihadiri para santri yang lulus juga wali santri. Akibatnya jalan di sekitar Pesantren macet karena banyak mobil wali santri parkir dan lalu lalang.

Baca Juga: Di Hadapan Warga Dawarblandong, Paslon Mubarok Siapkan Program Bedah Rumah Tak Layak Huni

Prof Dr KH Asep Saifuddin Chalim, MA, pendiri dan pengasuh Pondok Pesantren memberi wejangan sekaligus memimpin istighatsah.

Dalam taushiyahnya, sangat menekankan tentang pentingnya akhlak mulia atau ahlaqul karimah. Ia berharap semua santrinya sukses. Ia mengaku selalu berdoa tidak hanya untuk para santrinya tapi juga untuk kedua orang tua mereka dan semua keluarganya.

“Semoga diantara kalian ada yang jadi bupati dan walikota, gubernur, menteri dan presiden,” kata yang diamini para wali santri yang hadir. Ia juga berdoa, teratama untuk para wali santri yang hadir, banyak rezeki dan terlepas dari lilitan hutang.

Baca Juga: Kampanye Perdana, Gus Barra-dr Rizal Langsung Menggebrak Enam Titik Lokasi di Jatirejo

“Anak-anak harus berani menjadi pemimpin. Tapi harus membawa visi-misi sekolah kalian. Kalau tidak, gak usah, karena nanti kalian akan korupsi,” tegas putra KH Abdul Chalim, salah seorang kiai pendiri NU dan pejuang kemerdekaan RI yang pada tahun 2023 ditetapkan sebagai pahlawan nasional.

Para wali santri saat menghadiri Haflah Akhirussanah di Pondok Pesantren Jalan Siwalankerto Utara Surabaya, Ahad (2/6/2024). Foto: MMA/bangsaonline

Baca Juga: Ketum Pergunu Prof Kiai Asep: Ratu Zakiyah Simbol Idealisme Kita

Menurut dia, goal of graduate (tujuan kelulusan) , selain menjadi ulama besar yang menerangi dunia juga menjadi pemimpin dunia dan pemimpin Indonesia yang yang mengupayakan terwujudnya kesejahteraan dan tegaknya keadilan.

“Atau jadi konglomerat besar yang berkontribusi terhadap kesejahteraan bangsa Indonesia,” kata . “Atau jadi profesional yang berkualitas dan bertanggungjawab,” tambah Ketua Umum Pimpinan Pusat Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (Pergunu) itu.

lalu membeberkan perjungan hidupnya hingga sukses seperti sekarang ini.

Baca Juga: Kiai Asep Bentuk Saksi Ganda Mubarok dan Khofifah-Emil, Gus Barra Siap Biayai Siswa Berprestasi

“Saya dulu , nak. Kadang makan kadang tidak. Ya di Siwalankerto ini,” kata .

dan istrinya juga mengaku tidur di ruang kelas, karena tak punya rumah.

Kondisi ekonomi yang miskin itu membuat salah seorang warga Siwalankerto Surabaya iba.

Baca Juga: Hadiri Muslimat NU Bersholawat Bersama Habib Syech, Khofifah: Jamaah yang Konsisten Mendoakan Bangsa

“Dulu di Siwalankerto ini ada orang kaya menawari rumah untuk ditempati. Tapi istri saya tak mau. Saya juga bersyukur istri saya tidak mau. Enak tidur di ruang kelas,” kata yang merasa bisa menjaga harga diri sembari mengatakan bahwa dirinya selalu mendoakan istrinya, Nyai Hj Alif Fadilah.

juga mengaku pernah . Tapi tak diterima. Dia bersyukur tak diterima sehingga tak terlena jadi tukang perkir.

“Tapi kenapa saya bisa seperti sekarang? Karena saya punya hati. Saya punya cita-cita,” tegas di depan ribuan wali santri dan para santri yang lulus SMP, SMA, Mts, MA.

Baca Juga: Khofifah - Emil Jadi Paslon Nomor 2 Pilkada Jatim, Sarat Makna Optimisme Keberlanjutan

Karena itu minta pada para santri dan wali santri agar meneguhkan cita-cita. Menurut dia, cita-cita itu harus tinggi. 

Kenapa? “Karena Allah itu senang pada orang yang punya cita-cita tinggi. Innallah yuhibbu ma’liyal umur wayukrahu safsafaha. Sesunggunya Allah iitu sangat senang pada orang yang punya cita-cita tinggi dan tidak senang pada orang yang cita-citanya rendah,” kata mengutip Kitab Ta’limul Muta’allim yang ditulis oleh Imam Az-Zarnuji, tokoh pendidikan Islam asal Kazakhstan yang sangat populer di dunia pesantren.

Kini sukses besar. Kiai asal Cirebon Jawa Barat itu populer sebagai kiai miliarder tapi dermawan. memiliki pondok pesantren di tiga tempat. Yaitu di Surabaya, Pacet Mojokerto, dan Leuwimunding Majalengka Jawa Barat.

Baca Juga: Gus Fahmi Bantah Ada Pertarungan Politik Kiai dalam Pilkada Mojokerto 2024

Santrinya sekitr 14 ribu orang. Dan berprestasi. Selain banyak diterima di Perguruan Tinggi Negeri (PTN) juga banyak yang diterima di luar negeri, seperti Kanada, Amerika Serikat, Jepang, Inggris, Mesir, Jerman, Rusia, Tunisia, Maroko, dan negara-negara lainnya. (MMA)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Sedekah dan Zakat Rp 8 M, Kiai Asep Tak Punya Uang, Jika Tak Gemar Bersedekah':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO