JOMBANG, BANGSAONLINE.com - Wayang Potehi Klenteng Gudo yang merupakan budaya warga Tionghoa ini usai melaksanakan Tour De Eropa. Agenda tersebut untuk memenuhi undangan dari Universitas Napoli, Italia, dan Unesco di Prancis.
Selama 13 hari akhir bulan Mei hingga pertengahan Juni 2024, paguyuban wayang potehi di Eropa mementaskan identitas Kota Santri, yakni menyajikan lagu Yalal Wathon yang didentik dengan Kabupaten Jombang tempat pendiri Nahdlatul Ulama (NU).
BACA JUGA:
- KH Asad Said Ali: Muktamar yang Buruk Melahirkan Kepengurusan yang Buruk
- NU Tegaskan Tak Terlibat Dukung-mendukung pada Pilkada 2024 di Kota Probolinggo
- Bersama Syekh Afeefuddin Al-Jailani di Masjid Al Akbar, Khofifah Ajak Masyarakat Bangun Akhlak Mulia
- Khofifah Kenalkan Kekayaan Agrikultur Jatim ke Syekh Afeefuddin Al-Jailani
Salah satu pegiat wayang potehi klenteng Gudo, Toni Harsono, menyebut perpaduan kombinasi musik budaya tionghoa dengan lagu Yalal Wathon ciptaan KH Wahab Hasbullah ini juga mencerminkan identitas Kabupaten Jombang di kancah dunia.
"Yalal wathon memang sering kami bawakan, identik dengan NU dan Jombang, sehingga pembukaan pementasan potehi dan kirab kami mainkan, itu sebagai penyemangat bahkan harus dibawakan ketika di klenteng," ujarnya saat syukuran hasil lawatan pementasan Wayang Potehi Gudo tour de eropa, Selasa (9/7/2024).
Ia menjelaskan, saat pementasan ke Italia dan Perancis dilakukan dengan menggunakan dana para donatur. Menurutnya, segala persiapan dilakukan agar wayang potehi asal Jombang ini dapat dikenal oleh warga dunia.
"Jadi persiapan logistik dan pendanaan kami siapkan, kami iuran juga para donatur pengusaha, karena kami bangga membawa wayang potehi dikenal dunia," katanya.