SURABAYA, BANGSAONLINE.com – Sejumlah pejabat tinggi negara dan ratusan kiai dari berbagai daerah Jawa Timur menghadiri akad nikah Siti Juwairiyah, putri Prof Dr KH Asep Saifuddin Chalim, pendiri dan pengasuh Pondok Pesantren Amanatul Ummah Surabaya dan Pacet Mojokerto di Surabaya, Jumat (5/9/2024).
Pantauan BANGSAONLINE di lokasi acara tampak hadir Duta Besar Sudan untuk RI, Yassir Mohamed Ali Mohamed, Dekan Fakultas Dakwah Islamiyah Univerisitas Al Azhar Mesir, Syaikh Jamal Faruq, Wakil Ketua MPR RI Yandri Susanto, Ketua MUI Pusat yang juga Wakil Rais Aam Syuriah PBNU KH Anwar Iskandar (Gus War), dan mantan Danjen Kopassus Letjen (purn) Agus Sutomo.
Baca Juga: Pedagang dan Masyarakat Sambut Antusias Kedatangan Gus Barra di Pasar Sawahan
Juga hadir pengasuh Pesantren Tebuireng yang juga Ketua PWNU Jawa Timur KH Abdul Hakim Mahfudz (Gus Kikin), Ketua Umum PP Muslimat NU Khofifah Indar Parawansa, dan mantan Wakil Gubernur Jawa Timur, Emil Elestianto Dardak serta para kiai dari berbagai daerah Jawa Timur.
Dubes Sudan Yassir Muhamed Ali mengaku hadir secara khusus karena faktor Kiai Asep Saifuddin Chalim yang dianggap banyak kerjasama secara informal dengan Sudan.
“Secara geografis memang jauh. Tapi banyak kerjasama informal,” kata Yassir Muhamed Ali yang pidatonya diterjemahkan oleh Rektor Universitas KH Abdul Chalim (UAC) Dr KH Mauhibur Rokhman (Gus Muhib).
Baca Juga: Pedagang Pasar Pabean Curhat soal Banjir kepada Khofifah
Menurut Yassir, rakyat Indonesia banyak memberikan bantuan saat Sudan mengalami kesusahan.
“Apalagi dulu ada tokoh Sudan di Indonesia Ahmad Surkati,” katanya. Syaikh Ahmad adalah pendiri organisasi Al-Irsyad di Indonesia.
Dubes Yassir juga sempat memberikan cindera mata kepada mempelai putri Ning Ria.
Baca Juga: Kunjungi Pasar di Surabaya dan Beri Cek Kesehatan Gratis, Khofifah Tunjukkan Upaya 'Problem Solver'
Acara yang berlangsung di Pondok Pesantren Amanatul Ummah Jalan Siwalankerto Surabaya ini baru akad nikah, belum resepsi pernikahan. Tapi dikemas dalam gebyar cukup mewah. Sepanjang jalan menuju lokasi acara disulap menjadi taman indah penuh pohon bunga.
“Kata istri saya karena ini anak perempuan terakhir,” kata Kiai Asep yang pernikahannya dengan Nyai Hj Alif Fadhilah dikaruniai 9 putra-putri.
“Nanti acara resepsinya juga akan dirayakan lagi,” tambah ketua umum Pimpinan Pusat Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (Pergunu) itu.
Baca Juga: Jelang Coblosan Pilkada Serentak, Syaikhu Subkhan Ingatkan Jangan Mudah Terprovokasi Hoaks
Prof Dr KH Asep Saifuddin Chalim saat mengakadkan putrinya Ning Ria dengan Gus Sultan di Pondok Pesantren Amanatul Ummah Surabaya, Jumat (5/9/2024). Foto: MMA/bangsaonline
Ning Ria – pangggilan Siti Juwairiyah – disunting Muhammad Sultan Alikhan dari keluarga Pondok Pesantren Buntet Cirebon Jawa Barat. Mereka sama-sama menempuh pendidikan S2 di Universitas Al Azhar Mesir.
Baca Juga: Khofifah Nyatakan Siap Tampil Prima di Debat Perdana Pilgub Jatim
Kiai Asep mengakadkan atau menikahkan sendiri putri terakhirnya itu. Sementara khutbah nikahnya disampaikan Syaikh Muhammad Mabruk dari Mesir.
Kiai Asep mengucapkan terima kasih kepada para ulama, tokoh, dan undangan yang hadir. Menurut dia, hadirnya sejumlah tokoh dunia dan para kiai karena selama ini telah terjalin silaturahim yang erat.
Kiai Asep bercerita pernah datang ke Kedubes Sudan untuk silaturahim sekaligus menawarkan beasiswa bagi anak-anak Sudan. Selain itu ia juga mencari peluang kerjasama dengan perguruan tinggi di Sudan. Kini beberapa mahasiswa dari Sudan kuliah di Universitas KH Abdul Chalim (UAC) Pacet Mojokerto.
Baca Juga: Antusias Masyarakat Sambut Pasangan Mubarok di Pasar Kemlagi
Dalam acara pernikahan putrinya itu ia sempat menyinggung situasi politik terkini. Diantaranya pemilihan Gubernur Jawa Timur dan pemilihan bupati Mojokerto dan Serang. Kiai Asep mengajak semua yang hadir untuk memenangkan Khofifah-Emil dalam pilgub Jatim.
Untuk Pilbup Mojokerto Kiai Asep mengajak masyarakat Mojokerto memilih Gus Barra-dr Rizal. Gus Barra – panggilan Dr Muhammad Albarraa – adalah putra sulung Kiai Asep. Sedangkan untuk Pilbup Serang Kiai Asep mengajak memilih Zakiah-Najib. Ratu Zakiah adalah istri Yandri Susanto.
“Saya tiap hari mendoakan Bu Khofifah dan Pak Emil, Mas Barra-Rizal dan Bu Zakiyah-Najib,” kata Kiai Asep.
Baca Juga: Sambut World Mental Health Day, Khofifah Ajak Tingkatkan Empati dan Peduli pada Orang Lain
Khofifah saat menyampaikan sambutan mengucapkan terimakasih kepada Kiai Asep yang terus mendoakan di berbagai kesempatan. Arek Wonocolo Suroboyo itu juga mengucapkan selamat terhadap Ning Ria dan Gus Sultan.
Ia mengingatkan bahwa pernikahan adalah perjanjian agung dan kuat. “Pernikahan itu mitsaqan ghalidza,” kata Khofifah mengutip al Quran Surat An Nisa’ ayat 21. Artinya, perjanjian yang kuat dan agung.
Menurut dia, acara pernikahan ini sekaligus untuk tajdidun nikah (pembaruan nikah-Red) bagi para manten senior atau manten lawas. Ia menngingatkan situasi dan kondisi sosial terkini yang dianggap sudah mengalami distorsi.
Baca Juga: Khofifah Kembali Dinobatkan sebagai 500 Muslim Berpengaruh Dunia 2025
Khofifah menunjuk contoh kehidupan LGBT (Lesbian, Gay, Biseksual dan Transgender) yang mulai banyak mewarnai masyarakat di berbagai negara, termasuk Indonesia.
“Ini PR besar bagi masyaraka dunia,” kata Khofifah.
Menurut dia, majelis pernikahan (laki-perempuan) ini harus dipertahankan karena merupakan wujud peradaban kemanusiaan, disamping perintah agama. Bahkan, tegas Khofifah, ketahanan sebuah negara sangat ditentukan oleh ketahanan keluarga.
“Kita harus menguatkan kembali pernikahan karena pernikahan sejenis sangat mengganggu peradaban manusia,” tegas Khofifah.
Wakil Ketua MPR RI Yandri Susanto sepakat dengan Khofifah. Menurut dia, dunia sekarang sudah tidak normal. “Yang normal dianggap tidak normal. Yang tidak normal dianggap normal,” kata Wakil Ketua Umum PAN itu.
Yandri mengajak semua pihak peduli terhadap kondisi yang mengancam kehidupan beragama ini. “Kalau kita tak peduli dan membiarkan, dunia akan semakin gelap dan tak terarah,” kata Yandri Susanto.
Ia memberi contoh sebuah kampung di Jepang. “Ada kampung di Jepang tidak ada warganya,” kata Yandri. Tren yang terjadi, warga Jepang enggan menikah dan tak mau punya anak. Bahkan sebagian LGBT.
“Sehingga bikin patung untuk teman tidur,” katanya sembari mengatakan bahwa pemerintah Jepang sangat kesulitan untuk memotivasi warganya punya anak.
Bahkan pemerintah Jepang memberikan insentif dan asuransi kesehatan secara gratis bagi warganya yang mau melahirkan. Catatan BANGSAONLINE, pemerintah Jepang mengalokasikan dana Rp 376 triliun untuk mendanai warga yang mau punya anak.
Menurut Yandri, disinilah peran pondok pesantren sangat penting. “Karena itu kita harus terus kampanye untuk menikah dengan perempuan,” tambahnya.
Sementara Kiai Anwar Iskandar mengungkap sejarah perbesanan Kiai Asep dengan keluarga Buntet Cirebon.
Menurut Gus War, kakek Ning Ria jelas yaitu Kiai Abdul Chalim yang merupakan salah satu ulama pendiri NU dan perjuang kemerdekaan RI yang telah ditetapkan sebagai pahlawan nasional.
Begitu juga Gus Sultan. Masih keturunan KH Abbas Buntet. Menurut dia, Gus Sultan adalah putra Kiai Jailani Imam. Yaitu salah seorang kiai di Buntet yang kini almarhum. Kiai Jailani adalah cucu Kiai Abbas.
Menurut Gus War, Kiai Abbas adalah salah seorang kiai pendiri NU dan pejuang kemerdekaan RI. Bahkan, tegas Gus War, ketika para kiai akan melaksanakan jihad fisik untuk menyerang penjajah, Hadratussyaikh KH Muhammad Hasyim Asy’ari sempat minta menunggu kehadiran Kiai Abbas Buntet.
Gus War berharap pernikahan Ning Ria dengan Gus Sultan menjadi pelanjut perjuangan kakek atau leluhurnya.
Akad nikah Ning Ria-Gus Sultan itu diakhiri doa yang dipimpian beberapa kiai secara bergantian.
Dari keluarga Kiai Asep tampak hadir lengkap. Selain sang istri, yaitu Nyai Hj Alif Fadhilah juga tampak Gus Bara dan Muhammad Habibur Rokhman (Gus Habib) yang terpilih sebagai anggota DPR RI dari Nasdem.
Juga tampak putra-putri Kiai Asep serta menantunya yang menggeluti berbagai profesi, termasuk kedokteran.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News