Jalan Rusak Jadi Trading Kampanye Hitam di Gresik

Jalan Rusak Jadi Trading Kampanye Hitam di Gresik Truk-truk besar pemuat galian C yang dianggap merusak jalan. (syuhud/BANGSAONLINE)

GRESIK, BANGSAONLINE.com - Entah pasangan cabup-cawabup, atau pendukung cabup-cawabup siapa yang melakukan public opinion building (membangun opini masyarakat) soal kerusakan jalan akibat dilalui truk-truk besar pemuat galian C untuk menguruk proyek, baik proyek pemerintah maupun proyek swasta, sehingga sekarang kerusakan jalan menjadi trading kampanye hitam.

Masyarakat Kabupaten Gresik baik yang berada di wilayah Gresik utara dan Gresik selatan sekarang rame-rame memerbincangkan kerusakan jalan tersebut. Sehingga, mereka sekarang terbangun opini tidak mau memilih calon bupati dan calon wakil bupati yang ditengarai sebagai pemicu kerusakan jalan akibat dilalui kendaraan pemuat galian C yang melebihi tonase untuk proyek besar.

Baca Juga: Menakar Bibit Cabup-Cawabup Pilkada Gresik 2020 (5): Ada Wacana Munculkan Figur Kades

"Benar sekali Mas, di wilayah Gresik selatan sekarang rame diberbincangkan, tidak mau memilih calon bupati dan calon wakil bupati yang dianggap sebagai biang kerusakan jalan," kata Riyanto, yang mengaku warga Wringinanom, Senin (7/9).

Menurut dia, kerusakan jalan, baik jalan yang berada di wilayah perkampungan maupun jalan di lingkup kecamatan hingga jalan raya mengalami kerusakan cukup parah akibat lalu lintas kendaraan besar memuat galian C yang melebihi tonase tidak bisa diragukan lagi.

Masyarakat yang kerap memerotes keberadaan kendaraan besar tersebut tidak pernah ditanggapi serius. Terbukti, truk-truk pemuat galian C itu makin gila-gilaan lakukan aktivitas. Bahkan, pada malam hari pun tetap melakukan aktivitas. "Sebagai masyarakat kecil kami hanya bisa mengelus dada Mas. Terus protes yo tiwas capek, wong gak pernah direspon," sambungnya.

Baca Juga: Menakar Bibit Cabup-Cawabup Pilkada Gresik 2020 (2): PDIP Berharap Pemimpin dari Gresik Selatan

Senada dikatakan Ny Rusminah, warga Kecamatan Bungah. Truk-truk pemuat galian C yang melebihi tonase untuk nguruk proyek besar tidak sekadar merusak kondisi jalan. Namun, juga merusak kondisi lingkungan warga. Sebab, pengusaha melakukan penambangan tanah melebihi ambang batas. "Sehingga, kerap longsor, dan membuat warga sekitar areal tambang selalu was-was," katanya.

Sekadar diketahui, rata-rata truk pemuat galian C sudah dimodifikasi pemiliknya. Sehingga, muatan galian C lebih banyak. Rata-rata muatan galian C diatas 20 ton. Padahal, jalan yang dilalui truk pemuat galian C rata-rata kelas IIb atau hanya untuk kendaraan yang bebannya tidak lebih dari 18 ton. Akibatnya, jalan mudah rusak, sehingga merugikan para pengguna jalan. (hud/rvl)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO