Disbudpar Bojonegoro Pamer Ratusan Macam Fosil, Ada Fosil Gajah hingga Tembikar

Disbudpar Bojonegoro Pamer Ratusan Macam Fosil, Ada Fosil Gajah hingga Tembikar LIHAT: Kabid Pelestarian dan Pengembangan Budaya, Disbudpar Bojonegoro, Suyanto saat melihat fosil gajah di ruangannya. foto: eky nurhadi/ BANGSAONLINE

BOJONEGORO, BANGSAONLINE.com - Banyaknya sumber minyak dan gas bumi (migas) yang terkandung di perut bumi Bojonegoro diindikasi karena banyaknya fosil-fosil yang juga ada di perut bumi. Adanya sumber migas di perut bumi memang ada kaitannya dengan fosil.

"Iya benar, ada kaitanya fosil dengan minyak. Awal terbentuknya minyak itu dari leburan fosil yang ada di perut bumi," ujar salah satu anggota tim Ekspedisi Bojonegoro, Nunung Diana Wati, Kamis (3/12).

Baca Juga: Disnakkan Bojonegoro Pantau Kesehatan Hewan Kurban

Itu terbukti setelah beberapa tahun terakhir kandungan migas di Bojonegoro terus disedot. Selain itu fosil-fosil juga kerap ditemukan oleh warga, utamanya di wilayah barat Bojonegoro, seperti Kecamatan Kalitidu, Margomulyo dan Temayang.

Kepala Bidang Pelestarian dan Pengebmbangan Budaya, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Bojonegoro, Suyanto menjelaskan, saat ini pihaknya telah mengamankan sebanyak 120 jenis fosil. Itu dikumpulkan sejak tahun 2014 lalu.

"Tahun depan (2016,red) akan kita taruh di museum rajekwesi. Tapi saat ini masih dalam proses lelang (pembangunan museumnya,red)," ujar Suyanto.

Baca Juga: Pj Bupati Bojonegoro Serahkan SK Perpanjangan Jabatan Kades

Ratusan fosil itu antara lain seperti fosil hewan, manusia dan tembikar atau perabotan rumah tangga yang dimiliki manusia pada ratusan tahun lalu. Beberapa fosil hewan yang ada di kantor Disbudpar seperti gajah, rusa, kepiting, kera serta masih banyak jenis fosil hewan lainnya.

"Fosil yang kita temukan ini kemungkin hidup pada 500 tahunan yang lalu. Rata-rata fosil ini ditemukan di wilayah barat Bojonegoro (Kalitidu dan sekitarnya,red)," terangnya.

Ceritanya, pada jaman dahulu di wilayah Kalitidu dan sekitarnya ada sebuah danau, juga sungai yang mengalir ke hilir yang saat ini menjadi Sungai Bengawan Solo. Diduga, pada masa itu hewan-hewan banyak berkumpul di sekitar danau itu untuk mencari makan juga meminum air. "Karena di sekitar Kalitidu itu banyak ditemukan fosil-fosil hewan, seperti buaya, gajah, rusa juga hewan lainnya," terangnya.

Baca Juga: Pemkab Bojonegoro akan Gunakan Videotron Alun-Alun untuk Nobar Timnas Vs Uzbekistan

Sementara di wilayah Kecamatan Margomulyo banyak ditemukan fosil manusia juga tembikar atau perabotan rumah tangga. "Ini menunjukan bahwa pada masa itu ada kehidupan di sekitar Margomulyo," jelasnya.

Sedangkan, lanjut dia, di Kecamatan Temayang ceritanya dahulu ada sebuah laut purba. Itu diketahui karena banyak temuan fosil hewan laut di sekitar Temayang. Selain itu juga banyak ditemukan benda cagar budaya seperti, kapal, perahu dan benda lainnya.

"Rata-rata fosil yang ada di sini merupakan temuan warga sekitar. Kemudian diserahkan kepada kami dan kita kasih uang ganti rugi," ucapnya.

Baca Juga: Pj Bupati Bojonegoro Ajak Masyarakat Dukung Pembangunan dan Jaga Stabilitas Keamanan

Dari semua fosil yang ada, fosil gajah yang selama ini paling dilihat masyarakat Bojonegoro. Fosil gajah yang ditemukan itu diantaranya berupa gading, kepala serta beberapa jenis tulang gajah. Sayangnya, masyarakat hanya bisa mengetahui sedikit cerita dan jenis-jenis fosil yang ada. Sebab, jenis dan cerita fosilnya masih dalam tahap penyusunan.

"Tanggal 7 besok sudah jadi buku dan nama-nama serta cerita fosilnya," imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO