Ono Gaf, Seniman Replika dari Baja dan Besi Bekas Asal Malang

Ono Gaf, Seniman Replika dari Baja dan Besi Bekas Asal Malang MASTERPIECE: Ono Gaf sedang menggarap replika buaya. foto: iwan irawan/ BANGSAONLINE

MALANG, BANGSAONLINE.com - Besi dan baja dengan berbagai ukuran serta bentuk, di tangan Ono Gaf (68), warga Jl Semeru, samping Gereja Semeru, Kelurahan Oro-Oro Dowo, disulap menjadi karya seni kelas tinggi.

Besi dan baja dirupakan replika kura-kura, burung emu Australia, bahkan buaya. Karyanya telah dipamerkan di Paris dan Australia, belum lama ini.

Baca Juga: Cangkrukan Bareng Budayawan, Ikfina Ajak Pegiat Seni Ikut Andil Lestarikan Budaya Mojokerto

Ono Gaf sendiri, saat ini sedang mengekerjakan replika seekor Buaya, dengan bahan besi dan baja seberat 1 ton, ketinggian 80cm, lebar 1m, panjang 2m. “Replika buaya besi ini saya kerjakan sendiri,” kata Ono Gaf, ketika ditemui di Jl Semeru, sewaktu mengerjakan pengelasan pembentukan tubuh Buaya, Selasa (09/02).

Pelaksanaan pengerjaan replika buaya ini berlangsung tiap harinya, dari pukul 07.00 hingga sore hari seorang diri. Menurut Ono Gaf, ketika diwawancarai bangsaonline.com, seorang seni yang handal, hendaknya mampu mengimajinasi sendiri, terkait bahan besi yang beraneka bentuk dan ukuran, agar mampu menghasilkan sebuah karya yang bernilai.

"Setiap pekerjaan yang saya selesaikan, tentunya memiliki tingkat kesulitan berbeda baik mengenai bahan maupun pekerjaannya. Akan tetapi karena sudah serius dan niat, maka segalanya terlewati," terang pria penerus seni dari kakeknya ini.

Baca Juga: Berkenalan dengan Tari Jaranan

Sebagai seniman, setiap menggarap sebuah patung ia mengaku tidak menghitung berapa nilai rupiah yang telah dikeluarkannya. Saat ini, suami Christianingsih Hendrik Veneevel ini mengaku sudah mengeluarkan koceknya ratusan juta.

"Namun sebuah kepuasan, yang bisa saya rasakan sejauh ini, dan undangan ke mana-mana. Apalagi karya saya bisa dikenal hingga pelosok Indonesia plus mancanegara, sebagaimana burung emu dan Kura-Kura," bangganya.

Sambung pria anak ke 4 dari 8 bersaudara ini, sebelum mengerjakan replika buaya ini, dirinya baru saja mengerjakan replika hewan kura-kura dengan bahan baja dan besi 10 ton, ketinggian 3M, lebar 4M, panjang 7M. Replika kura-kura itu digarap bersama 5 pekerja selama 5 bulan. Ia sebelumnya juga menggarap replika burung emu.

Baca Juga: Pilih Ketua Umum, Dewan Kesenian Sidoarjo Bakal Gelar Musda 2022

(Ono Gaf bersama karya kura-kuranya. foto: thisiscolossal)

“Saya berkolaborasi dengan seniman New Zealand dan Australia, dalam mengerjakan Burung emu, dengan bahan baja dan besi sekian ton. Hasilnya ditaruh di salah satu museum di Australia," beber Ono Gaf.

Baca Juga: Lestarikan Budaya di Masa Pandemi, Sanggar Tari Pawon Trenggalek Gelar Ujian Tari Virtual

Sedangkan karyanya yang kura-kura saat ini ditempatkan di RM Kertasari Kota Batu milik dr. Felix. Replika Kura-Kura tersebut pernah ditawar senilai Rp 1 miliar, namun Ono Gaf enggan menjualnya. "Tidak akan pernah dijual, karena nilai seni tidak bisa dinilai semudah itu," tukas pria asli Malang ini. (iwa/thu/rev)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO