Tim Museum Geologi Bandung Cari Fosil Manusia Purba di Tulungagung

Tim Museum Geologi Bandung Cari Fosil Manusia Purba di Tulungagung Tim museum saat penggalian di lereng gunung Desa Gamping Campurdarat, untuk mencari sisa fosil Homo Wajakensis.

TULUNGAGUNG, BANGSAONLINE.com - Tim dari Museum Geologi, Pusat Survey Geologi, Badan Geologi Bandung, melakukan ekskavasi di lereng gunung Desa Gamping, Kecamatan Campurdarat . Hingga akhir pekan ini, petugas masih melakukan aktivitas di area gunung tersebut. Ekskavasi ini, dilakukan dengan cara menggali tanah untuk menemukan kembali sisa fosil Homo Wajakensis.

Ketua Tim Ekskavasi, Iwan Kurniawan mengatakan, proses ekskavasi itu adalah buntut dari penggalian pada september 2015 lalu. Di lokasi itu, diperkirakan masih terdapat sisa fosil lain Homo Wajakensis yang saat ini disimpan di Museum Belanda.

Baca Juga: Warga Tulungagung Meninggal, Diduga Keracunan Nasi Hajatan dari Blitar

“Pada akhir tahun 2015 lalu, kami hanya melakukan test pit, yaitu penandai titik penggalian yang dianggap perlu untuk memulai penggalian selanjutnya,” ujarnya.

Pada hari pertama penggalian, tim dari Museum Geologi telah menemukan beberapa fosil berupa kerangka kura-kura, susunan gigi kijang, babi dan duri landak, di susunan batu (breksi) di dinding tebing pada kedalaman 125 centimeter, diperkirakan fosil tersebut telah berusia 60 ribu tahun.

“Saat itu, berdasarkan hasil penelitian, kami memprediksi masih ada breksi lainnya yang diduga ada fosil lainnya masih terkubur lebih dalam lagi.”

Baca Juga: Promosikan Judi Online, Selebgram Asal Tulungagung Diamankan Polisi

Tujuan lain Tim Meseum Geologi dilakukan ekskavasi ini adalah, untuk memberi pemahaman kepada masyarakat luas. tentang lokasi penemuan fosil Homo Wajakensis yang sebenarnya. Sehingga, nantinya tempat itu dapat menjadi perhatian masyarakat atau instansi terkait, agar memiliki kepedulian dan dipelihara dalam rangka untuk penelitian tahap berikutnya.

“Harapan kami, pemerintah melirik tempat ini. Paling tidak, membuat tim untuk memeliharanya. Jika perlu, tempat ini dilestarikan menjadi suatu tempat wisata untuk menambah wawasan tentang Homo Wajakensis,” harap Iwan.

Anggota tim lain, Erik Setiabudi, mengatakan, hasil penelitian hanya mendapatkan potongan kerangka molusca. Namun dia belum dapat memperkirakan usia jenis keranggka tersebut. “Mudah mudahan, pada penelitian ini, target untuk mendapatkan keranggka manusia tercapai," harap Erik. (fer/rus) 

Baca Juga: Diduga Depresi, Seorang Ayah di Tulungagung Tega Bunuh Anak Kandungnya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Pria di Tulungagung Pepet Perempuan Pengendara Motor Sambil Masturbasi ':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO