Usai Aksi Bela Rakyat 121, Mahasiswa Ultimatum akan Gelar Reformasi Jilid II

Usai Aksi Bela Rakyat 121, Mahasiswa Ultimatum akan Gelar Reformasi Jilid II Ribuan mahasiswa terus bertahan hingga malam dalam Aksi Bela Rakyat 121 di Jl Merdeka Barat dan di depan Istana Negara.

JAKARTA, BANGSAONLINE.com - Ribuan mahasiswa di seluruh pelosok tanah air turun ke jalan dalam Aksi Bela Rakyat 121, Kamis (12/1). Mereka memrotes kebijakan Pemerintahan Joko Widodo yang terus menaikkan harga-harga dan dinilai memberatkan masyarakat.

Di Jakarta, seribuan mahasiswa yang berasal dari Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) dari berbagai perguruan tinggi di Jakarta terus menduduki Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta hingga tadi malam. Mereka memprotes pemerintahan Jokowi-JK atas kenaikan penerimaan negara bukan pajak (PNBP) di Kepolisian, kenaikan tarif dasar listrik, dan kenaikan harga BBM.

Baca Juga: Mahasiswa UTM Ajak Masyarakat Siaga Meski RUU Pilkada Dibatalkan: DPR RI dan Jokowi Bisa Bermanuver

Saat maghrib tiba, mahasiswa melakukan Salat Magrib berjemaah di jalan. Ratusan personel kepolisian pun terus bersiaga di lokasi.

Empat unit kendaraan taktis yang terdiri dari dua unit water cannon dan dua unit barracuda juga terlihat disiagakan di lokasi. Alasan massa tetap berada di lokasi meski jam demonstrasi telah berakhir pukul 18.00 WIB karena kecewa tak bertemu langsung dengan Jokowi.

Polisi mencoba mengajak negosiasi dan minta mahasiswa membubarkan diri. Namun mahasiswa bertahan dan menuntut ditemui langsung oleh Presiden Joko Widodo.

Baca Juga: Tolak Masa Jabatan Kades 9 Tahun, Puluhan Mahasiswa Geruduk Kantor DPRD Kabupaten Kediri

Sekitar 25 perguruan tinggi yang hadir antara lain BEM BSI, Universitas Juanda Bogor, STIE BI Pusat, STIE Hidayatullah Depok, PNJ, Yarsi, STAI BANI SALEH, dan IPB. Di antara pengunjuk rasa, ada sekitar 30 mahasiswa UNS Solo.

"Kami sengaja ikut aksi di Jakarta karena merasa ada janji Jokowi yang tidak sesuai waktu pemilu," kata Ilham Akbar, mahasiswa UNS.

Aksi sejenis dilakukan serentak di 19 titik kota berbeda di Indonesia, seperti Padang, Jambi, Bandung, Samarinda, Mataram, Gorontalo, Merauke, Surabaya. Untuk di Jakarta titik tujuan adalah Istana dan di kota lain di kantor gubernur dan DPRD.

Baca Juga: Ikut Suarakan Aspirasinya, Ratusan Perangkat Desa di Tulungagung Berangkat ke Jakarta

Siang sebelumnya, tiga perwakilan Aksi Bela Rakyat 121 telah bertemu dengan Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki untuk menyampaikan tuntutannya kepada presiden.

"Perwakilan dari kalian telah diterima oleh kepala staf presiden. Kepala staf sudah bersepakat untuk menerima tuntutan yang ditandatangani oleh kepala staf presiden. Ada empat poin," kata Deputi Komunikasi Politik Kepala Staf Presiden Eko Sulistyo di atas mobil komando peserta aksi di Jalan Merdeka Barat, Jakarta Pusat.

Salah satu perwakilan mahasiswa yang bernama Bagus kemudian dipersilakan untuk menyampaikan isi kesepakatan dengan Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki.

Baca Juga: Kecewa Dengan Praktik Kotor Peradilan, Gerakan Pemuda Madura Bakar Kemenyan di Makamah Agung RI

Bagus mengatakan, Presiden Joko Widodo sesungguhnya ada di Istana Negara dan tengah melakukan rapat terbatas. Sehingga perwakilan Aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) hanya disambut oleh Teten Masduki.

"Pertama, pemerintah menjamin tidak akan terjadi kelangkaan bbm subsidi di Indonesia. Kedua, kenaikan listrik tidak akan ada dampak pada kenaikan harga pokok. Ketiga, pemerintah menjamin bahwa kenaikan harga BBM akan digunakan untuk tepat sasaran. Keempat, kenaikan STNK dan BPKB akan digunakan untuk meningkatkan pelayanan dari pihak kepolisian," jelasnya.

Namun begitu, peserta aksi menyatakan ragu kesepakatan itu akan dijalankan oleh pemerintah. Mereka dengan serempak meneriakan kata "bohong".

Baca Juga: 50.000 Buruh Geruduk Istana Presiden, Ada Apa?

Bagus bahkan menyerukan kepada rekan-rekannya untuk melakukan reformasi jilid II. Ini sebagai bentuk ultimatum jika dalam waktu 90 hari pemerintah melanggar kesepakatan tersebut.

"Ini adalah kesepakatan, jika selama 90 hari atau 3 bulan ditemukan adanya pelanggaran, maka reformasi jilid II akan kita lakukan. Ini adalah legal standing kita untuk melaksanakan reformasi jilid II," seru Bagus yang disetujui ratusan peserta aksi.

Hingga malam, mahasiswa terus bertahan. Para mahasiswa ini belum mau membubarkan diri dari waktu yang ditentukan.

Baca Juga: Demo Mahasiswa Tolak Kenaikan Harga BBM di Mojokerto Ricuh: Blokade Jalan Nasional hingga Bakar Ban

Petugas akhirnya mulai menyingkirkan bendera BEM. Hal ini menyebabkan terjadi dorong-dorongan antara mahasiswa dengan pihak kepolisian karena mahasiswa mencoba menuju ke Istana. (merdeka.com/tribunnews.com)

Sumber: merdeka.com/tribunnews.com

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Aksi Demo Mahasiswa Dibubarkan Dosen':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO