Percaya atau Tidak, Bikin Baju Kucing Bisa Hasilkan Rp 70 Juta per Bulan!

Percaya atau Tidak, Bikin Baju Kucing Bisa Hasilkan Rp 70 Juta per Bulan! suka lihat latar depan atau latar belakang? memang sungguh cantik. foto: istimewa

SURABAYA, BANGSAONLINE.com – Harga busana dan anjing, malah bisa mengalahkan busana manusia. Itulah faktanya! Dan ini dibuktikan, Dini (35), warga kawasan Jl Pakis.

Awalnya, Dini membuka usaha penjahitan busana wanita. Hasilnya biasa-biasa saja, meski Dini tak menyebut berapa omzetnya saat itu. “Datang pecinta binatang ke rumah saya. Dia ingin dibuatkan sepasang baju pasangan , yang akan ditampilkan dalam suatu perlombaan. Saya pun menyanggupinya,” ujar Dini.

Baca Juga: Gus Afif Dukung UMKM Surabaya Bersertifikasi Halal

Selain itu memang lomba. Pun mulai ada saja yang datang ke rumahnya untuk dibuatkan baju hewan. Bisa jadi, para penyayang binatang itu mengetahui alamat Dini dari si pemenang lomba.

Sejak itu, Dini memutuskan banting stir. Tidak lagi menjahit busana manusia, melainkan menjadi penjahit busana dan anjing. Dan awalnya, dipasarkan melalui gerai Petshop milik saudaranya sendiri. Hasilnya, permintaan kian meningkat. Dan Dini pun membuat website kebunbinatangpet, di mana dia mulai menjajakan karyanya secara online.

Kini banyak petshop yang memesan baju ke Dini. pemesanan tidak hanya daerah Surabaya saja bahkan dari Pontianak pun memesan baju binatang ke Dini.

Baca Juga: Jelang Piala Dunia U-17, Puluhan Pedagang Kecil Dilarang Berjualan di Sekitar Stadion GBT

Dini mengatakan, dalam satu bulan, omzetnya bisa mencapai Rp 60 – 70 juta. Sementara untuk bahan, cukup banyak tersedia di pasar grosir, pun dengan kualitas baik serta harga murah.

Dini mengembangkan, bukan hanya baju saja yang diproduksi, kini mulai membuat kalung, mainan, topi dan kasur. Untuk harga baju binatang yang dijual mulai dari harga Rp 30 ribu - 120 ribu. Perbedaan harga dapat dilihat dari seberapa rumit tingkat kesulitan baju.  Busana pun berbeda beda jenis. Ada busana sehari-hari, ada busana pesta.

Saat dikonfirmasi terkait penggunaan nama “kebun binatang” yang notabene identik dengan nama taman satwa milik pemerintah kota Surabaya, Dini menerangkan bahwa sengaja memilih nama tersebut agar identik dengan lokasi produksi yakni di Kota Surabaya.

Baca Juga: Gus Lilur Motivasi Pelaku UMKM agar Naik Kelas

“Kalau nama, saya berpikir produksi ini kan di Kota Surabaya yang bergerak di bidang hewan, dan ikon untuk hewan-hewan di Surabaya adalah Kebun Binatang Surabaya (KBS). Lantas saya menggunakan nama kebun binatang dengan menambahkan bidang usaha yakni pet accessories. Artinya usaha di bidang aksesoris hewan yang lahir di Kota Surabaya,” terangnya.

Kini dini mempunyai 9 karyawan yang dikerahkan sebagai penjahit. Tidak semua bekerja di rumah Dini, ada sebagian yang dikerjakan di rumah karyawan masing-masing. Semua karyawan Dini berasal dari warga sekitar.

Dengan menggunakan merk dagang kebun binatang pet aksesoris, Dini berharap muncul satu produk local branded yang berkualitas, serta memiliki gaya kekinian yang diterima semua lapisan pecinta hewan peliharaan. “Secara kualitas maupun harga bersaing melawan produk import. Pokoknya semangatnya adalah memajukan usaha local ini,” ujar Dini bersemangat. (Ozy UTM)

Baca Juga: Kisah Generasi ke-3 Wirausaha Bakso di Surabaya, Bunda Cindy Tetap Pertahankan Resep Keluarga

Sang Gatotkaca. foto: istimewa

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO