Hadiri Haul di Pasuruan, Khofifah Ungkap Tanda-tanda Kewalian Gus Dur

Hadiri Haul di Pasuruan, Khofifah Ungkap Tanda-tanda Kewalian Gus Dur

PASURUAN, BANGSAONLINE.com - Tak sedikit masyarakat, terutama warga Nahdlatul Ulama (NU) yang menganggap KH Abdurrahman Wahid () adalah wali Allah. Bahkan, setiap hari, peziarah dari berbagai daerah mendatangi makamnya di kompleks pemakaman keluarga Ponpes Tebuireng, Jombang, Jawa Timur.

Dalam catatan Pengasuh Ponpes Tebuireng yang juga adik kandung , KH Salahuddin Wahid (Gus Sholah), tak kurang dari 1,5 juta dalam setahun makam Presiden ke-4 RI tersebut didatangi peziarah dari seluruh penjuru Indonesia dengan latar belakang agama dan budaya.

Baca Juga: Forum Guru Madin dan Calon Bupati Tuban Siap Menangkan Khofifah-Emil di Pilgub Jatim 2024

Benarkah wali Allah? Menteri Sosial yang juga Ketua Umum PP Muslimat NU, Indar Parawansa berbagi informasi untuk memberikan penguatan tentang kewalian 'bapak ideologinya' tersebut.

Salah satu pengalaman yang dirasakan ketika diminta mendaftarkan sebagai calon presiden dan Megawati Soekarnoputri sebagai calon wakil presiden, pasca sidang MPR menolak laporan pertanggungjawaban Presiden ke-3 RI, BJ Habibie.

"Laporan pertanggungjawaban Presiden BJ Habibie ditolak MPR pukul 12 malam, setengah jam kemudian saya ditelepon agar didaftarkan sebagai calon presiden," kenang yang saat itu menjabat Sekretaris Fraksi PKB di MPR.

Baca Juga: Pekerja MPS Tuban Mantap Pilih Khofifah, Gubernur Paling Berpihak pada Industri Padat Karya SKT

Testimoni tersebut disampaikannya saat Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW yang dirangkai dengan Haul Syekh Abdul Qodir al Jaelani RA, para masyayaikh, dan Haul ke-8 yang digelar Idaroh Syu'biyah Jam'iyyah Ahlith Thoriqoh Al Mu'tabarah An Nahdliyyah (Jatman) Bangil pimpinan KH Zainul Musta'in di Bangil, Pasuruan, Minggu (31/12) malam.

Hadir dalam kesempatan tersebut Katib Aam Syuriah PBNU yang juga Jubir saat menjadi Presiden ke-4 RI, KH Yahya Cholil Staquf, serta Habib Abubakar bin Hasan Assegaf dari Pasuruan.

menambahkan, dirinya harus berpikir dan bertindak cepat karena hanya punya waktu 6,5 jam sebelum pendaftaran ditutup pukul 07.00 WIB. "Selain waktunya dinihari, persyaratan pencalonan presiden kan macam-macam," katanya.

Baca Juga: Khofifah Hadiri Peringatan Maulid Nabi dan Pelantikan Muslimat NU Tuban

Apalagi di antara persyaratan itu ada yang harus ditandatangani sejumlah pimpinan lembaga. Misalnya Surat Keterangan Catatan Kepolisian (SKCK) atau dulu dikenal dengan nama Surat Keterangan Kelakuan Baik (SKKB) yang harus ditandatangani Polres Jakarta Selatan.

Lalu surat keterangan tidak sedang dipidana yang harus ditandatangani ketua PN Jakarta Selatan, serta surat keterangan bahwa tidak punya utang yang harus ditandatangan Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN).

"Jam setengah satu ketika dawuh itu saya masih di ruang sidang. Kemudian saya telepon Mbak Yenny (putri ) agar membantu menyiapkan surat-surat tersebut. Kata Mbak Yenny: Gimana caranya, ini sudah dinihari," katanya.

Baca Juga: Bersama Cabup Halindra Blusukan ke Pasar Tradisional Tuban, Khofifah Banjir Doa dan Dukungan

Tak menemukan jalan lewat Yenny, lantas menelepon Fajrul Falaakh, kakak kandung Ketua Umum PPP, Romahurmuziy. "Saya berharap menemukan solusi karena beliau pakar hukum. Tapi Mas Fajrul bilang: Bagaimana caranya, dinihari kantor-kantor enggak ada yang bisa diketuk pintunya."

Waktu terus berjalan. lantas punya ide membuat surat yang diketik sendiri untuk ditandatangani . Pukul 04.00 WIB, ketiga surat tersebut ditandatangani . Satu jam kemudian seluruh berkas ditandatangani Ketua Fraksi PKB di MPR, KH Yusuf Muhammad (Gus Yus) untuk selanjutnya dibawa ke tempat pendaftaran calon presiden.

"Jadi dulu, pendaftaran sebagai calon presiden bukan dilakukan dengan berombong-rombong sambil membaca Shalawat Badar, tapi yang mendaftarkan cuma saya dan Pak Arifin Junaidi (sekarang Ketua PP LP Ma'arif NU).

Baca Juga: Ziarah ke Makam Gubernur Jatim M Noer di Sampang, Cipung Apresiasi Kinerja Khofifah Periode Pertama

Pukul 07.00 WIB pendaftaran ditutup, pukul 10.00 WIB sidang pleno pemilihan presiden dibukan Ketua MPR, Amien Rais. semakin deg-degan khawatir berkas tak memenuhi syarat. Sampailah Sekjen MPR mengumumkan bahwa seluruh berkas administrasi calon presiden atas nama dinyatakan lengkap dan memenuhi syarat. Lega!

"Mungkin saya orang paling deg-degan saat itu. Seluruh orang di PKB dan masyarakat tidak tahu, bahwa kelengkapan seluruh persyaratan pencalonan sesunguhnya ditandatangan sendiri oleh ," ungkap yang akan maju sebagai calon gubernur di Pilgub Jatim 2018.

Nah, kalau kita mau menghitung, tambah , "Salah satu tanda kewalian ya di situ. Bagaimana tanda tangan pimpinan lembaga ditandatangani sendiri dan itu dianggap memenuhi syarat. Sampailah proses pemilihan dan alhamdulilah menang."

Baca Juga: Khofifah Dukung Aspirasi Pedagang, Pertahankan Pasar Tradisional Srimangunan Sampang

*Kembali Spot Jantung*

Begitu pula saat mendaftarkan Megawati Soekarnoputri sebagai calon wakil presiden atas permintaan . Saat meminta kelengakapan adminstrasi ke PDIP, tidak ada yang bisa memberikan, karena PDIP memang hanya mencalonkan ketua umumnya sebagai Capres, bukan Cawapres.

pun melakukan cara serupa, seperti saat mendaftarkan . Mengetik sendiri berkas dan mendaftarkan pencalonan Megawati tanpa ditemani seorang pun, baik dari PDIP maupun PKB. Sampai di tempat pendaftaran, petugas sempat menanyakan kelengkapan administrasi karena berkas yang dibawa hanya satu lembar.

Baca Juga: Pilgub Jatim, Restu Bunda Deklarasi Dukung Khofifah-Emil

"Saya bilang, lho kemarin kan sudah nyalon presiden, persyaratannya persis seperti yang kemarin," kata yang disambut aplaus dan ger-geran jamaah yang hadir.

Spot jantung terhenti, saat Sekjen MPR mengumumkan bahwa kelengkapan administratif usulan PKB MPR RI terhadap pencalonan Megawati dinyatakan lengkap dan memenuhi syarat.

Dari dua pengalaman tersebut, menurut , menjadi penguat keyakinan bahwa memang mimba'dil aulia (wali Allah). "Hal-hal seperti ini akan menjadi bagian penting ketika kita berada di dalam sebuah jamiyah NU," tandasnya.

Baca Juga: Wakil Ketua Tim Pemenangan Prabowo-Gibran Optimis Khofifah-Emil Menang di Pilgub Jatim 2024

Apalagi ada kesamaan antara dengan para wali Allah, di antaranya Syekh Abdul Qodir Al Jaelani: Sama-sama dermawan. "Dalam banyak riwayat manakib yang kita baca, Syekh Abdul Qodir hobinya mengumpulkan anak muda dan dikasih pekerjaan. Begitu pula dengan yang bersuka cita dalam berbagi," katanya.

Selain , tanda-tanda kewalian juga diungkap Katib Aam Syuriah PBNU, KH Yahya Cholil. Salah satunya bisa dilihat dari haul yang diperingati di banyak tempat. Padahal, katanya, haul kiai biasanya hanya digelar di Ponpesnya sendiri dan sekali dalam setahun.

"Kalau ada ulama dihauli di mana-mana, setiap orang bikin haul, itu bisanya wali. Contohnya Syekh Abdul Qodir Al Jaelani, dihauli di mana-mana. Bahkan setahun enggak cuma sekali, waktunya pun bisa dipilih sendiri," katanya.

Hal sama juga terjadi pada Syekh Yasin bin Isa al Fadani atau Sayyid Muhammad bin Alawi Al Maliki Al Hasani. "Nah ini kok sama, dihauli di mana-mana. Di Tebuireng, Jakarta, Bangil, Rembang, Jepara dan lain-lain. Itu kira-kira ya karena memang wali Allah," tandasnya. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Semua Agama Sama? Ini Kata Gus Dur':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO