Waroeng Pondok Salak Bojonegoro Andalkan Belut Tangkapan, Bukan Hasil Budidaya

Waroeng Pondok Salak Bojonegoro Andalkan Belut Tangkapan, Bukan Hasil Budidaya Bupati Bojonegoro Suyoto (kanan) usai menikmati menu masakan di Waroeng Pondok Salak. foto: Reni Ambarsari/ BANGSAONLINE

BOJONEGORO, BANGSAONLINE.com - Warung makan Pondok Salak spesialis di Desa Bendo, Kecamatan Kapas, Kabupaten Bojonegoro menjadi jujukan pejabat, termasuk Bupati Bojonegoro Suyoto.

Warung ini menyajikan makanan rumahan, dengan tiga bahan dasar utama, yaitu , ayam, dan gurami. Proses bakar ayam, gurami, dan ini dilakukan secara tradisional dalam bara api.

Baca Juga: Baru Tiga Bulan Jualan, Pembeli di Warung Kuliner Bekicot Molak-Malik Terus Meningkat

Eko (36), pemilik Waroeng Pondok Salak, saat ditemui bangsaonline.com, menjamin bahwa yang dimask adalah alami dan bukannya hasil budidaya. Ia juga menambahkan bahwa saat memasak, semua makanannya dipastikan matang sempurna. “Kalau di Kota, nya cuma dihangat-hangatkan, ya to? Kalau saya, langsung dalam bara api, matang baru dipenyet,” ujardia.

Warung Pondok Salak yang berdiri sejak 8 tahun lalu didesain dalam pondok-pondok minimalis yang memanjang, di sekeliling rumah pemilik. Selain itu, ada banyak pohon salak yang ditanam untuk membuat suasana kian sejuk.

Eko mengaku ingin menciptakan suasana nyaman dan alami sehingga pelanggannya betah dan senang. “Kalau suasananya enak, masakannya enak, pelayanannya enak, orangkan kan bisa cerita sendiri,” beber dia terkait cara promosi.

Baca Juga: Khofifah Promosikan Kuliner Jatim: Ini Masakan Khas Madura, Sidoarjo, Jombang, dan ...

Warung ini memberikan fasilitas memadai untuk pelanggannya, dari kamar mandi, musala, ruang meeting, hingga spot selfie . Uniknya, semua memakai bahan daur ulang. ”Itu limbah-limbah yang saya manfaatkan. Itu ranting-ranting dan dahan sisa yang ada, saya manfaatkan daripada dibakar,” beber Eko.

Untuk menikmati menu di sini, harganya dalam kisaran Rp 25 ribu. Penyajiannya bukan hanya dalam satu piring. Nasi, krupuk dan lauk dibedakan dalam wadah-wadah tradisional sendiri. Jika ditambah minuman, penikmat hanya perlu menambah Rp 3-4 ribu saja.

“Alhamdullillah kemarin, ada dari Universitas Muhammaddiyah Malang, terus anggota MPR-RI, pejabat Menkum HAM, pejabat Kejaksaan Agung, Dessy Anwar. Pak Jokowi yang belum,” harap Eko. (*)

Baca Juga: Pecel Bek Kasih di Petilasan Sri Aji Joyoboyo Kediri Bertahan sejak 1970, Simak Kisah Uniknya

Sumber: *Reni Ambarsari

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Mulai dari 10 Ribu, Warung Omahe Dewe di Kediri Sediakan Masakan Khas Pedesaan':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO