​Saksikan Jari-Jari Jokowi Hadap Kiblat saat Salat, Kiai Asep Mau Kumpulkan Ulama Berpengaruh

​Saksikan Jari-Jari Jokowi Hadap Kiblat saat Salat, Kiai Asep Mau Kumpulkan Ulama Berpengaruh Dr KH Asep Saifuddin Chalim, MA saat memberikan taushiyah di depan 700 pengurus MWC NU dan Ranting NU se-Surabaya di Pondok Pesantren Amanatul Ummah Surabaya, Ahad malam (15/7/2018). foto: bangsaonline.com

SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Kiai miliarder yang dikenal dermawan, Dr KH Asep Saifuddin Chalim, MA, mengaku akan segera mengumpulkan para kiai berpengaruh untuk mendukung pasangan Calon Presiden (Capres) dan Wakil Presiden (Cawapres) Joko Widodo-KH Ma’ruf Amin.

Pendiri sekaligus pengasuh Pondok Pesantren Amanatul Ummah Surabaya dan Pacet Mojokerto Jawa Timur itu punya argumentasi keagamaan yang kuat. Ia memberi contoh soal cara salat . Menurut Kiai Asep, dari segi ritual salat memenuhi standard fiqh Ahlussunah wal Jamaah (Aswaja). Kiai Asep mengaku memperhatikan betul cara salat saat umroh bersama menjelang pemilihan presiden pada 2014.

Baca Juga: Elektabilitas Terus Melejit, Khofifah: Banyak Doa Kita Temukan di Pasar

“Saya menyaksikan sendiri saat Pak salat di mathaf (tempat tawaf di Makkah-red). Saat itu yang jadi imam Kiai Hasyim Muzadi. Saya memperhatikan dari belakang, saat sujud jari-jari kaki Pak menghadap kiblat. Begitu juga ketika duduk iftirosy dan duduk tawarruk sesuai tempat iftirosy dan tawarruk. Ini berarti saat di kampung Pak ngaji Safinatus Shalah,” tegas Kiai Asep Saifuddin Chalim kepada bangsaonline.com, Rabu malam (29/8/2018).

Duduk iftirosy adalah duduk pada tasyahud awal dalam salat dengan menegakkan kaki kanan dan membentangkan kaki kiri kemudian menduduki kaki kiri tersebut. Sedangkan duduk tawarruk adalah duduk pada tasyahud akhir dengan menegakkan kaki kanan dan menghamparkan kaki kiri ke depan (di bawah kaki kanan), dan duduknya di atas tanah/lantai, bukan di atas kaki.

Kiai Asep mengaku memperhatikan cara salat tidak hanya saat umroh bersama. Tapi juga ketika berkunjung ke pesantren yang diasuhnya, yakni Amanatul Ummah di Siwalankerto Surabaya. Saat itu ia salat jejer dengan di Mushola Amanatul Ummah. Ternyata salat memang memenuhi standar fiqh Aswaja.

Baca Juga: Bersama Presiden Jokowi, Menteri ATR/BPN Peroleh Brevet Kehormatan Hiu

“Kualitas keislaman seseorang ditentukan oleh salatnya,” ungkap Kiai Asep yang kini punya 10 ribu santri itu.

Begitu juga Kiai Ma’ruf Amin. Menurut Kiai Asep, Kiai Ma’ruf Amin adalah tokoh NU yang faqih (alim atau ahli ilmu agama Islam-Red) dan dekat dengan keilmuan pesantren. “Barang siapa yang dikehendaki Allah jadi orang baik, maka Allah akan menfaqihkan dalam keilmuan Islam,” kata putra pendiri NU, KH Abdul Chalim itu.

Kebetulan putri Kiai Ma’ruf Amin kini sedang nyantri atau belajar di pesantren yang diasuhnya. “Putri bungsu Kiai Ma’ruf Amin mondok di Amanatul Ummah,” tutur Kiai Asep yang Mustasyar PCNU dan mantan Ketua Tanfidziyah PCNU Kota Surabaya.

Baca Juga: Ketum Pergunu Prof Kiai Asep: Ratu Zakiyah Simbol Idealisme Kita

Kiai Asep yang kini Ketua Umum Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (Pergunu) Pusat mengaku akan mengumpulkan kiai dengan biaya sendiri seperti saat memobilasi kiai memenangkan Khofifah Indar Parawansa dan Emil Elestianto Dardak dalam pemilihan gubernur dan wakil gubernur Jawa Timur. Ia mengaku tak mengalkulasi untung-rugi dalam memperjuangkan pemimpin. Sebab harta yang didermakan untuk perjuangan pasti diganti lebih besar oleh Allah SWT.

Bahkan hingga sekarang Kiai Asep konsisten tak mau menerima bantuan dari pemerintah. “Bukan saya tak mau dibantu pemerintah. Tapi tak adil kalau saya yang selama ini teriak keadilan lalu menerima bantuan pemerintah, sementara banyak pesantren-pesantren kecil membutuhkan bantuan,” tegas Kiai Asep.

Karena itu ia menolak ditawari bantuan oleh Khofifah. Usai Khofifah menang pilgub, ia mengaku ditawari bantuan dana untuk pesantren yang diasuhnya. Namun kiai yang tiap hari menyedekahkan hartanya ratusan juta ini menolak secara halus bantuan dana yang disalurkan lewat gubernur terpilih itu. Ia justru minta Khofifah menyalurkan dana bantuan itu ke pesantren-pesantren kecil yang membutuhkan.

Baca Juga: Jokowi Resmikan Smelter Grade Alumina, Erick Thohir Paparkan Dampak soal Impor Alumnium

“Bu Khofifah kemudian memasrahkan kepada saya untuk menentukan pendataanya, pesantren mana saja yang akan dibantu. Saya juga menolak. Mohon maaf Bu Khofifah nanti orang mengira saya ambil untung dari situ,” kata Kiai Asep yang waktu mudanya mengaku sangat miskin bahkan pernah menjadi kuli batu sembari tersenyum. (MMA)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Dulu Banyak Sinis dan Tertawa, Kini Miliki 12.000 Santri, ini Ijazah Amalan Kiai Asep':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO