BERLIN (bangsaonline)
Dengan teknologi terbaru, komputer dapat memahami para pengguna dengan membaca pikiran mereka. Apa yang terdengar seperti fiksi ilmiah ini sudah lolos ujicoba pertama - dalam sebuah simulator terbang.
dw.de memberitakan, pilot yang duduk dalam simulator terbang dan menggunakan topi EEG (sebuah topi yang dilengkapi elektroda yang membaca aktivitas otak) sudah berhasil menerbangkan pesawat tanpa menggunakan tangan - hanya dengan membayangkan joystick dalam pikiran.
Ini tentu memicu reaksi media terkait 'pengontrolan pikiran gaya fiksi ilmiah,' namun aplikasi teknologi ini masih berdekade lamanya - dan itupun nantinya hanya diperuntukkan pilot-pilot penyandang cacat.
Lima tim riset yang terlibat proyek Brainflight yang didanai Uni Eropa memiliki tujuan berbeda dengan aplikasi dalam waktu dekat.
"Teknologi ini penting untuk diaplikasikan pada bidang lain - dan kemungkinan besar diaplikasikan terlebih dahulu pada sektor selain aviasi," ujar koordinator Brainflight, Tim Fricke, kepada DW.
Menarik Minat Publik
Teknologi yang dikembangkan Fricke beserta timnya dapat memudahkan pekerjaan yang menggunakan komputer - dengan memberi PC akses terhadap pikiran dan perasaan pemakainya melalui antarmuka otak-komputer (BCI).
"Kami bisa membuat antarmuka baru yang memperhitungkan lebih banyak informasi mengenai pengguna, seperti nada suara, gerakan, mimikri," jelas periset Brainflight, Thorsten O. Zander. "Saat ini kalau saya berkomunikasi dengan sistem komputer, biasanya saya memberi perintah langsung: saya mengetik sesuatu atau menggerakkan kursor."
Komputer belum dapat merekam rasa frustrasi pengguna ketika sesuatu tidak bekerja dengan baik, atau ketidaksabaran karena sebuah program begitu lambat. "Dengan BCI, kami bisa memberikan informasi yang hilang," ungkap Zander. "Mesin dapat memperkirakan apakah saya sedang sibuk, apakah saya bahagia dengan situasi yang ada, apakah saya sadar ada masalah."