Petrokimia Gresik Dukung Pemerintah Wujudkan Indonesia Emas 2045

Petrokimia Gresik Dukung Pemerintah Wujudkan Indonesia Emas 2045 Ladang sayur di Kebun Percobaan Petrokimia Gresik.

GRESIK, BANGSAONLINE.com - PT (PG), anggota holding PT Pupuk Indonesia (Persero) berkomitmen mendukung pemerintah dalam mewujudkan "Indonesia Emas 2045".

Dukungan tersebut disampaikan Direktur Utama PG, Rahmad Pribadi, menanggapi pemaparan Menteri Perencanaan dan Pembangunan Nasional (PPN) / Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional (Bappenas), Bambang Brodjonegoro tentang Visi Indonesia Tahun 2045 di Gresik, Jawa Timur, beberapa waktu lalu.

Baca Juga: PPPI Gelar Deklarasi, Ini Pesan Direktur Operasi dan Produksi Petrokimia Gresik

Melalui paparannya, Bambang menjelaskan pemerintah memproyeksikan ekonomi Indonesia akan menjadi yang terbesar kelima di dunia pada tahun 2045 mendatang, dengan salah satu syarat pertumbuhan industri manufaktur mencapai 6,3 persen, dan kontribusinya terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar 26 persen.

Target tersebut bisa dicapai dengan modernisasi industri yang fokus pada industri pengolahan sumber daya alam berbasis kawasan, penerapan smart and sustainable manufacturing untuk meningkatkan efisiensi industri nasional, pemanfaatan Revolusi Industri 4.0 yang disesuaikan dengan karakteristik masing-masing industri, serta mendorong industrimenjadi bagian dari Global Value Chain (GVC). 

"Tantangannya adalah kapasitas produksi terbatas termasuk bahan kimia dasar. Kita juga masih sangat tergantung dengan impor bahan baku, misalnya lebih dari 90 persen Naftha kita impor. Selain itu, zona industri pabrik kimia masih belum optimal. Terakhir, terbatasnya insinyur dan kemampuan penelitian dan pengembangan sehingga industri masih di tahap industri kimia dasar," jelas Bambang.

Baca Juga: Petrokimia Gresik Dukung Kemajuan Pertanian di Timor Leste

Ke depan, Bambang menyebutkan terdapat lima kebutuhan utama industri kimia di Indonesia. Pertama, meningkatkan kapasitas petrokimia domestik dan mengurangi ketergantungan impor. Kedua, mengoptimalkan zona industri untuk mengangkat sumber daya migas domestik.

Ketiga, perbaikan produktivitas dengan adopsi teknologi 4IR. Keempat, mempercepat aktivitas litbang untuk membangun biofuel dan bioplastik generasi baru. Dan kelima, ekspor untuk meningkatkan skala ekonomi.

Menanggapi hal tersebut, Direktur Utama PG Rahmad Pribadi mengungkapkan, PG sebagai salah satu industri manufaktur di Indonesia telah menyiapkan sejumlah strategic orientation untuk mendukung pemerintah mewujudkan “Indonesia Emas 2045”. 

Baca Juga: Petrokimia Gresik Dukung Program Closed Loop Kemenko Perekonomian

"Kami telah mencanangkan program transormasi bisnis guna mencapai asa perusahaan menjadi solusi agroindustri. Dengan sejumlah strategic orientation yang telah disiapkan,  akan memiliki infinity power untuk menguasai pasar komersial sektor agroindustri," ujar Rahmad.

Sebelumnya, sebagai industri manufaktur PG telah memperkuat struktur bisnis melalui pendirian pabrik baru seperti joint-venture dengan Jordan Phosphate Mine Company (JPMC) pada tahun 2014 dan revamping pabrik asam fosfat (2015) untuk mengurangi ketergantungan impor asam fosfat (bahan baku pupuk NPK), serta pendirian pabrik Amoniak-Urea II untuk meningkatkan kapasitas Urea dan mengurangi impor Amoniak (2018).

Struktur bisnis yang telah diperkuat tersebut dioptimalkan, salah satunya, untuk menggarap pasar komersial serta menjajaki beberapa potensi pasar di sektor agroindustri yang belum tersentuh. Keseriusan tersebut diwujudkan dengan meluncurkan sederet produk unggulan non-subsidi, terbaru adalah pupuk NPK Petro Ningrat untuk perkebunan, hortikultura buah dan umbi yang diluncurkan Juli 2019 lalu.

Baca Juga: Milenial Petrokimia Gresik Kampanyekan Pemupukan Berimbang di Sentra Tani Bawang Putih Tawangmangu

"Kebutuhan pupuk ke depan akan terus meningkat, sementara alokasi pupuk bersubsidi perlahan berkurang. Untuk itu, telah menyiapkan tiga produk unggulan non-subsidi yang akan menjadi andalan di tahun 2020, yakni NPK Phonska Plus, NPK Petro Nitratdan NPK Petro Ningrat," pungkas Rahmad.

Hal ini sejalan dengan pernyataan Komisaris Utama PG, M. Djohan Safri yang menjelaskan bahwa pertumbuhan industri pupuk ke depan masih sangat potensial. Menurut Djohan, pangan dan energi akan tetap menjadi isu global di tahun 2020, karena kebutuhannya semakin meningkat. (hud/ian)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO