Taman Kelinci Desa Mliwang, Wisata Edukasi Terbaru dan Satu-satunya di Tuban

Taman Kelinci Desa Mliwang, Wisata Edukasi Terbaru dan Satu-satunya di Tuban Suasana Taman Kelinci di Desa Mliwang, Kecamatan Kerek, Kabupaten Tuban yang masih akan terus dikembangkan.

TUBAN, BANGSAONLINE.com - Kabupaten Tuban mempunyai wisata edukasi baru berupa Taman Kelinci. Suasana Taman Kelinci yang terletak di tepi jalan Desa Mliwang, Kecamatan Kerek, Kabupaten Tuban ini begitu adem, asri, dan sejuk, karena jauh dari pusat keramaian.

Wisata edukasi ini sekitar 20 kilometer dari pusat kota. Namun, untuk menunju ke taman kelinci, aksesnya sangat mudah dijangkau.

Baca Juga: Diikuti 41 Regu, Tuban Specta Night Carnival Berlangsung Meriah

Sekilas, Taman Kelinci ini memang belum sempurna. Beberapa fasilitas juga belum lengkap. Pasalnya, wisata yang dibangun atas swadaya masyarakat serta di-support oleh PT Solusi Bangun Indonesia (SBI) anak perusahaan PT Semen Indonesia ini tergolong baru.

Bahkan, Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Sendang Cokro selaku pengelola wisata mengaku masih 'puasa' dalam mengelola lokasi taman kelinci ini. 

Meski demikian, pengunjung sudah ramai, sejak dibuka pada 20 Desember 2019 kemarin. Terutama di akhir pekan.

Baca Juga: Pemandian Bektiharjo Bertahan di Tengah 'Gempuran' Wisata Baru

Dasir (50), Pembina Pokdarwis Sendang Cokro, Desa Mliwang, Kecamatan Kerek, Kabupaten Tuban saat ditemui mengatakan, wisata edukasi taman kelinci terus dilakukan pengembangan. Tahun ini, ia mengaku sudah merencanakan berbagai pembangunan sarana. Di antaranya kolam renang untuk anak-anak, penangkaran rusa, lokasi outbond, dan pelestarian gayam.

"Sementara ini luas taman kelinci sekitar 200 meter persegi. Ya sementara ini dulu sambil dikembangkan pelan-pelan," ungkap Dasir saat ditemui, Jum'at (21/2).

Sejarah Berdirinya Wisata Edukasi Taman Kelinci

Baca Juga: Wahana Rumah Horor Indonesia di Tuban Diserbu Pengunjung, Tiap Hari Terjual 1.000 Lebih Tiket

Taman Kelinci ini merupakan satu-satunya di Kabupaten Tuban. Meski belum diresmikan, namun wisata ini sudah dikunjungi 200 hingga 300 wisatawan dari berbagai daerah per harinya. Pengunjung itu berasal beberapa kecamatan di Kabupaten Tuban. Terdapat pula pengunjung asal Rembang, Jawa Tengah dan Kabupaten Lamongan, Jawa Timur.

Pembentukan taman kelinci ini bermula dari segerombolan pemuda yang tengah diskusi. Di tengah obrolan tersebut, tercetus inisiatif pembuatan taman kelinci. Sebab, di Desa Mliwang memang terdapat warga yang sukses beternak kelinci.

Dari situlah, kemudian karang taruna, tokoh masyarakat, dan perangkat desa mulai merencanakan pembangunan wisata edukasi taman kelinci.

Baca Juga: Beri Makan Monyet dan Ikan, Tradisi Sedekah Bumi Masih Lestari di Sendang Bektiharjo Tuban

"Dari gerombol-gerombol itu, kemudian kami teruskan ke Pemerintah Desa (Pemdes) dan disambungkan denga PT Solusi Bangun Indonesia. Dari situ, proposal kami diiyakan dan diajak studi ke Desa Durensari, Kabupaten Trenggalek," beber Dasir.

Taman Kelinci, Berwisata Edukasi

Bagi para pengunjung yang datang ke lokasi wisata edukasi taman kelinci tak hanya sekadar melihat kelinci berlarian di taman maupun berswafoto. Namun, para pengunjung juga diberi edukasi oleh guide atau pendamping di lokasi wisata tersebut.

Baca Juga: Khofifah: Tinggal Pilih, di Jatim Ada 1.396 Wisata, ini Destinasi Eksotik Tiap Kabupaten

Edukasi itu meliputi cara memegang kelinci, cara memberi makan yang benar, dan informasi tentang masa produktifnya kelinci, mulai hamil hingga melahirkan.

Anwar (29), salah satu pendamping wisatawan menerangkan, yang paling banyak mengunjungi wisata ini berasal dari lembaga pendidikan PAUD, TK, dan SD. Setiap berkunjung, para wisawatan diberi wawasan cara memegang, menggendong, memberi makan dan memelihara hewan kelinci yang benar.

Baca Juga: Harga Tiket dan Wahana Tebing Pelangi Tuban Bulan ini

Harapannya, pengunjung -utamanya anak-anak- bisa dekat dengan hewan kelinci. "Ya kebanyakan yang datang ke sini foto diri dengan menggendong kelinci," ungkap Anwar.

Untuk harga tiket masuk saat ini dipatok Rp 5.000. Dari pembayaran tiket itu, setiap pengunjung juga mendapatkan seikat kangkung untuk memberi makan kelinci.

Baca Juga: Harga Tiket dan Wahana Pantai Kelapa Tuban Bulan ini

Adapun jumlah kelinci di wisata ini sebanyak 200 ekor dan saat ini pengelola terus menambah jumlahnya.

Selain penambahan kelinci, pengelola juga sudah menyiapkan spot foto, warung tempat santai, musholla, gazebo, dan fasum lainnya seperti kamar mandi serta toilet.

Baca Juga: Tiket dan Ragam Aktivitas Pantai Boom Tuban Bulan ini

"Mohon doanya semoga kedepan terus ada pengembangan dan inovasi. Kami berharap adanya wisata ini nantinya dapat menumbuhkan dan mengembangkan perekonomian masyarakat sekitar," tutur Anwar.

Sementara itu, Fuad Nursef Ghozali, Bagian Community Development Area Tambang Tanah Liat PT. Solusi Bangun Indonesia yang sekaligus ditunjuk sebagai PIC menerangkan, wisata edukasi itu dikembangkan di area konservasi tambang yang tidak masuk dalam IUP. Awalnya daerah itu untuk penghijauan, tetapi banyak tanaman dijadikan pakan ternak, sehingga banyak tanaman yang rusak. Dari situ, lalu diusulkan untuk dikelola dan dikerja samakan dengan desa.

Kemudian, kerja sama itu terjalin dan muncul ide dijadikan tempat wisata supaya tanamannya bisa hijau. Namun, di sisi lain masyarakat juga mendapatkan hasil tanpa harus dijadikan pakan ternak.

"Ide taman kelinci itu berawal dari dua orang di Desa Mliwang yang sukses mengembangbiakan kelinci," ujar Fuad sapaan akrabnya.

Alumnus UGM ini berharap, wisata tersebut memberikan alternatif pendapatan kepada warga Desa Mliwang. Sebab, selama ini sebagian besar lahan pertaniannya masuk menjadi lahan tambang pabrik.

Meski saat ini yang mendapatkan manfaat masih para sukarelawan anggota pokdarwis Sendang Cokro. Akan tetapi, ke depan diharapkan manfaat itu bisa sampai ke warga yang lainya.

Pokdarwis Sendang Cokro sendiri memiliki 24 anggota yang terdiri dari beberapa unsur masyarakat. Mulai dari karang taruna, pemerintah desa, dan tokoh-tokoh desa termasuk tokoh agama.

"Kami sifatnya membantu program kepada warga Desa Mliwang. Karena budget terbatas untuk memaksimalkan hasil. Sehingga, sebagian besar pengerjaannya secara gotong royong," beber Fuad. (gun/rev)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO