​13 Sekolah Disiapkan Pemkot Madiun Jadi Tempat Isolasi Pemudik

​13 Sekolah Disiapkan Pemkot Madiun Jadi Tempat Isolasi Pemudik Juru bicara Tim Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan Penyebaran Covid-19 Kota Madiun Noor Aflah.

KOTA MADIUN, BANGSAONLINE.com - Satu per satu Orang Dengan Risiko (ODR) di menyelesaikan masa pantau dan tidak sakit. Hingga Senin (6/4) ini, setidaknya terdapat 42 ODR yang telah usai pemantauan. 

Artinya, mereka telah melaksanakan masa isolasi secara mandiri selama 14 hari dan tidak sakit. Namun, bukan berarti tugas selesai. Setidaknya, terdapat 371 ODR di sampai saat ini. Berarti masih terdapat 329 lainnya yang masih menjalani masa pemantauan.

Baca Juga: Ajak Masyarakat Tak Golput dan Wujudkan Kondusivitas, Pemkot Madiun Gelar Penyuluhan Pilkada

Besaran jumlah ODR itu tak terlepas dari banyaknya warga di perantauan yang pulang. Setidaknya, terdapat 38 ODR baru saat ini. Padahal, warga di perantauan diminta untuk tidak pulang sementara waktu. Apalagi, mereka dari zona merah. Tak heran, mereka yang pulang wajib menerapkan isolasi mandiri di rumah dan terus dipantau selama dua pekan.

Jika tidak, juga menyiapkan sejumlah gedung sekolah sebagai tempat isolasi. Setidaknya terdapat 13 sekolah yang ditunjuk sebagai tempat isolasi. Ke-13 sekolah itu tersebar di tiga kecamatan. Pemanfaatan gedung sekolah itu merupakan tindak lanjut instruksi Gubernur Jawa Timur tentang kesiapan sekolah sebagai tempat karantina mandiri bagi para pemudik.

‘’Mungkin mereka tidak sakit. Tetapi tetap kita pantau. Makanya, pihak keluarga harus melapor kalau ada anggota keluarganya yang pulang dari luar daerah,’’ kata juru bicara Tim Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan Penyebaran Noor Aflah.

Baca Juga: Penuh Antusias, Masyarakat Harapkan Haul Panembahan Ronggo Djumeno Jadi Ikon Kota Madiun

Kabar baik juga datang dari warga berstatus Orang Dalam Pengawasan (ODP). 2 dari 37 ODP di juga dinyatakan sembuh. Berbeda dengan ODR, ODP merupakan warga yang memiliki riwayat dari daerah zona merah yang memiliki gejala demam, batuk, maupun pilek. 

Mereka sudah mendapatkan penanganan dan wajib melaksanakan isolasi secara mandiri. Sedang, PDP di tidak mengalami penambahan dan sudah terkonfirmasi negatif kesemuanya.

‘’ tercatat ada delapan yang PDP dan sudah terkonfirmasi negatif. Artinya, mereka memiliki gejala tetapi bukan Korona,’’ imbuhnya.

Baca Juga: ​Peringati Maulid Nabi dan Haul Panembahan Ronggo, Para Budayawan Kenalkan Seni Khas Asli Madiun

Aflah meminta masyarakat di perantauan untuk menahan diri tidak pulang sementara waktu. Itu sesuai arahan wali kota dan anjuran pemerintah pusat. Warga di perantauan cukup mengikuti instruksi penanganan di daerah masing-masing. 

Jika itu dilakukan, paling tidak sudah turut membantu pemerintah dan tim gugus tugas penanggulangan di daerah masing-masing. Sebab, kebanyakan di daerah keterbatasan petugas untuk melakukan pemantauan selama 14 hari tersebut.

‘’Untuk di , sudah melibatkan kader kesehatan di tiap-tiap kelurahan. Tetapi tentu jumlahnya terbatas. Sedang, ODR terus bertambah. Padahal mereka harus terus dipantau,’’ imbuhnya. (hen/ian)

Baca Juga: Rumah Sakit Hermina Kota Madiun Resmi Beroperasi

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Detik-Detik Warga Desa Lokki Maluku Nekat Rebut Peti Jenazah Covid-19':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO