Rumahnya Hancur Dihantam Puting Beliung, Keluarga di Jember Tinggal di Bekas Kandang Sapi

Rumahnya Hancur Dihantam Puting Beliung, Keluarga di Jember Tinggal di Bekas Kandang Sapi Abdul Rasyid menunjukkan bekas kandang sapi yang kini dijadikannya tempat tinggal. Tampak gentengnya dilapisi terpal karena sudah banyak yang bocor.

JEMBER, BANGSAONLINE.com - Sebulan sudah Abdul Rasyid (60) tinggal di bekas kandang sapi di Dusun Sumberwaru, Desa Sumberkalong, Kecamatan Kalisat. Rasyid bersama keluarganya terpaksa hidup dalam kondisi memprihatinkan seperti itu, setelah sekitar sebulan yang lalu rumahnya dihantam puting beliung.

"Sekitar sebulan lalu rumah saya hancur kena hujan disertai angin puting beliung. Kejadiannya sekitar jam 5 sore. Beruntung saya dan keluarga selamat. Sejak saat itu, saya dan keluarga tinggal di bekas kandang sapi yang ada di belakang rumah," tutur Rasyid saat ditemui di bekas kandang sapi yang kini ditempatinya, Sabtu (11/4/2020) pagi.

Baca Juga: 5 Kendaraan Terlibat Kecelakaan Beruntun di Jember

Rasyid menerangkan, bekas kandang sapi yang kini ditempati keluarganya itu, berukuran sekitar 5 x 3 meter. Dindingnya terbuat dari anyaman bambu yang terlihat banyak lubang di sana sini. Bangunan itu juga tak memiliki pintu.

"Ya seperti ini kondisinya. Namanya juga bekas kandang sapi. Saya dulu memang pernah punya sapi. Sudah saya jual untuk membangun rumah. Tapi sekarang rumahnya malah roboh," ungkap pria yang bekerja serabutan sebagai buruh tani dan kuli bangunan itu.

Karena ukurannya hanya 5 meter x 3 meter, bekas kandang sapi yang ditempati keluarga Rasyid hanya cukup untuk tempat tidur dan dapur. Sebuah tungku tempat memasak jadi satu dengan sebuah dipan beralas kasur.

Baca Juga: Wanita di Jember Tewas Terlindas Truk Akibat Jatuh dari Boncengan Motor Ayahnya

"Ya memasak, ya tidur, sudah jadi satu. Dipannya untuk tidur kami berempat," kata pria ini.

Yang membuat Rasyid nelangsa, akhir-akhir ini sering diguyur hujan. Bahkan hampir tiap hari. Air sering masuk ke bekas kandang sapi yang dia tempati. Meski genting atap rumah sudah dia lapisi plastik.

"Saya terkadang sampai nangis. Nggak tega lihat anak dan istri di dalam. Berdesakan ketika hujan deras datang. Apalagi kalau hujannya malam hari," kata Rasyid dengan mata berkaca-kaca.

Baca Juga: Kurang Konsentrasi, Dua Pelajar di Jember Tewas Usai Alami Kecelakaan

Namun, dia tak bisa berbuat banyak. Penghasilan sebagai buruh tani yang rata-rata Rp 30 ribu per hari, hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga.

"Ya gimana lagi, hasil kerja cukup buat makan. Ya kita terima aja, mungkin ini ujian Allah," ujarnya lirih.

Rasyid saat ini tengah berusaha keras untuk membangun kembali rumahnya. Beberapa bantuan memang sempat dia terima. Setidaknya itu bisa sedikit meringankan beban hidup ia dan keluarganya.

Baca Juga: PKB Jember Buka Pendaftaran Cabup-Cawabup dalam Pilkada 2024

"Bantuan memang ada. Sempat ada yang memberi sembako. Pak kades juga membantu material. Tetapi tetap saja, saya kan harus mencari biaya untuk ongkos tukang. Belum lagi untuk hidup keluarga. Yah, yang penting saya tetap berusaha," tandasnya.

Sementara itu, Kepala Dusun Sumberwaru, Hartono sedang tidak berada di tempat ketika hendak dikonfirmasi tentang kondisi keluarga Rasyid. Namun, melalui pesan WhatsApp, dia menyatakan sedang proses mengirim bantuan pasir untuk Rasyid.

"Ini masih pengiriman pasir dari saya pak," tulisnya singkat. (ata/yud)

Baca Juga: Pensiunan PNS Daftarkan Diri Sebagai Cabup-cawabup Jember ke PDIP Jember

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Nekat Ritual di Laut, 10 Warga Jember Meninggal Tersapu Ombak':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO