PG Pesantren Baru Kota Kediri Adaptasi New Normal untuk 1500-an Karyawannya

PG Pesantren Baru Kota Kediri Adaptasi New Normal untuk 1500-an Karyawannya Truk tebu yang sedang antre di PG Pesantren Baru. (foto: ist).

KEDIRI, BANGSAONLINE.com - PG (Pabrik Gula) Pesantren Baru, di Kecamatan Pesantren, Kota Kediri menerapkan protokol kesehatan yang ketat bagi 1.500-an karyawan yang bekerja di pabrik gula tersebut. Sejak mengawali musim giling pada 2 Juni 2020, biasanya ada perayaan dan prosesi adat pengantin tebu. Kini, kegiatan itu ditiadakan dan diganti dengan kegiatan sosial dan pemberian bantuan pada terdampak Covid-19. Penerapan aturan baru yang mengadaptasi , juga mulai dilaksanakan.

“Baik di area pabrik dan kantor, kami menerapkan protokol kesehatan sesuai imbauan pemerintah,” kata Bambang Hadi N, General Manager PG Pesantren Baru, Senin (8/6/2020).

Baca Juga: Lewat FinFest 2024, OJK dan Pemkot Kediri Terus Tingkatkan Literasi Keuangan Masyarakat

Di pos keamanan, lanjut Bambang, semua karyawan dan tamu wajib mengenakan masker. Usai memarkir kendaraan, semua diharuskan cuci tangan.

"Ketika memasuki area pabrik atau kantor, tamu dan karyawan diberi hand sanitizer oleh petugas yang berjaga di pintu. Selanjutnya, petugas akan mengecek suhu tubuh menggunakan thermogun. Sedangkan untuk karyawan yang bekerja di pabrik, tempat parkirnya pun dipisah per sif. Tujuannya agar mengurangi kerumunan ketika sif berakhir," terang Bambang.

Menurutnya, bagi karyawan pabrik, usai cuci tangan di pos satpam depan, harus cuci tangan lagi di ruang khusus. Di ruang tersebut, juga terdapat pengukur suhu tubuh otomatis yang akan menampilkan suhu tubuh seseorang dan suhu ruangan di layar monitor besar yang menempel di dinding.

Baca Juga: Juli 2024, Sektor Jasa Keuangan di Wilker OJK Kediri Terjaga dan Stabil

"Kita beli alat itu baru-baru ini. Biar security tidak kerepotan mengecek suhu tubuh satu per satu. Sebab, karyawannya banyak. Bila ada yang suhu tubuhnya di atas 38 derajat celcius, maka akan langsung diarahkan ke klinik," tambah Bambang.

Bambang mengaku tak mudah mengubah kebiasaan bagi 1.500-an karyawan. Bila dihitung dengan mitra dan karyawan musiman, jumlahnya ada 4.000-an orang. Semua terhubung, sehingga dibutuhkan kedisiplinan semuanya.

"Paling susah soal kebiasaan nongkrong dan bergerombol. Misalnya sopir truk pengangkut tebu dan penebang tebu di luar pabrik. Mereka mitra kami. Tetap kami sosialisasikan dengan tekun,” ujar Bambang.

Baca Juga: Tingkatkan Literasi Keuangan Masyarakat, OJK Kediri akan Gelar Financial Festival 2024

Di PG Pesantren Baru juga dibentuk tim khusus terkait kegiatan sosialisasi dan pengendalian Covid-19. Penanggung jawabnya, antara lain Azis Rahman Bayu Surono selaku Asisten Manajer SDM Pengadaan dan Umum, serta Wisnu Ari Nugroho selaku Manajer Keuangan dan Umum. Penanggung jawab ini memastikan protokol kesehatan dan program terkait penanggulangan Covid-19, tetap dilakukan oleh semua pihak terkait.

Terkait dengan klaster pabrik rokok Tulungagung di Kelurahan Tempurejo yang letaknya dekat dengan pabrik, Bambang mengatakan bahwa beberapa karyawan memang berasal dari kelurahan itu. Sesuai protokol, untuk karyawan dari klaster penularan, diliburkan selama 14 hari. Setelahnya, bisa masuk seperti biasa bila sehat.

"Hal itu juga berpengaruh pada proses produksi, sebab kami harus mengistirahatkan karyawan. Namun, secara keseluruhan tidak memengaruhi target produksi. Musim giling tahun ini, PG Pesantren Baru menargetkan jumlah giling tebu sebanyak 72 ribu ton tebu dengan rendemen 8,2%," pungkasnya. (uji/zar)

Baca Juga: Hasil Survei, Bank Indonesia Optimis Perekonomian Kediri Tetap Meningkat

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO