​Halalbihalal Virtual Muslimat NU Sedunia, Khofifah Harap Indonesia Masuk Zona Hijau Covid-19

​Halalbihalal Virtual Muslimat NU Sedunia, Khofifah Harap Indonesia Masuk Zona Hijau Covid-19 Ketua Umum Muslimat NU, Khofifah Indar Parawansa menyapa Ibu Nyai Hj. Sinta Nuriyah Wahid dalam halalbihalal virtual Muslimat NU. (foto: ist).

SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Karena masih dalam masa pandemi , membuat Muslimat Nahdlatul Ulama (NU) memilih menggelar halalbihalal secara virtual dari Masjid Nasional Al Akbar Surabaya, Sabtu (13/6/2020) petang.

Acara yang diikuti PP (Pimpinan Pusat), PW (Pimpinan Wilayah), PC (Pimpinan Cabang), dan PCI (Pimpinan Cabang Istimewa) sedunia tersebut juga menghadirkan Ketua Umum PBNU Prof. Dr. K.H. Said Aqil Siroj, Imam Besar Masjid Istiqlal Prof. Dr. K.H. Nasaruddin Umar, dan sesepuh Muslimat NU Nyai Hj. Sinta Nuriyah Wahid. Turut pula bergabung Andy F. Noya, founder startup Benih Baik.

Baca Juga: Jelang HUT Ke-79 Jawa Timur, Adhy Karyono Ziarah dan Tabur Bunga ke Makam Gubernur Soerjo

Ketua Umum PP Muslimat NU, Khofifah Indar Parawansa menuturkan, dalam suasana pandemi pihaknya memang lebih banyak menggelar acara maupun webinar secara online dan resonansinya semakin kuat.

"Resonansi keilmuan, saya rasa akan terus bisa disemai karena kita banyak menghadirkan narasumber yang bisa memberikan pencerdasan dan pencerahan luar biasa," kata Khofifah.

"Oleh karena itu, saya merasa bahwa sebetulnya kita ini dipaksa oleh masuk pada industri 4.0," sambung perempuan yang juga Gubernur Jatim tersebut.

Baca Juga: Hari Batik Nasional 2024: Khofifah Ajak Masyarakat Bangga Berbatik

Khofifah mencontohkan, bagaimana banyak komunikasi dilakukan secara virtual, namun konten dari materi yang dibahas tetap bisa dimaksimalkan. Bahkan ada hal-hal yang barangkali kalau hadir secara face to face tidak mudah, tapi justru bisa dilakukan lewat virtual. Misalnya tadarus online setiap pagi, dan tidak ada yang sungkan mengingatkan kalau ada bacaan tajwidnya belum tepat.

Dalam kesempatan tersebut, Khofifah juga menyampaikan banyak sekali aktivitas sosial keagamaan Muslimat NU yang tertunda akibat . Terlebih hingga kini, masih sangat banyak daerah yang masuk zona merah (risiko tinggi), zona oranye (risiko sedang), dan zona kuning (risiko rendah). Termasuk di Jatim yang masih harus berikhtiar karena belum ada yang masuk zona hijau (daerah tidak terdampak).

"Hari ini sangat banyak di antara kita menggunakan baju hijau (seragam Muslimat NU), mudah-mudahan ini narasi dari kehadiran kita yang ingin bahwa segera diangkat Allah Swt., dari bumi Indonesia," kata Khofifah.

Baca Juga: Pj Gubernur Jatim Ajak Teladani Nilai Pancasila Sebagai Semangat Wujudkan Indonesia Emas 2045

"Sehingga zonasi yang dibikin Gugus Tugas pusat, kapan masuk daerah hijau, maka itu sudah masuk kategori daerah tidak terdampak. Berarti tidak ada ODP, OTG, dan PDP, apalagi yang positif," imbuhnya.

Berbagai ikhtiar yang dilakukan tersebut, ujar Khofifah, semoga berseiring dengan kehendak Allah Swt., untuk bisa menurunkan ma'unah-Nya (pertolongan) kepada warga bangsa Indonesia agar terbebas dari .

Sementara itu, K.H. Nasaruddin Umar dalam tausiahnya menyampaikan, berkhidmat merupakan ciri khas dari Muslimat NU. Sayangnya, banyak sekali khidmat Muslimat NU yang belum terbukukan menjadi induk sejarah yang komprehensif.

Baca Juga: Terima Dubes Guatemala untuk Indonesia, Pj Gubernur Jatim Jajaki Kerja Sama Bidang Ekonomi hingga Bu

"Mungkin ini PR buat kita semuanya. Ternyata pahlawan-pahlawan kita dari kalangan perempuan di berbagai tempat, kebanyakan dari Muslimat yang backrgound mereka adalah NU," katanya.

Nasaruddin yakin, jika sejarah itu dikumpulkan semuanya, tokoh-tokoh yang berjuang melahirkan Indonesia dari kalangan perempuan, akan akan ikut memperbesar nama Muslimat NU. (mdr/zar)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Emak-emak di Surabaya Kecewa Tak Bisa Foto Bareng Jokowi':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO