Penyelesaian Proyek TPPI Tuban Didukung Penuh Menteri Perindustrian

Penyelesaian Proyek TPPI Tuban Didukung Penuh Menteri Perindustrian Kunjungan Jajaran Direksi TPPI ke Kantor Kementerian Perindustrian di Jakarta. (foto: ist).

TUBAN, BANGSAONLINE.com - Penyelesaian Proyek Revamping Platforming dan Aromatik di Tuban dalam rangka meningkatkan kapasitas Platforming Unit dari 50.000 barel per hari menjadi 55.000 barel per hari dan kapasitas produksi Paraxylene 600.000 ton per tahun menjadi 780.000 ton per tahun dengan biaya pembangunan sebesar USD 180 juta didukung penuh oleh Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita.

Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan menyambut baik kemajuan proyek Revamping ini, mengingat produk-produk petrokimia khususnya produk aromatik ini sangat dibutuhkan di dalam negeri dan diimpor oleh berbagai perusahaan di Indonesia.

Baca Juga: Pelayanan SPBU Mulung Tuban Tak Profesional, Pertamina Siap Turun Tangan

“Dengan memenuhi kebutuhan impor Paraxylene tersebut, peran TPPI dalam mengurangi impor dan current deficit account Indonesia menjadi sangat significant, dan ini sangat baik untuk membangkitkan perekonomian Indonesia,” paparnya.

Diketahui, Direksi dan Komisaris TPPI Tuban melakukan kunjungan kepada Menteri Perindustrian RI Agus Gumiwang Kartasasmita pada 23 September 2020 di Kantor Jakarta.

Pada kunjungan tersebut, Menteri Perindustrian didampingi Sekretaris Jenderal Achmad Sigit Dwiwahjono dan Dirjen Industri Kimia, Farmasi dan Tekstil Muhammad Khayam.

Baca Juga: Ini Respons Bupati Kediri Soal Kelangkaan Tabung Gas Elpiji yang Dikeluhkan PKL

Sementara itu, dari TPPI hadir Presiden Direktur Yulian Dekri, Presiden Komisaris Ardhy N. Mokobombang, Direktur Pemasaran Darius Darwis, dan Direktur Operasi Erwin Widiarta.

Presiden Komisaris TPPI, Ardhy N. Mokobombang mengatakan, pihaknya sudah menyampaikan perkembangan Proyek Revamping Platforming dan Aromatik proyek ini kepada kepada Menteri Perindustrian, menindaklanjuti Kunjungan Kerja Presiden RI Joko Widodo ke TPPI pada akhir Desember 2019 lalu.

“Kami kemarin melaporkan kemajuan proyek yang menjadi tanggung jawab TPPI kepada Bapak Menteri Perindustrian,” ujar Presiden Komisaris TPPI, Ardhy N. Mokobombang kepada BANGSAONLINE.com, Kamis (24/9/2020).

Baca Juga: Pembukaan GIIAS 2024, Adhy Karyono Sebut Ekspor Industri Otomotif Jatim Tembus 117,6 Juta USD

Hal senada juga disampaikan oleh Presiden Direktur TPPI, Yulian Dekri. Ia mengatakan, saat ini pekerjaan Basic Engineering Design Package (BEDP) sedang dikerjakan oleh UOP, dimulai pada 27 Maret 2020 lalu dan akan selesai pada akhir September 2020. Kemudian, untuk pembangunan 5 tangki saat ini sedang dalam tahap pengerjaan.

Diperkirakan secara keseluruhan tangki-tangki tersebut akan selesai pada pertengahan Desember 2021. Sedangkan, pekerjaan Revamping ini akan dilaksanakan pada awal 2022 bersamaan dengan pelaksanaan Turn Around. Sehingga, pada kuartal 1 2022 diharapkan kilang sudah dapat beroperasi secara penuh.

“Terkait dengan dukungan TPPI untuk mengurangi produk impor Paraxylene, TPPI sudah mulai mengoperasikan unit produksi Paraxylene sejak Agustus 2020 secara dual mode (menghasilan produk petrokimia dan produk BBM) dan akan ditingkatkan secara bertahap,” terang Yulian-sapaan akrabnya.

Baca Juga: Pertamina EP Cepu Field Rawat Sumur di Distrik Tapen

Di tempat yang sama, Direktur Pemasaran TPPI, Darius Darwis menyatakan, kebutuhan domestik Paraxylene saat ini sebesar 1 juta ton per tahun, sedangkan pemasok dari dalam negeri selain TPPI adalah hanya Kilang RU IV yang mempunyai kapasitas produksi sekitar 200.000 ton per tahun, sehingga selama TPPI tidak berproduksi terdapat impor Paraxylene sekitar 800.000 ton per tahun.

Demi mengurangi impor Paraxylene pada 2021, TPPI merencanakan dan akan memproduksi sejumlah 280.000 ton per tahun Paraxylene serta memproduksi Pertamax. Bersama dengan produksi Paraxylene sebesar 220.000 ton per tahun. Total produksi Paraxylene dalam negeri menjadi 500.000 ton per tahun, atau dapat mengurangi impor sejumlah 50 persen dari kebutuhan dalam negeri.

“Langkah ini berarti menurunkan current account deficit sejalan dengan arahan Bapak Presiden Joko Widodo saat mengadakan kunjungan ke TPPI tahun lalu,” bebernya.

Baca Juga: Warga Jenu Masih Was-Was, Khawatir Tangki BBM Pertamina di Tuban Bocor Lagi

“Pada tahun 2022, dengan selesainya proyek Revamping tersebut, TPPI akan dapat meningkatkan produksi Paraxylene menjadi 780.000 ton per tahun, sehingga tambahan produksi tersebut dapat memenuhi seluruh kebutuhan Paraxylene dalam negeri bersama-sama dengan ,” tambahnya. (wan/zar)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Kilang Minyak Pertamina Terbakar, 5 Luka Berat, 15 Luka Ringan, Ini Suara Greepeace':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO