Dianggap Membedakan, Pemkab Bojonegoro Hapus Batas Kota dan Desa

Dianggap Membedakan, Pemkab Bojonegoro Hapus Batas Kota dan Desa DIHAPUS: Tulisan Selamat Datang di Kota Bojonegoro kini telah dihapus. Foto: Dok Eky Nurhadi/BangsaOnline.com

BOJONEGORO (BangsaOnline) – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bojonegoro menghapus pembatas wilayah perkotaan dan pedesaan mulai 2015. Tulisan yang biasa terpampang di pintu masuk kota yakni, "Selamat Datang Anda Masuk Kota Bojonegoro," telah dicopot. Sebab, pembatas itu dianggap membedakan wilayah perkotaan dan pedesaan. 


Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Kabupaten Bojonegoro, Nurul Azizah mengatakan, kini tidak ada lagi perbedaan antara kota dan desa di Bojonegoro. Sebab, kata dia, kini Bojonegoro ingin menerapkan program, "Deso Roso Kuto, Kuto Roso Desa (Desa Rasa Kota, Kota Rasa Desa," ujarnya, Jumat (30/1/2015).

Menurutnya, perbedaan antara kota dan desa yang dulu begitu terlihat kini semakin tipis. Di perkotaan Kota Bojonegoro akan ditemukan identitas desa dan juga sebaliknya di perkotaan Bojonegoro akan ditemukan suasana seperti di pedesaan.

"Sudah tidak ada lagi perbedaan mencolok desa dengan kota," ujar mantan Camat Kalitidu tersebut.

Untuk menciptakan harmonisasi suasana desa dan kota, pihak DKP akan membawa tanaman yang banyak tumbuh di pelosok pedesaan dan ditanam di titik-titik wilayah perkotaan. Selama ini desa identik dengan suasana hijau dan asri banyak pepohonan dan udara yang segar.

Maka di wilayah-wilayah yang gersang di beberapa titik juga akan dihijaukan dengan tanaman-tanaman yang selama ini banyak tumbuh di pelosok pedesaan tersebut.

Selain itu, kata Nurul Azizah, taman di pedesaan juga akan dikembangkan yakni dengan menyulap kompleks pemakaman yang selama ini terkesan sepi dan angker diubah menjadi taman yang menarik dan indah.

Kompleks pemakaman di desa akan dibangun menjadi taman yang asri dengan aneka tanaman bunga serta dilengkapi pula dengan kolam dan air mancur serta tempat istirahat bagi peziarah. Konsep taman di pemakaman ini juga mengingatkan bahwa ini adalah rumah masa depan yang kelak akan dihuni.

"Makam ini merupakan tempat peziarahan. Di makam itu pula bersemayam orang-orang yang kita cintai dan sayangi. Sehingga menciptakan kesan bahwa makam adalah tempat yang nyaman dan ada ikatan antara yang hidup dan mati," ujarnya.

Menurut Nurul Azizah, saat ini makam Desa Bakung menjadi area percontohan untuk taman makam di Bojonegoro. Tidak sekedar itu taman-taman lain yang bersifat tematik juga akan di bangun di tahun ini di antaranya adalah taman di Desa Mulyoagung, taman yang bertema edukasi di depan Sekolah Model Terpadu di Desa Sukowati Kecamatan Kapas.

Selain itu taman di Desa Gajah Kecamatan Baureno yang mengusung tema satwa salah satunya gajah yang menjad ikon dan taman di Desa/Kecamatan Margomulyo. Taman ini nantinya akan mengusung tema tentang aneka kerajinan akar jati yang memang banyak diproduksi oleh para perajin di Kecamatan Margomulyo.

Selain itu, DKP kini juga sudah mengubah kawasan bekas Terminal Rajekwesi di Kota Bojonegoro menjadi taman kota. Sebelumnya kawasan itu banyak ditempati oleh para pedagang kaki lima berjualan aneka makanan dan minuman. Pembangunan taman kota itu menelan anggaran sekitar Rp2 miliar.

Baca Juga: Disnakkan Bojonegoro Pantau Kesehatan Hewan Kurban

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO