Seru! ​Bank HSBC Diterjang Dua Gajah: Digugat Huawei, Dituding Inggris Dukung Anti-Demokrasi

Seru! ​Bank HSBC Diterjang Dua Gajah: Digugat Huawei, Dituding Inggris Dukung Anti-Demokrasi Dahlan Iskan. Foto: ist

SURABAYA, BANGSAONLINE.com – Pagi ini tulisan Dahlan Iskan membahas tentang Bank . Menurut wartawan handal itu, selain dipanggil parlemen Inggris - karena dianggap mendukung kebijakan anti demokrasi di Hongkong - juga digugat .

Loh, kenapa menggugat? Ini tak lepas dari Meng Wanzhou, putri pendiri yang juga menjabat Chief Financial Officer di , ditahan di Kanada sejak 2018.

Baca Juga: Pemilu Dungu, Pengusaha Wait and See, Ekonomi Tak Menentu

Seru! Tulisan Dahlan Iskan ini makin menarik terutama karena kebijakan AS berubah sejak Joe Biden memimpin negeri paman sam itu. Nah, di bawah ini BANGSAONLINE.com menurunkan tulisan mantan menteri BUMN itu. Pagi ini, Senin, 15 Februari 2021, tulisan ini juga dimuat Disway dan HARIAN BANGSA. Selamat membaca:

GAJAH ini terjepit di antara dua gajah. Risiko bisnis ada di mana-mana. Bulan lalu bank dipanggil parlemen Inggris. Bank raksasa milik Inggris itu dianggap mendukung kebijakan anti-demokrasi. Yakni ketika pemerintah Tiongkok mengekang Hong Kong. Dengan memberlakukan UU Keamanan Nasional di pulau bekas jajahan Inggris itu.

Sebagai bank yang didirikan di Hong Kong tahun 1865 sudah membuka cabang di Shanghai tahun itu juga. Saat itu Hong Kong dan Shanghai adalah kota dagang terbesar di Asia. Belum muncul Tokyo sebagai kekuatan utama ekonomi. Apalagi Singapura.

Baca Juga: Luar Biasa! Santri Ini Diterima di Tiga Kampus Ternama Kanada

Gerakan pro-demokrasi di Hong Kong memang sering menggalang dana lewat rekening di . Oleh Beijing gerakan itu dianggap berkembang menjadi ''pro-kemerdekaan'' Hong Kong. Tiongkok tidak bisa menerima. Sepanjang tahun 2019 demo besar di Hong Kong seperti tidak habis-habisnya. Kian keras dan berdarah. Ujungnya kian terlihat keinginan mereka untuk merdeka.

Di tahun 2020 Tiongkok meredam semua itu. Lewat UU Keamanan yang baru. Tidak ada toleransi lagi. dianggap mendukung mereka.

Demi menyelamatkan bisnis, pun membekukan rekening-rekening tersebut. Kecaman meluas. Terutama dari gerakan pro-demokrasi. Parlemen Inggris pun memanggil .

Baca Juga: Tiongkok Banjir Mobil Listrik

Ada lagi kejadian pekan lalu. digugat di pengadilan Inggris. Yang menggugat . dianggap menjadi penyebab ditahannya Meng Wanzhou di Kanada. Sejak 2018 sampai sekarang.

Tahun itu panas-panasnya perang dagang antara Amerika dan Tiongkok. Yang dimulai oleh Presiden Donald Trump. Hari itu Meng –putri pendiri yang juga menjabat Chief Financial Officer di – sedang dalam perjalanan bisnis ke Meksiko. Dia mau mampir dulu ke rumahnyi di Vancouver, Kanada. Di bandara Vancouver, Meng ditangkap. Ditahan. Atas permintaan Amerika. Untuk dikirim ke Amerika dan akan diadili di New York.

Pengadilan Kanada yang akan memutuskan: Meng boleh dikirim ke Amerika atau tidak. Sidang itu sudah berlangsung setahun lebih. Belum ada putusan. Tanggal 1 Maret nanti sidang dibuka lagi. Putusan itu kira-kira dijatuhkan akhir Mei depan.

Baca Juga: Hati Rakyat Sulit Dibeli, Partai Penguasa Gagal Menang

Sudah banyak alasan digunakan pengacara Meng untuk membebaskannyi. Misalnya bahwa perkara ini sebenarnya perkara politik. Meng hanya jadi korban perang dagang.

Di akhir pemerintahan Trump sempat ada kabar Meng akan dibebaskan. Dengan syarat mau menandatangani pernyataan bersalah. Dunia diplomatik dipenuhi oleh spekulasi rencana pembebasan ini. Tiongkok bahkan sudah mengirim pesawat Boeing 757 ke Vancouver.

Ternyata Meng tidak jadi bebas. Dia terus ditahan di rumahnyi di Vancouver. Ditemani suaminyi. Dijaga oleh detektif swasta 24 jam. Agar Meng tidak melarikan diri. Biaya penjagaan itu harus dibayar Meng.

Baca Juga: Anak Muda Israel Full Stress

Wanita 46 tahun ini juga harus tetap mengenakan gelang elektronik di pergelangan kaki kirinyi. Agar bisa dimonitor ke mana saja Meng pergi. Dia boleh ke mana-mana di kota indah Vancouver –asal tidak mendekati bandara.

Perintah penangkapan Meng itu bermula dari laporan . Meng dianggap menyembunyikan informasi mengenai hubungan dengan Skycom.

Buktinya: waktu makan siang di sebuah restoran di Hong Kong di tahun 2018. Saat itu Meng mempresentasikan power point ke staf .

Baca Juga: Temui Pengusaha di Vietnam, Jokowi Ajak untuk Berinvestasi di IKN

Dalam presentasi itu, Skycom dikatakan sebagai rekanan biasa . Transaksi antara dan Skycom juga sudah selalu menggunakan dolar Amerika. Lewat bank .

Selama tiga tahun terakhir transaksi itu berjalan lancar. Tidak ada pertanyaan apa pun dari . Sampailah pada suatu hari: Reuters memberitakan bahwa Skycom itu sebenarnya anak perusahaan sendiri. Maka, ketika Skycom melakukan bisnis di negara Islam Iran, berarti melanggar sanksi Amerika atas Iran.

bersikeras bahwa dalam presentasi itu Meng sudah menjelaskan bagaimana hubungan dan Skycom. Tapi mengatakan tidak ada penjelasan itu.

Baca Juga: Tak Ada TPS di Hong Kong, Coblos di Rumah Majikan, Kapan Saja

Rupanya ketakutan ikut terkena sanksi Amerika. Maka memosisikan diri sebagai tidak tahu tentang hubungan itu –karena Meng menyembunyikannya.

Kini situasi hubungan Amerika-Tiongkok sudah mulai berubah –tidak ada lagi faktor Trump. Biden pun sudah menelepon Xi Jinping. Terutama untuk mengucapkan Gong Xi Fa Cai. Lalu bicara lain-lain.

Di tengah perubahan keadaan itu melihat celah: menggugat . Tuntutannya sederhana: agar diberi akses ke informasi yang ada di dalam . Khususnya mengenai apa sebenarnya yang dilaporkan ke pihak Amerika. Juga mengenai pembicaraan orang-orang dengan pihak Amerika.

Baca Juga: Doni Monardo Bekerja Habis-habisan

menggunakan UU Bankers' Books Evidence Act 1879, yang berlaku di Inggris. Yang memungkinkan nasabah dapat akses bank seperti itu atas perintah pengadilan. curiga ada ''penggelapan'' informasi oleh bank tersebut.

Ini merupakan babak baru akibat perang dagang Trump-Xi yang melebar ke mana-mana itu. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO