Dinas Pertanian Kediri Turunkan Tim Cek Tanaman Padi yang Terserang Penyakit Potong Leher

Dinas Pertanian Kediri Turunkan Tim Cek Tanaman Padi yang Terserang Penyakit Potong Leher Dari kiri, Joko Supriadi (POPT Kecamatan Tarokan), Agus Suprapto (petani), Nurul Huda (Koordinator PPL Kecamatan Tarokan), dan Riono Yekti Wibowo (Koordinator POPT Kabupaten Kediri). foto: MUJI HARJITA/ BANGSAONLINE

KEDIRI, BANGSAONLINE.com - Dinas Pertanian Kabupaten Kediri langsung merespons keluhan petani yang tanaman padi-nya terserang penyakit di Desa Kaliboto, Kecamatan Tarokan, Kabupaten Kediri.

Tim yang turun ke lapangan terdiri dari PPL (Petugas Penyuluh Lapangan) dan POPT (Pengamat Organisme Pengganggu Tanaman) Kecamatan Tarokan, serta POPT Kabupaten Kediri

Baca Juga: Kampanye di Kecamatan Kepung, Dhito Dipuji Sebagai Pemimpin Pengayom Petani

Nurul Huda, Koordinator PPL Kecamatan Tarokan, membenarkan pihaknya telah melakukan pengecekan di lapangan. Hasilnya, memang benar ada tanaman padi di lahan milik Agus Suprapto yang terserang atau penyakit .

"Tapi yang terserang penyakit baru sekitar 0,35 hektare dari keseluruhan hamparan seluas 10 hektare," kata Nurul Huda, Minggu (16/5).

Karena itu, pihaknya berupaya agar serangan itu tidak meluas ke lahan lain. Salah satunya, dengan melakukan gerakan pengendalian (gerdal) secepatnya.

Baca Juga: Ribuan Petani di Kabupaten Kediri Gelar Deklarasi Dukung Dhito-Dewi

Berdasarkan hasil pengamatan bersama POPT, lanjut Nurul Huda, bahwa yang menyerang tanaman padi di lahan milik Agus Suprapto lebih banyak mengarah ke penyakit kresek yang disebabkan bakteri Xanthomonas.

"Penyakit kresek pada tanaman padi disebabkan oleh bakteri Xanthomonas oryzae, di mana serangan oleh bakteri ini dapat mengakibatkan kerusakan tanaman dan juga dapat menurunkan hasil produksi tanaman padi," terangnya didampingi POPT Kecamatan Tarokan Joko Supriadi dan Koordinator POPT Kabupaten Kediri Riono Yekti Wibowo.

Ditambahkan Nurul Huda, tanaman padi bisa terserang  disebabkan kelembapan yang tinggi, jarak tanam yang terlalu rapat, penggunaan pupuk berunsur N yang terlalu tinggi sehingga bisa memicu pertumbuhan jamur, dan kurang diperhatikannya pembersihan gulma.

Baca Juga: Tuntut Redistribusi Lahan HGU, Ratusan Warga Puncu Geruduk Kantor Pemkab Kediri

"Cara pengendaliannya, adalah dengan cara pencegahan sedari awal, antara lain dengan penggunaan varietas tahan penyakit, jarak tanam tidak terlalu rapat, lebih baik menggunakan sistem jajar legowo, kurangi penggunaan pupuk dengan unsur N (urea)," pungkas Nurul Huda. (uji/rev)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO