SIDOARJO, BANGSAONLINE.com - Kreativitas lima Mahasiswa Universitas Brawijaya Malang muncul setelah menyaksikan kehidupan warga salah satu dusun terpencil di Kabupaten Sidoarjo yang berada di tengah area pertambakan. Yakni Dusun Kepetingan, Desa Sawohan, Kecamatan Buduran, Sidoarjo.
Dusun dengan jumlah warga 338 orang itu, sampai saat ini masih mengandalkan air hujan yang ditampung pada wadah atau bak untuk memenuhi air untuk kebutuhan sehari-hari. Sebab, meski tempat tinggal mereka air melimpah, namun kualitas air sungai masih di bawah batas baku mutu air bersih. Kondisi air di Dusun Kepetingan cenderung berwarna keruh dan tergolong payau.
BACA JUGA:
- Antusias Masyarakat Tinggi, Plt Bupati Sidoarjo Bakal Tambah Kuota Beasiswa Pendidikan
- Imigrasi Malang Berencana Buka Layanan Paspor di Universitas Brawijaya
- Matangkan Draft Raperda BPBD, Pemkot Mojokerto Lakukan Kajian Akademik dengan Universitas Brawijaya
- Wartawan Forwas Berbagi Pengalaman dengan Mahasiswa Umsida
Bahkan jika musim kemarau, warga harus membeli air ke desa terdekat dengan jarak 18 kilometer dari tempat mereka.
Akibat dari krisis air bersih itu, beberapa kali warga desa setempat dilanda penyakit diare dan gatal-gatal.
Melihat hal itu, lima Mahasiswa Universitas Brawijaya tergerak untuk membantu warga mengatasi masalah krisis air bersih.
Melalui Program Kreativitas Mahasiswa Bidang Pengabdian Masyarakat yang dinamakan "Go Reter" (Gerakan Optimis Renewable Water) ini mereka bekerja sama dengan Karang Taruna Dusun Kepetingan mengolah air Sungai Kedung Peluk, supaya layak konsumsi.
Kelima mahasiswa itu adalah Rachmad Pratama Fauzi, Arrival Gusthi Adhikara, Husna Atikah, Dina, dan Faris Taqqiyuddin.
Dengan bimbingan Dosen Universitas Brawijaya Malang, Joko Prasetyo, kelima mahasiswa tersebut memilih metode "simple water treatment" agar air Sungai Kedung Peluk bisa dimanfaatkan untuk konsumsi.
Penerapan metode "simple water treatment" diyakini mampu menjernihkan air, menurunkan kadar logam berat, membunuh sejumlah bakteri yang terkandung dalam air, sekaligus menurunkan zat padat terlarut sehingga menghasilkan air dengan kualitas layak konsumsi.