Lantik Pergunu se-Yogyakarta, Kiai Asep: Penjual Kayu Lebih Mulia Ketimbang Tokoh yang Minta

Lantik Pergunu se-Yogyakarta, Kiai Asep: Penjual Kayu Lebih Mulia Ketimbang Tokoh yang Minta Prof Dr KH Asep Saifuddin Chalim, MA foto bersama dengan para pengurus Pergunu yang baru dilantik dan para tokoh Yogyakarta. Foto: mma/ bangsaonline.com

YOGYAKARTA, BANGSAONLINE.com - Ketua Umum Pengurus Pusat (PP) Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (), Prof Dr KH Asep Saifuddin Chalim, MA, melantik pengurus se-Provinsi , Ahad (5/12/202) malam.

Pelantikan yang digelar di Afkaaruna Islamic School, Pakem, Sleman, Daerah Istimewa, itu meliputi pengurus 5 kabupaten dan kota. Yaitu Kabupaten Sleman, Bantul, Gunung Kidul, Kulon Progo, dan Kota .

Baca Juga: Di Hadapan Warga Dawarblandong, Paslon Mubarok Siapkan Program Bedah Rumah Tak Layak Huni

Dalam taushiahnya, mengaku telah mendirikan 34 pengurus wilayah (PW) dan 514 Pengurus Cabang (PC) di seluruh Indonesia. Sementara untuk pengurus tingkat kecamatan mencapai 10.000 PAC (pengurus anak cabang) dari 17.000 PAC seluruh Indonesia.

“Karena itu banyak tokoh-tokoh nasional yang datang kepada saya,” tegas saat memberikan taushiyah dalam pelantikan akbar tersebut.

Menurut dia, sekarang solid dan besar. Ini berbeda dengan saat pemerintahan Orde Baru (Orba).

Baca Juga: Elektabilitas Terus Melejit, Khofifah: Banyak Doa Kita Temukan di Pasar

“Dulu ditenggelamkan oleh Orde Baru. Dulu ada kebijakan (dari pemerintah orba) untuk monoloyalitas kepada PGRI,” kata di depan para pengurus yang juga dihari para tokoh . Antara lain: Ketua PWNU , Fahmy Akbar Idris, perwakilan bupati dan tokoh lain.

Menurut , pesatnya perkembangan – terutama dalam pendirian dan pelantikan pengurus di berbagai daerah karena dibiayai secara pribadi.

“Semua pengurus yang turun ke daerah-daerah saya biayai. Tiketnya saya belikan dan saya kasih uang. Tiket tinggal minta kepada Pak Dofir. Pak Dofir itu bagian pelayanan tiket. Dalam satu bulan tiket pesawat bisa mencapai Rp 200 juta. Bahkan kadang Rp 300 juta,” kata pendiri dan pengasuh Pondok Pesantren Amanatul Ummah Surabaya dan Pacet Mojokerto itu.

Baca Juga: Kampanye Perdana, Gus Barra-dr Rizal Langsung Menggebrak Enam Titik Lokasi di Jatirejo

Ia mengaku hanya didampingi sekitar 5 pengurus muda . "Mereka senang karena bisa naik pesawat dan dapat uang," kelakar . "Termasuk Mas Zuhri ini," tambanya.

juga bercerita saat diundang menjadi pembicara dalam acara Musyawarah Nasional (Munas) II Persatuan Guru Madrasah Indonesia (PGMI) di Asrama Haji Makassar, Sabtu (4/12/2021) lalu. “Saya diundang sebagai pemakalah tapi secara aklamasi dikukuhkan sebagai ketua umum PGMI,” kata sembari tersenyum.

Menurut dia, banyak sekali yang menangis ketika peserta Munas II PGMI itu maju bertanya tentang kunci sukses sebagai pengasuh pesantren, terutama secara finansial. Bahkan seorang perempuan sempat histeris.

Baca Juga: Ketum Pergunu Prof Kiai Asep: Ratu Zakiyah Simbol Idealisme Kita

“Saya bercerita bahwa penghasilan istri saya Rp 2 miliar setiap bulan,” kata sembari mengatakan bahwa total penghasilannya Rp 9 miliar setiap bulan.

Menurut dia, mungkin gara-gara itu sehingga banyak peserta yang tertarik. Bahkan, menurut , banyak diantara mereka yang minta didoakan.

juga bercerita bahwa guru-guru di pesantrennya mendapat gaji cukup. “Karena itu tak ada yang mempertanyakan soal sertifikasi,” katanya. “Sertifikasi hanya dijadikan nilai tambah,” lanjutnya.

Baca Juga: Kiai Asep Bentuk Saksi Ganda Mubarok dan Khofifah-Emil, Gus Barra Siap Biayai Siswa Berprestasi

Apa kuncinya? “Saya selalu salat malam,” katanya. Menurut dia, banyak rahasia tentang keberkahan salat malam. "Paling satu jam sebelum Subuh. Atau cukup setengah jam," katanya sembari berpesan agar jangan tidur setelah salat Subuh hingga terbit matahari.

Karena, kata , Allah membagi-bagikan rezeki antara waktu terbitnya fajar dan terbit matahari.

juga menganjurkan salat dluha. “Salat dluha empat rakaat,” katanya. “Karena Allah berjanji siapa pun yang salat dluha, Allah akan memberi kecukupan kebutuhan hidupnya,” tambahnya.

Baca Juga: Hadiri Muslimat NU Bersholawat Bersama Habib Syech, Khofifah: Jamaah yang Konsisten Mendoakan Bangsa

Salain itu mengaku tak mau menerima sumbangan dari siapa pun, terutama dari pemerintah. “Saya paling tak mau minta-minta,” katanya. Menurut dia, orang yang suka minta-minta akan dipandang rendah oleh orang lain, terutama orang yang memberinya.

Ia mengutip Hadits yang menyebutkan bahwa lebih mulia pencari kayu di hutan lalu dijual untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-harinya ketimbang seorang tokoh yang minta-minta.

“Baik permintaanya itu dikabulkan atau tidak,” kata .

Baca Juga: Khofifah - Emil Jadi Paslon Nomor 2 Pilkada Jatim, Sarat Makna Optimisme Keberlanjutan

mengaku pernah ditawari bantuan oleh Presiden Jokowi untuk pembangunan asrama di pesantrennya. Saat itu, tutur , Presiden Jokowi bersama Pratikno, Menteri Sekretaris Negara. Tapi ia menolak.

“Kalau mau, saya mungkin dapat Rp 200 miliar. Tapi saya lebih suka minta barokahnya pak Jokowi,” katanya. Dengan begitu justru mendapat rezeki lebih banyak dari Allah SWT.

Dalam taushiahnya, juga berpesan agar para guru tidak hanya berdoa untuk diri dan keluarganya. Tapi juga mendoakan muridnya. Menurut dia, para murid itu harus dianggap sebagai anaknya. (mma)

Baca Juga: Gus Fahmi Bantah Ada Pertarungan Politik Kiai dalam Pilkada Mojokerto 2024

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Sedekah dan Zakat Rp 8 M, Kiai Asep Tak Punya Uang, Jika Tak Gemar Bersedekah':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO