Kadin Jatim Ajak Pengusaha Berinvestasi di Proyek Pengembangan Terminal Bungurasih

Kadin Jatim Ajak Pengusaha Berinvestasi di Proyek Pengembangan Terminal Bungurasih Wakil Ketua Umum Bidang Investasi Kadin Jatim, M Turino Junaedy (Kanan), bersama Ketua Komite Tetap Perencanaan dan Pengembangan Kawasan, Fitrajaya Purnama.

SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Kadin Jatim mendorong pengusaha di Jawa Timur untuk ikut berinvestasi dalam proyek pengembangan Terminal (Purabaya) yang diperkirakan menelan anggaran senilai Rp350 miliar.

Ketua Umum Kadin Jatim, Adik Dwi Putranto, menuturkan bahwa proyek pengembangan Terminal adalah proyek vital yang cukup menarik. Pasalnya, ketersediaan infrastruktur yang handal merupakan salah satu tulang punggung pertumbuhan ekonomi suatu bangsa, dan hal ini telah dibuktikan oleh beberapa negara yang telah maju perekonomiannya.

Baca Juga: IAF 2024, Polresta Sidoarjo Amankan Bus Tujuan Bali di Terminal Bungurasih

“Negara Amerika, Eropa dan sekarang Negeri Tiongkok adalah salah satu contoh negara yang berhasil menyediakan infrastruktur yang sangat handal untuk menunjang perekonomiannya. Dampak positif yang dirasakan adalah barang produksi dari negara tersebut menjadi sangat murah dan bersaing di dunia serta pertumbuhan ekonomi negara tersebut menjadi sangat tinggi,” ujarnya, Rabu (8/12).

Maka dari itu, kata Adik, Kadin Jatim melakukan sosialisasi kepada para pengusaha tentang investasi skema Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU) tentang proyek pengembangan Terminal secara daring, Selasa (7/12). 

Menurut dia, ini adalah langkah awal sebelum Kementerian Perhubungan sebagai Penanggung Jawab Proyek Kerja sama melakukan penjajakan minat pasar dalam rangka mempersiapkan proyek KPBU Terminal Bis Tipe A untuk Terminal di Sidoarjo dan Terminal Betan Subing di Lampung yang akan dilaksanakan lusa, Jumat (10/12).

Baca Juga: Pj Gubernur Jatim Apresiasi FGD Kebijakan Kenaikan CHT

Wakil Ketua Umum Bidang Investasi Kadin Jatim, M Turino Junaedy, mengungkapkan bahwa Terminal merupakan terminal bis tipe besar yang sudah beroperasi dengan luas lahan sekitar 12 hektare dan di dalamnya dapat dikembangkan menjadi proyek properti maupun bisnis lainnya yang menguntungkan.

Begitu pula dengan Betan Subing, terminal satu-satunya di Indonesia yang berhimpitan dengan jalan Tol dan memiliki luas tanah sekitar 5,5 hektare itu bakal ditambah menjadi sekitar 9 hektare untuk dijadikan terminal dan bisnis properti atau lainnya yang dapat dikembangkan.

Untuk itu, lanjut Turino, dibutuhkan kreativitas dari para pengusaha dalam mengembangkan bisnis pada kedua proyek KPBU yang sangat didukung oleh pemerintah, sejauh sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Baca Juga: Masih Banyak Bus yang Turunkan Penumpang di Luar Terminal, Petugas Gabungan Lakukan Penertiban

“Kadin sebagai mitra pemerintah pusat maupun daerah dalam berusaha dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi, tentunya akan membantu dan berperan serta dalam setiap kegiatan pemerintah,” kata Turino.

Ketua Umum Kadin Indonesia, Arsyad Rasyid, mengatakan bahwa ini adalah kesempatan yang sangat positif untuk dapat melakukan bisnis dengan skema yang menguntungkan sekaligus dapat membantu pemerintah, membantu masyarakat dalam membangun proyek infrastruktur yang penting yang dapat mendukung roda perekonomian.

“Pembangunan proyek-proyek infrastruktur terminal ini sangat penting bagi masyarakat untuk mendukung mobilitas manusia serta mobilitas barang dari satu wilayah ke wilayah lainnya, serta memperlancar distribusi rantai pasok. Keberadaan terminal-terminal yang modern, juga sangat diperlukan sebagai pusat kewirausahaan atau UMKM," ucap Arsyad.

Baca Juga: Kepala Pengelola Bungurasih Peringatkan Sopir Bus Agar Turunkan Penumpang di Area yang Ditentukan

"Diharapkan terminal-terminal ini bukan hanya sekadar terminal kendaraan, tapi juga tempat perkantoran, dan transaksi barang dan jasa, serta menarik menjadi tempat pertemuan banyak orang,” kata Arsyad.

Menurut dia, keberhasilan proyek-proyek terminal tipe A ini akan menjadi contoh bagi proyek-proyek infrastruktur terminal di daerah-daerah lain. Dengan demikian, antara satu wilayah dengan wilayah lainnya dapat terkoneksi dengan baik dan ekonomi dapat terus tumbuh dari bawah.

“Kadin Indonesia, sebagai mitra sejajar pemerintah dan sesuai dengan Visi dan Misi Kadin Baru Yang Inklusif dan Kolaboratif, akan senantiasa menggandeng Pemerintah serta pelaku Usaha dalam pelaksanaan kebijakan pemerintah membangun proyek infrastruktur demi memperkuat mempercepat pertumbuhan ekonomi nasional dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat Indonesia,” urai Arsyad.

Baca Juga: Terminal Purabaya Ditinjau Kapolri, Panglima TNI dan Menhub, Pj Gubernur Jatim: Semuanya Siap

Sementara itu, Tenaga Ahli KPBU, Arianto Wibowo, yang juga menjabat sebagai Team Leader Proyek KPBU Terminal Tipe A dan Betan Subing mengatakan bahwa proyek pengembangan terminal itu merupakan investasi yang sangat menjanjikan karena pasarnya jelas dan cukup besar.

Saat ini, kata Arianto, jumlah bus yang keluar-masuk ke sangat banyak. Untuk bus jenis Antar Kota Antar Provinsi (AKAP) mencapai 320.000 unit per tahun dengan jumlah penumpang mencapai 8 juta orang, sedangkan bus jenis Antar Kota Dalam Provinsi (AKDP) mencapai 740.000 unit bus dengan jumlah penumpang hampir 18 juta orang.

“Selain itu juga masih ada bus kecil antar kota. Jumlahnya juga cukup banyak. Ini suatu hal yang sangat menjanjikan,” tuturnya.

Baca Juga: Jelang Mudik Lebaran, Kapolri bersama Panglima TNI dan Menhub Pantau Terminal Bungurasih

Dalam perkembangannya, lanjut Arianto, fungsi terminal akan diperluas. Selain tetap menjadi simpul transportasi, pengembangan terminal juga didorong untuk lebih efektif efisien dan sustainable sehingga konsep pengembangan Terminal Tipe A melalui “mixed use project” atau proyek serbaguna.

“Kalau sekarang ada warung dalam terminal, bisa jadi besok ada terminal nempel di mall. Mixed used itu akan lebih besar dari terminal itu sendiri. Pada kebijakan Kemenhub di masa mendatang, terminal akan diarahkan sebagai pusat kegiatan tumbuh sehingga pada akhirnya fungsi terminal itu sendiri akan menjadi fungsi kecil saja dari kegiatan mixed-used. Sehingga potensi pendapatan akan dimaksimalkan dari pengelolaan kegiatan mixed-used tersebut,” paparnya.

Adapun nilai Capex (Capital Expenditure/Belanja Modal) dalam pengembangan seluas 12 hektare ini diperkirakan mencapai Rp350 miliar, sedangkan nilai Opex (Operating Expenditure/Pembelanjaan Operasional) yang harus dikeluarkan tiap tahun mencapai Rp19 miliar dan Rp5 miliar per lima tahun dan nantinya investor akan mendapatkan konsesi selama 20 tahun. (nf/mar)

Baca Juga: Pastikan Perjalanan Mudik Aman, Polisi Cek Kesehatan dan Tes Urine Kru Bus di Terminal Bungurasih

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO