Ngaku Dapat Berkah, Wali Kota Etnis Tionghoa itu Senang Kiai Asep Datang ke Singkawang
Editor: MMA
Kamis, 24 Februari 2022 20:04 WIB
SINGKAWANG, BANGSAONLINE.com – Pelantikan Pengurus Cabang (PC) Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (Pergunu) Kota Singkawang dan Kabupaten Bengkayang Kalimantan Barat (Kalbar) berlangsung meriah. Acara yang digelar di Kantor Wali Kota Singkawang Kalbar itu dihadiri Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Pergunu Prof Dr KH Asep Saifuddin Chalim, MAg, Wali Kota Singkawang Tjhai Chui Mie dan Wakil Bupati Bengkayang Syamsul Rizal.
Wali Kota Singkawang Tjhai Chui Mie tampak senang Kiai Asep hadir di wilayah yang dipimpinnya. Wali kota friendly dan familiar itu bahkan mengaku mendapat berkah.
BACA JUGA:
Kiai Asep Yakin Mubarok Menang dalam Pilkada Mojokerto 2024, Inilah Target Kemenangannya
24.000 Relawan Barra-Rizal Konsolidasi, Jenderal (purn) Tony, Tim Prabowo Kagum, Turun ke Mojokerto
Biayai Full Barra-Rizal dari Uang Pribadi, Kiai Asep: Sepeserpun Saya Tak Ingin Uang Saya Kembali
Kiai Asep: Khofifah Simbol Idealisme, Gus Barra Bantu Korban Kebakaran dan Puting Beliung
“Ini berkah karena Pak Kiai datang ke Singkawang, “ kata perempuan etnis Tionghoa itu saat memberikan sambutan, Rabu (23/2/2022).
Wanita berkulit putih itu juga mengucapkan terimakasih karena pelantikan Pergunu ditempatkan di kantor wali kota Singkawang.
“Terimakasih pelantikannya di kantor wali kota. Saya juga dapat berkahnya Pak Kiai,” kata Tjhai Chui Mie.
Sang wali kota memang hangat menyambut Kiai Asep. Wanita enerjik itu bahkan mengundang Kiai Asep makan malam. “Nanti malam kami akan mengundang makan malam Pak Kiai dan rombongan,” kata Tjhai Chui Mie saat mau mengakhiri sambutannya.
Dalam sambutannya, Tjhai Chui Mie mengapresiasi peran guru. Menurut dia, guru adalah pahlawan tanpa jasa. “Kalau tak ada guru tak ada presiden, tak ada gubernur,” kata Tjhai Chui Mie.
Merespon pidato Kiai Asep yang berharap Kota Singkawang memiliki banyak doktor dan profesor, Tjhai Chui Mie sangat apresiatif. Ia berharap anak-anak muda Singkawang belajar pada pengalaman Kiai Asep yang sukses menjadi profesor, meski sewaktu remaja miskin.
“Beliau (Kiai Asep) berasal dari orang susah. Tapi bisa menjadi guru besar. Kita tunggu 5 tahun, 10 tahun, 20 tahun, ada guru besar di Singkawang,” kata Tjhai Chui Mie penuh semangat. Hingga kini warga Singkawang memang belum ada yang mencapai prestasi puncak secara akademik. Belum ada yang bergelar profesor.
(Wali Kota Singkawang Tjhai Chui Mie (baju merah) foto bersama dengan Prof Dr KH Asep Saifuddin Chalim, MAg beserta para kiai dan pengurus Pergunu usai makam malam. Foto: mma/bangsaonline.com)
Kiai Asep saat memberika sambutan memang bercerita bahwa sewaktu muda hidup miskin. Bahkan untuk makan saja susah “Saya bukan hanya miskin tapi minus,” kata Kiai Asep.
Tapi karena punya semangat belajar tinggi, ia akhirnya sukses. Ia sukses secara akademik, pendidikan dan ekonomi.
Bahkan kiai yang dikenal santun itu sukses mendirikan dan mengasuh pondok pesantren sangat besar. Yaitu Pondok Pesantren Amanatul Ummah Surabaya dan Pacet Mojokerto Jawa Timur itu.
Kini santrinya mencapai 12.000 orang. Para santri itu berada di Amanatul Ummah Surabaya 2.000 santri dan di Amanatul Ummah Pacet sebanyak 10.000 santri.
Yang spektakuler adalah para alumninya. Para alumni Amanatul Ummah diterima di berbagai perguruan tinggi favorit di dalam negeri seperti Unair, UI, ITB, IPB, UIN Jakarta, UIN Surabaya, UB, Unhas, Undip, dan berbagai perguruan tinggi lain.
Simak berita selengkapnya ...