Kiai-Kiai Pekik Merdeka, Inilah Referensi Agama soal Cinta Tanah Air dan Nasionalisme
Editor: M Mas'ud Adnan
Rabu, 17 Agustus 2022 20:38 WIB
SURABAYA, BANSAONLINE.com – Prof. Dr. KH. Asep Saifuddin Chalim, M.A., mengundang ratusan kiai dan nyai ke kediaman Ning Ima, istri Gus Muhib, salah seorang putrinya, di Jalan Siwalankerto Utara Surabaya, Selasa (16/8/2022) malam.
Pengasuh Pondok Pesantren Amanatul Ummah Surabaya dan Mojokerto Jawa Timur itu menggelar Malam Tasyakuran 17 Agustus dan Lailatul Ijtima’ yang isinya istighatsah, doa bersama, dan mengaji Ahlussunnah Wal Jamaah (Aswaja).
BACA JUGA:
Kiai Asep Yakin Mubarok Menang dalam Pilkada Mojokerto 2024, Inilah Target Kemenangannya
24.000 Relawan Barra-Rizal Konsolidasi, Jenderal (purn) Tony, Tim Prabowo Kagum, Turun ke Mojokerto
Biayai Full Barra-Rizal dari Uang Pribadi, Kiai Asep: Sepeserpun Saya Tak Ingin Uang Saya Kembali
Kiai Asep: Khofifah Simbol Idealisme, Gus Barra Bantu Korban Kebakaran dan Puting Beliung
Khusus acara Lailatul Ijtima’, Kiai Asep menggelar secara rutin tiap pertengahan bulan. Isinya istighatsah, ngaji Aswaja, dan Kitab Al Hikam karya Hujjatul Islam Imam Abu Hamid Muhammad Bin Muhammad Al Ghazali.
Ratusan kiai itu duduk lesehan di lantai 2 di rumah yang terletak di ujung gang yang masih kawasan PP Amanatul Ummah.
“Ini bentuk kecintaan kita kepada bangsa Indonesia,” tegas Kiai Asep.
Acara itu diawali menyanyikan Lagu Indonesia Raya, disusul Yalal Waton, dan Mars Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (Pergunu).
Kiai Asep menegaskan bahwa apa yang ia lakukan adalah untuk Izzul Islam walmuslimin dan Bangsa Indonesia.
"Untuk keberhasilan cita-cita luhur kemerdekaan," tegas Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (Pergunu) itu.
Dalam acara itu Kiai Asep menyinggung tentang pendidikan. Menurut dia, pada era kemerdekaan ini masih banyak asesor yang masih berpikir parsial, hanya mementingkan kelompoknya.
Ia mencontohkan Kasus Institut KH Abdul Chalim (IKHAC) Pacet Mojokerto yang didirikannya. Menurut dia, kalau asesor itu berasal dari kelompok no NU, mereka cenderung merendahkan nilai akreditasi yang diajukan.
"Yang seharusnya diberi nilai A tapi diberi nilai C," tegasnya.
Karena itu, Kiai Asep tak mau pakai akreditasi nasional. "Satu bulan lagi Institut Kiai Abdul Chalim akan jadi universitas. Saya pakai akreditasi internasional. Institut Kiai Abdul Chalim akan menjadi universitas internasional," tegas kiai yang bukunya berjudul Kiai Miliarder Tapi Dermawan kini viral.
Simak berita selengkapnya ...