Peringatan Hari Toilet se-Dunia, Apa Kabar Toilet Umum dan Tempat Ibadah | BANGSAONLINE.com - Berita Terkini - Cepat, Lugas dan Akurat

Peringatan Hari Toilet se-Dunia, Apa Kabar Toilet Umum dan Tempat Ibadah

Editor: MMA
Rabu, 09 November 2022 13:19 WIB

Dahlan Iskan

JAKARTA, BANGSAONLINE.com mungkin masih rada asing di sebagian telinga kita. Tapi masalah sangat mendasar dalam kesehatan. Ironisnya, banyak sekali tak terawat, baik di rumah penduduk maupun di tempat umum. Bahkan di tempat-tempat ibadah.

Lalu siapa yang peduli? Simak tulisan wartawan kondang, Dahlan Iskan, di HARIAN BANGSA pagi ini, Rabu 9 Nopember 2022. Atau di BANGSAONLINE.com di bawah ini.

SEBENARNYA ada hari penting minggu depan: Hari Toilet se-dunia. Tanggal 18 November. Dua hari setelah G20 di Bali.

Toilet Anda pasti sudah baik. Istri Anda yang rajin membersihkannya. Setidaknya sudah terawat. Lalu apa yang bisa dikerjakan di hari penting itu?

Saya akan ke kampung saya. Di Magetan. Saya selalu terbayang di masjid kampung saya itu. Saya harus bicara baik-baik dengan kiai di masjid itu. Jangan sampai ada yang tersinggung.

Toilet di masjid baru di RT saya, di Surabaya, luar biasa baiknya. Bersih. Sistem aliran airnya juga sempurna. Pak RT kami hebat sekali. Demikian juga di masjid di RT sebelah. Bagus, bersih, dan terawat.

Kini memang kian banyak masjid ber-AC di perkotaan. Sistem nya juga dibuat seperti di hotel bintang 4. Tapi di banyak masjid di pedesaan dan di pinggiran, masih sangat jelek, kotor, dan tidak terawat.

"Untuk tempat umum, juara -nya Bandara Soekarno-Hatta Jakarta," ujar Naning Adiwoso, ketua Asosiasi Toilet Indonesia. "Toilet di mal-mal kita juga sangat maju," ujar Naning.

Di samping ketua Indonesia, Naning juga co-founder Asosiasi Toilet Dunia. Perserikatan Bangsa-bangsa yang mendorong dibentuknya asosiasi itu. Demi lingkungan hidup yang lebih baik. Terutama untuk Asia. Itu juga terkait dengan pembangunan kesehatan dunia.

Naning akan mengadakan acara khusus tanggal 18 November depan. Dia mengumpulkan arsitek, desainer, manajemen gedung, mal, pabrik, siapa pun yang terkait dengan umum. Lokasinya di auditorium Toto, produsen peralatan terkemuka Indonesia. Sudah pula mendunia. "Asosiasi ini kan tidak punya uang. Cari tempat yang gratisan," ujar Naning.

Acara hari itu: membicarakan standar umum.

"Kalau Indonesia tidak memperhatikan umum, kita bisa kalah dalam persaingan global," ujar Naning. Suatu saat, bisa saja, wisata Indonesia masuk black list akibat umum.

"Sekarang ini organisasi buruh dunia, ILO, juga menyoroti kondisi di pabrik-pabrik di Indonesia," ujar Naning.

Saya juga mendengar ini: izin umroh untuk Indonesia keluar belakangan. Itu juga terkait dengan perilaku jamaah haji kita di sana. Yakni soal perilaku di di sana. Padahal setelah Covid-19 ini, menjaga kebersihan menjadi lebih penting.

Naning lahir di Magelang, SD di Swedia, SMA di Belanda, dan kuliah di Belanda, Inggris, dan Amerika. Ketika pulang ke tanah air dia tidak bisa berbahasa Indonesia. "Tapi saya mengerti bahasa Jawa," ujar Naning yang ayahnyi asal Magelang, bekerja di setneg lalu pindah ke Kemenlu. "Waktu pulang saya kursus bahasa Indonesia dulu di Santa Ursula," ujar Naning.

Gelar Naning banyak: sarjana lingkungan, arsitek, dan desainer. Dia punya kantor arsitek di Jakarta. Terkenal sekali. Dia juga mendirikan Green Building Counsel. Dia fokus di situ. Akhirnya dia dipercaya sebagai lembaga yang berhak mengeluarkan sertifikat green building dan green product. "Dulu orang Indonesia harus mencari sertifikat ke Singapura. Mahal," ujar Naning. "Sekarang tidak ada lagi yang ke Singapura," katanyi.

Aktivitasnyi di dunia lingkungan membuat Naning jadi perhatian dunia. Ketika dunia perlu mendorong perbaikan iklim di Indonesia Naning yang diundang.

Naning-lah yang mendorong perubahan kata 'cleaning service di bandara Jakarta menjadi facility care. Dia juga yang mengharuskan mereka pakai seragam yang bagus. "Dengan sebutan facility care saya maksudkan agar mereka bisa menegur pengguna yang sembrono," ujar Naning. "Mereka harus berani menegur. Kan bajunya tidak kalah bagus," ujar Naning.

Memang banyak pemakai umum yang menganggap mereka masih pesuruh. Harga diri itu yang harus dibangun. Saya pun, ketika itu, sering ikut mereka membersihkan –lalu dikritik sebagai pencitraan itu.

Naning baru saja membangun umum di Pantai Kuta, Bali. Dilengkapi dengan shower. Lokasinya di ujung pantai Kuta. Itulah umum standar untuk wisata pantai. Saya belum pernah melihatnya. Kalau ada pembaca Disway yang mendahului saya, tolonglah itu difoto. Apakah benar-benar baik dan fungsional. Lalu, apakah banyak yang memanfaatkannya.

Naning juga lagi membangun di pinggir sungai Serayu, Banyumas, Jateng. Agar sungai jangan lagi menjadi terpanjang di dunia. "Sekarang ini 80 persen air sungai sudah tercemar kotoran manusia," ujar Naning.

"Mengapa di Serayu? Bukan di Kalimas atau Bengawan Solo?"

"Hanya karena ada anak muda di desa itu yang merasa terpanggil. Ia juga siap menangani sampai pemeliharaannya," ujar Naning. "Membangun umum mudah. Siapa yang memelihara?" ujar Naning. "Yang di Kuta itu dipelihara oleh pemuda setempat," katanyi.

"Mana yang lebih baik: umum di Indonesia atau di India?" tanya saya.

"Di India ada political will," ujar Naning. "Di sana mulai ada wanita yang minta dowri dalam bentuk calon suami membangun keluarga," ujar Naning.

Di Tiongkok soal sampai menjadi program nasional: revolusi . Di Tiongkok nya terparah di dunia. Dulu. Revolusi itu berhasil. Yang tersisa tinggal sedikit –sedikitnya Tiongkok.

Naning mungkin perlu membentuk asosiasi pabrik, asosiasi masjid dan musala, asosiasi rumah sakit, asosiasi terminal dan stasiun, asosiasi pompa bensin, dan asosiasi perkantoran pemerintah. (Dahlan Iskan).

Anda bisa menanggapi tulisan Dahlan Iskan dengan berkomentar http://disway.id/. Setiap hari Dahlan Iskan akan meilih langsung komentar terbaik untuk ditampilkan di Disway.

 

Berita Terkait

Bangsaonline Video