Keren, Pengusaha Bubur Bayi Beri Tunjangan Ibadah dan Wajibkan Karyawan Salat Jemaah | BANGSAONLINE.com - Berita Terkini - Cepat, Lugas dan Akurat

Keren, Pengusaha Bubur Bayi Beri Tunjangan Ibadah dan Wajibkan Karyawan Salat Jemaah

Editor: MMA
Rabu, 07 Februari 2024 10:41 WIB

Dahlan Iskan

Dengan ijazah D-3 itu Dewi bisa dapat pekerjaan. Lalu menikah. Setelah berumah tangga Dewi kuliah lagi. S1. Di IKIP PGRI Sidoarjo. Jurusan pendidikan Bahasa Inggris.

Ternyata rezekinya di . Dewi jaga ketat kualitas bubur itu. Dia sadar sepenuhnya: bayi harus disiapkan sungguh-sungguh untuk jadi manusia unggul di masa depan.

“Beras kami organik. Semua sayurnya juga organik,” ujar Dewi.

Untuk itu Dewi pernah membeli sayur organik di satu supermarket. Lalu membeli sayur organik langsung dari petani. Setelah jadi bubur Dewi kirim dua-duanya ke laboratorium organik di tiga lembaga.

“Hasilnya, yang dari petani yang benar-benar organik,” katanya.

Sampai sejauh itu Dewi bersikap hati-hati. “Saya takut dengan pengadilan di akhirat kelak,” kata Dewi. “Saya sudah tulis di label kami bahwa bubur kami organik. Jangan sampai tidak organik,” katanyi.

Akhirnya Dewi membina petani langsung di Malang. Di kaki Gunung Kawi. Sampai 50 petani. Mereka diminta menanam sayur organik. Dewi yang memberi jaminan sebagai pembeli hasil pertanian mereka.

Sayur apa saja? “Mereka kami minta tanam 30 jenis sayur,” ujar Dewi.

“Sampai 30 jenis?”

“Saya usahakan beda hari beda kombinasi sayurnya,” ujar Dewi.

Dia mengaku bukan ahli gizi. Tapi dia bersikap rendah hati: konsultasi dengan lembaga ahli gizi. Sekalian minta dibikinkan resep kombinasinya.

Dari pengamatan Dewi orang membeli bubur di tempatnyi sekaligus tiga mangkuk–paper cup. Sekalian untuk pagi, siang dan sore.

Awalnya Dewi sendiri yang membagikan bubur contoh untuk dirasakan. Dia datangi rumah orang yang punya bayi. Bagi bubur. Juga datang ke Posyandu. Bagi bubur.

Akhirnya Dewi membuka rombong pertama: dijaga oleh kakak ipar, seorang janda yang harus menghidupi anak-anaknyi.

Kian lama bubur produksi Dewi laris. Buka di mana-mana. Kini Dewi punya central kitchen di Waru. Lalu punya 20 dapur satelit di 20 lokasi.

Total karyawan Dewi sudah 600 orang. Mereka tinggal di mes-mes perusahaan, yakni di rumah yang dijadikan dapur satelit. Mereka mulai masak pukul 23.00. Lalu mengirim ke rombong-rombong di depan toko milik orang Tionghoa.

Dewi terus membeli rumah kecil untuk dapur satelit sekaligus mes karyawan. Di tiap rumah itu disediakan musala. Karyawan wajib salat berjamaah. Foto salat berjamaah itu wajib diunggah ke grup Telegram.

Dalam struktur gaji mereka Dewi memberikan satu jenis tunjangan yang baru sekali ini saya dengar: . Dengan demikian di samping gaji pokok, karyawan Dewi dapat berbagai jenis tunjangan, termasuk tunjangan yang dibuktikan oleh foto yang di-upload tadi.

Dewi, tanpa jadi capres, telah berbuat nyata menyiapkan generasi baru bangsa–betapa banyak orang mulia seperti Dewi. (Dahlan Iskan)

 

Berita Terkait

Bangsaonline Video