Di Gresik Golkar Menang, Siapa Calon Ketua Dewan?
Editor: rosihan c anwar
Wartawan: syuhud almanfaluti
Minggu, 20 April 2014 16:43 WIB
GRESIK (bangsaonline) - PKB Gresikselamadua periode berturut-turut, yakni periode 2004-2009 dan 2009-2014 memimpinDPRD Gresik, pada pilegtahun ini harus legowo.
Pasalnya, pileg 9 April 2014, kemarin, dari 12 partai pesertapemilu di Kabupaten Gresik, pemenangnya adalah Golkar. Partai berlambang pohon beringin yang dipimpin Sambari Halim Radianto (BupatiGresik) ini memeroleh11 kursi. Kemudian, disusul PKB dengan 8 kursi, PPP dengan 7 kursi, PDIP, PD dan Gerindra masing-masing 6 kursi, PAN 5 kursi dan Nasdem 1 kursi.
BACA JUGA:
Kejari Gresik Periksa 8 Orang Buntut Dugaan Penyimpangan Beras CSR Desa Roomo
Beras dari Dana CSR Bau dan Tak Layak, Warga Desa Roomo Gresik Demo Kades
Sidang Kasus Korupsi Hibah UMKM Gresik: Jaksa Tuntut Farda 1,5 Tahun dan Ryan 1 Tahun Penjara
Karnaval 4 Dusun di Desa Kandangan Gresik Geliatkan Ekonomi UMKM
Karena itu, Golkar yang berhak memimpin DPRD Gresik untuk periode 2014-2019. NamunGolkaryang berhak memimpin DPRD, sekarangdalam keadaan galau. Sebab, Ahmad Nurhamim, satu-satunya kader Golkar yangmiliki SDM yang paling dianggap mumpuni memimpin DPRD Gresik gagal lolos pada pileg 9 April 2014.Untuk itu, DPD Golkar sekarangmencari kandidat ketua DPRD alternatif.
Ada dua nama yang sekarangtengahdigadang. Mereka adalah BambangAdi Pranoto dan Abdul Hamid,keduanyaberasal dari dapil VII (Manyar, Bungahdan Sidayu). " Sebetulnya kami sedih pak Nurhamim gagal pada pileg 9 April. Padahal, dia adalah satu-satunya kader terbaik Golkar yang kami idamkan bisa memimpin DPRD periode 2014-2019, " kata salah satu pengurus DPD II Golkar yang enggan disebutkan identitasnya, Minggu (20/4).
Karena itu, para petinggi DPD Golkar, lanjut sumber tersebut sekarang sedang galau. Pasalnya, dari 13 calon anggota DPRD Gresik periode 2014-2019, belum satupun yang dianggap mumpuni mengendalikan DPRD yang diisi oleh beberapa partai yang memiliki arahdan kepentingan politik berbeda. " Terus terang, selama ini fraksi non Golkar di DPRD periode 2009-2014 cenderung oposisi. Namun, karena mereka sungkan dengan Pak Nurhamim, oposisi itu tidak pernah terwujud, "ungkapnya.