"Larung Sesaji", Simbol Ngalap Berkah Nelayan Tuban
Rabu, 25 November 2015 18:19 WIB
TUBAN, BANGSAONLINE.com - Mengintip tradisi ngalap berkah pada nelayan Tuban pada Tuhan Yang Maha Kuasa. Ngalap berkah merupakan tradisi nelayan pesisir pantai utara atau lebih terkenal dengan sebutan "Larung Sesaji".
Menurut Lurah Karangsari, Kecamatan Tuban, Hery Subagyo kepada bangsaonline.com, larung sesaji ini merupakan bagian dari bentuk syukur nelayan pada Tuhan Yang Maha Kuasa. Sebab, sampai detik ini kebutuhan nelayan dapat tercukupi dengan mencari rizki dari hasil laut.
BACA JUGA:
Pergi Melaut, Nelayan di Tuban Hilang Terbawa Arus
Difasilitasi EMCL, Nelayan di Tuban-Lamongan Berlomba Buat Sambal dan Olahan Hasil Laut
Eksotisme Telasen Topak atau Lebaran Ketupat, Hari Raya-nya Puasa Sunnah Syawal
Nelayan asal Tuban Ditemukan Tim SAR Gabungan Tak Bernyawa Usai Hilang di Laut Selama 2 Hari
"Larung sesaji ini masyarakat sekitar juga ada yang menyebut sedekah laut," ungkap Hery.
Ia menjelaskan, di dalam larung sesaji ini terdapat berbagai jenis makanan. Seperti, ayam panggang, tumpeng, jenis sesaji dan satu kepala kerbau. Sebelum dilarung ke lautan, sesaji ini dikirab keliling kampung terlebih dahulu.
"Acara sedekah laut ini merupakan acara rutin tahunan yang digelar masyarakat nelayan yang berada di Karangsari," ungkapnya.
Lanjut Hery, tradisi larung sesaji ini diperingati setiap tahun. Tepatnya dilakukan pada hari Rabu Pon Bulan Rajab. Sedangkan, untuk kepala sapi ditancapkan pada batang pohon kelapa, atau masyarakat sekitar menyebutnya "Mbah manyung". Acara ini terus dilestarikan sampai saat ini, karena ritual tersebut merupakan warisan leluhur.
"Kegiatan ini merupakan wujud syukur dan nikmat yang telah didapatkan para nelayan dari hasil yang ada di laut," tutup Hery. (wan/rev)