Mahfud MD Siap Ayunkan Pedang Keadilan | BANGSAONLINE.com - Berita Terkini - Cepat, Lugas dan Akurat

Negara Kacau, Mahfud MD Siap Ayunkan Pedang Keadilan

Editor: rosihan c anwar
Wartawan: mas'ud adnan
Minggu, 27 April 2014 19:58 WIB

Mahfud MD. foto:repro liputanislam.com

TOKOH asli Madura ini sangat fenomenal. Lahir dari keluarga NU fanatik ia tumbuh sebagai tokoh nasional yang digadang-gadang banyak pihak untuk jadi presiden. Yang menarik,ia mengaku sensitivitas politiknya terasah karena ayahnya dipenjara akibat membela partai NUpada Pemilu 1971. “Masak ayah sayamembela yang benar kok malah ditangkap,” katanya. Menurut dia,  Indonesia kacau balau karena hukum dipermainkan. Karena itu ia akan mengayunkan pedang keadilan jika kelak terpilih sebagai presiden RI. “Korupsi meralajalela karena hukum tak ditegakkan. Semua sumbernya penegakan hukum,” katanya. Berikut wawancara M Mas’ud Adnan, wartawan bangsaonline.com dengan Guru Besar Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta, dan mantan Ketua Mahkamah Konsitusi (MK) itu


Dalam berbagai forum Anda selalu menunjukkan sikapbangga sebagai kader Gus Dur. Kenapa?

Gus Dur itu bagi saya adalah seorang ayah karena telah banyak membimbing saya.Tapi juga sebagai guru karena mengajari banyak hal.Guru dalam arti layak digugu dan ditiru karena mengajarkan akhlak dan kebijakan, bukan hanya ilmu. Kalau ilmu bisa didapat dari tempat lain. Tapi kalau ilmu yang mengandung hikmah itu saya peroleh dari Gus Dur. Itulah sebabnyaGus Dur adalah orang yang telah memberi banyak kepada saya untuk menjadi pribadi atau tokoh seperti sekarang ini.


Berarti Gus Dur sangat memperngaruhi kehidupan Anda?

Begini ya. Orang yang pandai seperti doktor dan profesor itu banyak.Tetapi tidak banyak yang beruntung seperti saya. Keberuntungan saya itu diberikan oleh Allah melalui Gus Dur karena ikatan emosional ke-NU-an.Saya ini keluarga NU dari Madura lalu bertemu dengan Gus Dur yang berdarah biru NU. Itulah kemudian bersenyawa, bertemu dalam pikiran, bertemu dalam hati. Saya juga bersyukur bahwa diantara banyak teman Gus Dur saya termasuk sedikit orang yang berteman dengan beliau sampai akhir hayatnya, tanpa pernah konflikatau semacam bersitegang. Makanya Gus Dur saya anggap ayah, meskipun saya punya ayah kandung sendiri.Itulah kenapa saya selalumenganggap sebagai orang tua saya sekaligus guru saya 


diberi contoh soal hikmah yang diberikan Gus Dur?

Banyak sekali. Gus Dur itu kalau memberi nasehat tidak langsung bilang kamu harus begini, kamu harus begitu. Tapi memulai dari cerita-cerita yang tidak menyakitkan orang lain. Kadang Gus Dur menceritakan dirinya sendiri yang – maaf – lemah karena tak bisa melihat.Misalnya bercerita tentang orang buta.Gus Dur menertawai dirinya sendiri.Lalu memberi nasehat. Suatu saat, kata Gus Dur, ada seorang suami-istri Yahudi bertengkar. Kata si suami kamu harus minta maaf karena pergi dari rumah tidak pamit saya. Isterinya menjawab, saya tidak salah karena kamu pun tidak memberi tahu pergi kemana. Akhirnya mereka pergi mengadu ke seorang rabi (ahli agama Yahudi).Mereka minta diputus siapa yang salah. Si suami cerita kepada Rabi soal isteri. Kata Rabi, kamu benar.Setelah itu giliran si isteri mengadu kepada Rabi. Si Rabi mengatakan kamu benar.Akhirnya suami-isteri ini protes.Mereka bilang Anda sebagai Rabi gak tegas. Masak semua benar.Ini artinya apa. Menurut Gus Dur, seorang pemimpin, seorang negarawan dalam memutuskan sesuatu jangan terpengaruh oleh orang, kalau sudah merasa yakin benar. Juga jangan plin-plan seperti kisah Rabi tadi.


Jadi back round keluarga Anda NU?

Ya, ayah saya orang NU thothok. Dia itu pengurus NU ranting Waru Pamekasan antara tahun 1965 sampai 1972.Dia dulu pernah ditahan koramil karena berkampanye partai NU,Pemilu 1971. Padahal dia PNS yang diharuskan memilih Golkar. Tapi karena fanatik NU ia berkampanye untuk partai NU. Menurut dia, kita harus memilih partai sesuai nurani, kalau kita NU harus memilih partai NU.

Itulahyang menyebabkan sensitivitas politik saya.Darah saya itu mendidih. Kenapa orang membela yangbenar kok ditangkap.Itulah yang menyebabkan hubungan emosional saya dengan Gus Dur sangat kental sampai akhir hayat.


Menurut Anda di tengah situasi Indonesia yang karut marut seperti ini sebaiknya NU gimana?

Panggilan NU dalam kerangka nasional tetap.Yaitu mempertahankan Negara KesatuanRepublik Indonesia yang berdaulat dan pluralistik, menerima perbedaan.Dulu untuk mempertahankan Indonesia harus berperang. Seperti dalam film Sang Kiai (film yang mengisahkan perjuangan pendiri NU, Hadratussyaikh Hasyim Asy’ari dalam merebut kemerdekaan RI) harus mengeluarkan fatwa jihad, resolusi jihad, mengerahkan santri-santrinya untuk berperang. Karena untuk mempertahankan Indonesia itu harus berperang fisik.Tapi sekarang musuh kita bukan orang asing seperti Belanda, Inggris, Gurka, Jepang dan sebagainya.

Sekarang musuh kita ketidakadilan dan melemahnya kebersamaan dalam konsep pluralisme, dalam perbedaan. Sekarang tidak ada lagi santri bernama Harun yang harus mengebom Jenderal Malaby.Yang harus dilawan sekarang ketidakadilan dan diskriminasi.Nah, visi orang NU ke depan adalah berperang melawan ketidakadilan di tubuh bangsa sendiri. Dan memerangi diskriminasi dan perpecahan atau intolerasidi tubuh bangsa sendiri.


Jadi kalau dulu perang fisik, sekarang perang melawan mengendurnya nasionalisme itu ya?

Betul. Jadi kalau dulu berperang untuk membangun nasionalesme fisik, sekarang berperang untuk membangun nasionalisme batin.Jadi kalau dulu basis nasionalisme kita berperangmelawan orang asing dengan membawa bambu runcing, sekarang melawan ketidakadilan. Kalau ketidakadilan itu masih ada berarti kita belum merdeka.


Apa kondisi ini yang menginspirasi Anda sebagai capres?

Ya, itu penting saya jawab. Pertama,pada dasarnya sejak awal saya katakan bahwa saya ini tidak punya potongan, tidak punya modal, tidak punya model, tidak punya jahitan, untuk jadi seorang presiden. Karena bagi saya presiden ituorang hebat. Orang yang gagah-gagah.Tapi kemudian dorongan-dorongan kepada saya muncul. Suatu hari saya didatangi KH Hasyim Muzadi dan Gus Salahuddin Wahid. Mereka bilang, Pak Mahfud anda saya minta untuk tidak menyatakan tidak mau jadi calon presiden.Sekarang dukungan dari bawah banyak sekali dan Anda harus menyatakan siap.Kata Kiai Hasyim, ibarat surat, Anda ini amplopnya sudah ada isinya, sudah dilem, sekarang tinggal mencari prangko agar suratitu sampai.

Dari situ dukungan terus mengalir.Dari kalangan ilmuwan,pengamat, dan intelektual. Pak Ryas Rasyid, Profesor Sri Sumantri, datang ke rumah saya dan bilang Anda harus siap jadi presiden. Saya jawab ok. Saya bersedia jadi calon presiden, tapi saya tidak akan mencalonkan diri.Karena di Indonesia memang tidak ada proses untuk mencalonkan diri itu. Semuanya harus lewat partai.


Apa tujuan Anda jadi presiden?

Tujuannya memperbaiki Indonesia. Saya katakan kepada masyarakat,saya mau jadi calon presiden, tapi kalau menurut Anda ada yang lebih baik, pilihlah calon presiden yang lebih baik. Saya hanya menawarkan track record yang sudah tercatat. Tapi kalau ada orang yang lebih bagus saya akan mendukung orang itu.Jadi, saya secara bersama-sama dengan rakyat mencari calon presiden yang terbaik.


Kalau dilihat dari dukungan masyarakat ini tampaknya tak lepas dari track record Anda sebagai ketua Mahkamah Konstitusi (MK).Misalnya dalam mengungkap kasus Anggodo dan sebagainya. Nah, apa kira-kira prioritas Anda jika kelak jadi presiden?

Siapa yang akan jadi Presiden sudah ada ketentuannya dari atas. Tapi prinsipnya negeri ini kalau dilihat dari segi basis konstitusi dan ideologi sudah jelas dan tidak perlu diperdebatkan lagi. Dari segi konstitusi dan ideologi sudah cukup kuat untuk membawa Indonesia ini maju ke depan.Karena itu sekarang perlu pilihan-pilihan kebijakan dan kepemimpinannya.Menurut saya, pemerintah Indonesia ke depan harus menomorsatukan hukum. Hukum harus benar-benar jadi panglima.Karena selama ini negara ini kacau balau karena hukum tidak ditegakkan.Di bidang kesehatan orang terlantar karena anggarannya dikorupsi akibat hukum tidak tegak.Di bidang pendidikan kacau balau karena disinyalir ada kolusi, korupsi dan sebagainya.Pendidikan itu sebagai sebuah kebijakan sebenarnya kan sudah bagus. Tapi karena hukum tidak tegak akhirnya terjadi korupsi dan saling melindungi.

Karena itu, ke depan yang nomor satu itu hukum, yang lain itu prioritas berikutnya. Kalau hukum sudah tegak, infrastruktur itu gampang dibangun. Kesehatan masyarakat gampang dibangun, masalah pendidikan juga gampang dibangun dan seterusnya. Masalah sosial, seperti pengangguran dan kemiskinan itu kan karena hukum yang tidak tegak. Terjadi pencurian kekayaan negara karena hukum tidak tegak. Jadi itulah platform saya. Semua orang itu kan ada ciri khasnya. Jadi kalau memilih Pak Mahfud, itulah ciri khasnya.Kalau milih yang lain, ada juga kekhasannya.

Bagi saya platformnya adalah hukum sebagai panglima.Kita pernah gagal menjadikan politik sebagai panglima pada jaman Bung Karno.Kita gagal menjadi bangsa yang kokoh dan maju.Kemudian pada jaman Pak Harto ekonomi dijadikan sebagai panglima.Ini juga gagal.Fundamental ekonomi kita rapuh karena hukum tidak tegak.

Sekarang kita berada dalam situasi anomali. Kita berada dalam kebingungan, kita mau apa sekarang. Saya katakan,sekarang ini kuncinya penegakan hukum.


Tapi untuk penegakan hukum kan tidak semudah diucapkan. Kalau Anda dulu di MK mungkin bisa menegakkan hukum karena radiusnya memang radius hukum. Tapi ketika Anda jadi presiden wilayahnya kan sangat luas?

Itu karena leadershipnya tidak jelas. Makanya ada hal penting disamping menjadikan hukum sebagai panglima.Yaitu strong leadership, kepemimpinan yang kuat dan tegas. Strong leadership itu tak harus militer. Kalau ini benar ayo katakan benar, kalau ini salah ayo katakan salah. Jangan masyarakat diombang-ambingkan, untuk mengambil keputusan menunggu semua orang setuju. Tidak bisa.Kalau berbuat ini, takut dimarahi si Anu, kalau berbuat itu takut dimarahi si itu.Harus ada strong leadership.

Karena itu ada tiga hal penting. Pertama, ada strong leader untuk supremasi hukum tadi. Kedua, pengambilan keputusan yang cepat dan cermat.Ketiga, penentuan prioritas kebijakan.


Apakah untuk penegakan hukum itu menteri bidang hukum perlu diperbanyak melebihi bidang ekonomi?

Tidak. Departemen itu sudah cukup.Menurut saya kekuatan itu bertumpu kepada seorang presiden.Dan seorang presiden yang ingin menegakkan hukum tidak harus seorang sarjana hukum.Hukum itu common sense yang dipadukan dengan bunyi undang-undang.Orang seperti Soekarno yang bukan sarjana hukum juga berhasil menegakkan hukum. Dulu sebelum Dekrit Presiden 5 Juli 1959, Bung Karno kan bisa menegakkan hukum.Jadi tidak benar kalau ada orang mengatakan di Indonesia tak punya tradisi penegakan hukum. Itu salah.Tradisi pelanggaran hukum itu baruterjadi setelah dekrit Presiden,dimulai politik dengan model Demokrasi Terpimpin. Kalau Anda membacasejarah penegakan hukum mulai tahun 1958, 1957, 1956, mundur sampai tahun 1945 dan seterusnya, hukum itu berjalan baik.Saat itu hukum professional betul-betul, dalam artihukum itu tidak memihak.


Kembali kepada masalah NU. Di kalangan NU masalah HMI kan sensitif sekali karena trauma masa lalu. Tapi Anda sekarang ketua umum KAHMI. Bagaimana Anda menjelaskan?

Ketika saya dulu mau masuk KAHMI saya tahu bahwa kimianya kurang pas.Karena biasanya orang NU itu bukan KAHMI.Meskipun kita tahu bahwa di luar Jawa pengurus NU itu ya banyak yang KAHMI juga.Kalau di Jawa, terutama Jawa Timur tentu beda. Karena itu waktu itu saya konsultasi dengan Gus Solah danKiai Hasyim Muzadi.Saya tanya, kiai saya diminta menyelamatkan KAHMI, bagaimana menurut pandangan kiai? Pak Hasyim bilang, ndak apa-apa.Kan itu untuk perjuangan.Disamping itu juga bisa memperkuat jaringan Pak Mahfud. Ada juga pertimbangan mereka,tetap Pak Mahfud ambil KAHMI, tapi jangan jadi orang nomor satu. Tapi kalau jadi orang nomor satu juga gak apa-apa sebagai jaringan Pak Mahfud.Jadi KAHMI itu memang untuk kepentingan memperkuat jaringan terutama di luar Jawa.Bagi saya jadi ketua KAHMI itu untuk jadi jembatan yang bisa membangun hubungan positif antara NU dan KAHMI.

Soal ini juga sudah saya komunikasikan ke PBNU saat saya bersilaturrahim ke sana. Ada Ketua Umum dan Wakil Ketua Umum, ada juga Mas Slamet Efendi Yusuf. Sebelumnya soal ini juga saya bicarakan dengan pengurus PKB Marwan Jakfar. Kata Marwan, gak masalah. Sekarang sudah cair. Saya juga ketemu Ketua Umum Ansor Nusron Wahid.Nusron bilang, ndak apa-apa, saya dulu juga HMI. Kalau menurut saya sekarang ini kita harus satu barisan. Kan sekarang tantangannya berbeda dengan zaman dulu.


Kalau dilihat prosesnya Anda sudah melakukan tatakrama. Artinya, sebelum menerima jabatan ketua umum KAHMIAnda melakukan serangkaian konsultasi. Apa ini memang bagian dari kultur NU yang Anda terapkan?

Ya, saya sebagai warga NU perlu selalu berkonsultasi. Setiap mau menjabat saya selalu konsultasi dengan kiai NU.Karena dalam kultur NU tidak boleh jalan sendiri, harus banyak minta pendapat kepada kiai.


Ketika Anda berorasi di depan para kiai kampung dan muslimat yang digelar PKB di Sidoarjo Anda menjelaskan dakwah lewat politik. Bagaimana sebenarnya?

Pada saat saya pidato di Sidoarjo itu hujatan-hujatan terhadap politik sedang rame.Politik dianggap merusak kehidupan bangsa dan negara.Waktu itu saya mengutip pidato Muhammad Abduh dari Mesir yang mengatakan: au’dzubillahi minasiyasah was siyasy. Aku berlindung kepada Allah dari kejahatan politik dan politisi.Saya katakana, itu pidato orang sedang marah dan melihat politik dari satu sisinya yang gelap. Kalau kita melihat politik itu apa adanya, sebenarnya politik itu santun dan suci untuk penegakan agama. Karena kita tidak mungkin bisa menegakkan nilai-nilai agamakalau kita tak punya kekuatan politik.Dasarnya adalah pendapat Imam al-Ghazali. Beliau menyatakan, “Addinu wassulthan tho'amain”. Bahwa memperjuangkan nilai agama dan punya kekuasaan itu saudara kembar.Tak bisa memperjuangkan agama kalau tak punya kekuatan politik. Anda tak bisa berpolitiktanpa dasar agama. Karena itu saya katakan bahwa semua warga NU harus berpolitik.Kalau kita tak berpolitik, kita dimakan politik.


Berarti NU…?

NU sebenarnya berpolitik.Tapi politik NU itu tingkat tinggi.Dalam arti berusaha mempengaruhi kebijakan negara agar tidak rusak. Karena itu politik NU sebagai jam’iyah adalah politik dengan cara memberi inspirasi. Sedang gerakan politiknya dilakukan oleh PKB. Bagi saya NU memang harus punya sayap politik yang jelas. Orang NU boleh berpolitik lewat berbagai saluran partai untuk menitipkan aspirasi.Tapi NU harus punya partai politik resmi yang besar.Sampai sekarang partai yang punya ikatan historis dan dilahirkan NU adalah PKB. Itulah yang saya pidatokan di Sidoarjo dan Banyuwangi.

 

 Tag:   mahfud-md

Berita Terkait

Bangsaonline Video