Bubur Samin Masjid Jayengan Selalu Dinanti Semenjak 1930
Editor: abdurrahman ubaidah
Sabtu, 18 Juni 2016 12:00 WIB
SOLO, BANGSAONLINE.com - Ada yang selalu dinanti-nantikan warga Solo tiap kali Ramadan tiba. Ya, sejak Ramadan 1930, mereka selalu menantikan gurihnya bubur samin khas Masjid Darussalam, Jayengan, Solo.
Bubur samin menjadi menu berbuka puasa yang selalu dinantikan kehadirannya. Bahkan warga dari luar kota Solo seperti Sragen, Karanganyar, Sukoharjo, Boyolali, Wonogiri, dan Klaten juga sengaja datang ke Masjid Darussalam hanya untuk menikmati gurihnya bubur samin.
BACA JUGA:
Eksotisme Telasen Topak atau Lebaran Ketupat, Hari Raya-nya Puasa Sunnah Syawal
Tradisi Lebaran yang Hanya Ada di Indonesia
Bagikan Tafsir Al-Jailani, Khofifah Ajak GenZi Jadi Generasi yang Cinta dan Mengamalkan Quran
Lebaran Tinggal Hitungan Hari, Ini Tips Berhijab Bagi yang Punya Pipi Tembem
Tepat ba’da ashar, petugas pembagian bubur di Masjid Darussalam mulai bekerja. Begitu banyaknya peminat bubur samin sehingga mereka harus mengantre. Antrean itu begitu panjang hingga mengular di halaman masjid. Mereka secara tertib berdiri menunggu jatah bubur sembari menenteng rantang, termos kecil, dan stoples.
Lantas, mengapa namanya bubur samin? Ini karena membuatnya menggunakan minyak samin sebagai penyedap yang memberi cita rasa khas. Minyak samin inilah yang menjadikan bubur berwarna kekuningan.
sumber : republika, antara