Penggalan Sejarah Tersimpan di Masjid Agung Lamongan
Editor: rosihan c anwar
Wartawan: aries sugiarto
Kamis, 03 Juli 2014 23:07 WIB
Tidak hanya itu untuk mendapatkan tiang pancang berupa kayu jati saat itu sangatlah sulit didapatkan. Namun atas petunjuk Sunan Ampel dan Sunan Giri diperolehlah empat tiang (cagak) tiga kayu jati dari Alas Asembagus, Situbondo dan satu dari Demak , Jawa Tengah.
Dari model bangunan tentunya tidak jauh beda dengan masjid-masjid peninggalan Walisongo dengan bercirikan tiang (cagak) di tengah-tengah juga ada atap sirap, dinding papan kesemuanya dari kayu jati.
Bahkan pada tahun 70-an dibangunlah sebuah menara yang modelnya sama persis dengan masjid Qiblatain di Madinah itupun atas usulan Kiai Mastur Asnawi yang lama tinggal di tanah Arab.
Dan makamnya berada di utara masjid dimana makam auliya ada empat nisan yakni nisan Kiai Mahmoed, nisan kosong yang rencananya untuk istri kiai Mahmoed serta nisan Kiai Mastoer Asnawi dan nisan yang berisi peralatan pertukangan .
Disamping itu kini masjid agung terus berbenah. Kalau dulunya pusatmasjid berada di empat tiang itu, kini diperluas ke barat masjid dengan pembangunan mimbar masjid serta teras masjid. Bahkan kini Masjid Agung Lamonganmenjadi kebanggaan warga Lamongan dengan pembangunan menara kembar setinggi 53 meter yang dinisbatkan pada usia nabi Muhammad SAW sewaktu melakukan hijrah dari Makkah ke Madinah.