Keindahan Masjid Agung Tuban Jadi Obyek Foto
Editor: rosihan c anwar
Wartawan: suwandi
Jumat, 04 Juli 2014 21:35 WIB
Masjid Agung Tuban tersebut berdiri pada masa pemerintahan Adipati Raden Ario Tedjo (Syeh Abdurrahman), yaitu Bupati Tuban yang ke-7.Pada saat itu merupakan awal pemerintahan Islam di Tuban. Adipati Raden Ario Tedjo telah wafat pada tahun 1460 atau abad ke-15. Namun, hingga saat ini pendiri Masjid Agung Tuban tersebut tidak tercatat secara pasti.
Berdasar tulisan prasasti yang menempel dibangunan kompleks masjid, pembangunan yang kedua dilakukan pada hari Akhad 29 juli 1894 Masehi yaitu pada masa pemerintahan Bupati Raden Tumenggung Kusumodigdo. Dengan arsitektur pada bangunan masjid tersebut telah dibuat oleh Toewan Opzichter B.O.W.H.M Toxopeus.
Pembangunan kedua atau renovasi pertama yang telah selesai dan diresmikan pada tahun 1894 itu telah mengalami perbaikan ulang pada tahun 1985 dengan memperluas bangunan masjid. Selanjutnya pada tahun 2004 dilakukan pemugaran secara total oleh pemerintahan kabupaten Tuban saat zamanya Bupati Heny Relawati Widiyastuti.
Pada zaman itu, bangunan masjid dipugar secara total. Pemugaran itu, yang asalnya satu lantai menjadi tiga lantai. Tidak hanya itu, pada pemugaran kali ini juga ada penambahan pada sayap kiri dan kanan masjid serta penambahan 6 menara masjid. Sehingga pada renovasi tahap ke 3 ini, bangunan masjid disulap seperti Istana Ala Negeri Dongeng yang identik dengan keindahan dan kemegahan yang ada didalamnya.
Terhitung bangunan yang masih asli atau sebelum rehab total, hanya terdapat 5 bangunan. Diantaranya dua kuncup yang berada di bagian utara dan selatan, satu bangunan pintu masuk utama, banguna kuba yang berada di tengah dan tangga beserta menara yang masih berada di area imaman. “Bangunan yang asli hanya ada 5 bagian yang tersisa, yang lainnya sudah pugaran semua,” ujar Achmad Mawardi (46) salah satu pengurus Masjid Agung Tuban.
Menurutnya, desain masjid tersebut mengadopsi arsitektur bangunan berbagai masjid terkenal di dunia. Dulu masjid itu selain sebagai sarana ibadah juga digunakan sebagai sarana penyebaran agama islam di Pulau Jawa. Hal tersebut terbukti, bahwa Kabupaten Tuban ialah kabupaten pertama pada masa pemerintahan Mojopahit yang bupatinya memeluk agama Islam.
Tidak hanya itu, peran penting Tuban yang saat itu menjadi bandar perdagangan Internasional yang banyak dikunjungi pedagang dari penjuru dunia termasuk pedagang dari Persia, Irak, India yang membawa penyebar agama Islam.
“Keunikan masjid ini diantaranya peninggalan Wali Songo. Selain itu, disekitar masjid dan kompleks makam Sunan Bonang ditemukan juga kitab al-Quran kuno dari kulit, keramik Cina, Pusaka, Sarkofagus yang saat ini sedang disimpan di museum Kambang Putih Tuban,” tambah pria biasa disapa Mamak ini.
Lanjut Mamak, saat ini area kompleks masjid terus dikembangkan. Mulai keberadaan sebuah rumah berbentuk padepokan yang digunakan untuk melakukan itikaf, pengembangan perpustakaan dan area untuk kegiatan belajar mengaji TPA juga terus dilakukan oleh pengurus.“Ta’mir dan Pengurus terus melakukan pengembanngan masjid ini, baik dari segi pembannguna di area komplek masjid maupun kegiatan syiarnya,” jlentrehnya.