Tradisi Boyongan Peringati 1080 Tahun Nganjuk
Wartawan: Bambang DJ
Senin, 10 April 2017 15:48 WIB
NGANJUK, BANGSAONLINE.com - Boyongan, salah satu tradisi yang terus dilestarikan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Nganjuk. Tradisi ini merupakan agenda tahunan yang digelar untuk memperingati hari jadi Nganjuk, tak terkecuali pada perayaan yang ke-1080.
Sejak pagi, masyarakat sudah memadati tiap jalan yang akan dilalui peserta boyong. Seperti tahun-tahun sebelumnya, Boyongan dimulai dari alun-alun Berbek menuju alun-alun Nganjuk dengan menaiki kereta berkuda.
BACA JUGA:
Sparkling Nganjuk 2024, Ajang Kreativitas Desain Busana Eksotik Hingga Sedot Perhatian Masyarakat
Pj Bupati Nganjuk Pertahankan Kearifan Lokal di Bulan Suro
Pj Bupati Nganjuk Hadiri Boyong Notoprojo
Antusias Warga Tinggi, Pj Bupati Nganjuk Apresiasi Baksos Periksa Kesehatan Gratis
Namun, dalam prosesi boyongan tahun ini agak berbeda dari boyongan pada tahun-tahun sebelumnya. Bupati dan Wakil Bupati yang biasanya menaiki kereta sebagai panglima, digantikan Sekda. Proses itu berlangsung hingga sampai perbatasan alun-alun di mana Bupati dan Wakil Bupati kemudian menjemput arak-arakan dan melanjutkan hingga menuju Pendopo Kabupaten.
Bupati Nganjuk Drs H Taufiqurahman mengatakan bahwa tradisi boyongan merupakan agenda yang terus dilestarikan karena mampu mendatangkan wisatawan. “Setidaknya proses boyong akan menambah daya minat wisatawan luar,” ujarnya.
“Saya sering sampaikan bahwa nganjuk banyak potensi wisata, salah satunya ya boyong,” imbuh Taufiq.
“Saya berterima kasih masyarakat, dan selamat hari jadi Nganjuk ke-1080 tetap antusias dalam pelaksanaan boyong,” ungkapnya.