​Sumamburat: Obat Mujarab Orgil Itu "Bermerek Pilpres"? | BANGSAONLINE.com - Berita Terkini - Cepat, Lugas dan Akurat

​Sumamburat: Obat Mujarab Orgil Itu "Bermerek Pilpres"?

Editor: Redaksi
Wartawan: --
Rabu, 28 November 2018 17:06 WIB

Suparto Wijoyo.

Jadi memilih itu bukan soal sakit atau sehat melainkan mengenai “kemampuan jasmani dan rohani”. Anak kecil (belum dewasa) yang sehat, tetap belum boleh malakukan aktivitas hukum, semantara itu orang dewasa pun ada yang tidak boleh melakukan perbuatan hukum karena dia ada dalam pengampuan, termasuk orang gila tidak memiliki kapasitas hukum. Sampai di sini tampaknya pilpres sudah digulirkan dengan tendangan hukum yang membenarkan bahwa orgil, atau yang sedikit orgil karena ada tanda-tanda bisa membedakan orang, dia akan sembuh dengan sendirinya kalau “sudah diberi kapsul yang bermerek pilpres”. Inilah yang saya mengerti bahwa ternyata obat mujarab bagi orgil. Sekali minum langsung sembuh. Berarti nanti saat pilpres diprediksi orgil-orgil itu membentuk kerumunan menyusun formasi kehadiran di TPS-TPS demi menyalurkan hasrat kuasanya. Waraslah.

Konstalasi orgil yang minum “obat merek pilpres” itu tetap berbeda dengan orgil yang membunuh kiai, ulama, ustadz. Tindakan mereka tetap tindakan orgil, bukan tindakan orang waras akalnya, meski dia selektif dalam memilih korban, yaitu ulama, bukan kuli bangunan. Ingatlah selalu bagaimana pembunuhan ulama di Jawa Barat tahun 2018 ini oleh orang gila yang juga pernah menimpa keluarga kiai di Jombang di era 1990-an serta menyeruak di kasus “kolor ijo” maupun “Ninja Banyuwangi” tahun 1998. Panggungnya nyaris serupa dalam genderang politik nasional yang menghangat.

Tentang orang-orang gila yang pandai memilih momentum untuk membangun visi politik itu menjadikan saya membaca lagi Kitab Kebijaksanaan Orang-orang Gila (‘Uqala’ al-Majanin) yang ditulis Abu Al-Qasim An-Naisaburi yang terbit pertama kali 1987. Buku ini memuat 500 kisah muslim genius yang dianggap gila dalam sejarah Islam, ditulis 1000 tahun lalu. Terdapat mutiara hikmah yang banyak dari pustaka ini: Wahai Sa’dun, mengapa engkau tidak bergaul dengan masyarakat? Sa’dun bersyair: Menjauhlah dari orang-orang supaya mereka menyangkamu takut. Tak perlu kau menginginkan saudara, teman dan sahabat. Pandanglah manusia dari manapun kau suka. Maka yang akan kau lihat hanyalah kalajengking.

Kalajengking itu, adakah berupa orgil atau “investor asing yang diperkenankan mengusaai 100% usaha ngupas ubi-ubian? Memang saatnya merenungi kembali dalam hening maupun ramai, Serat Kalatidha Ranggowarsito: Zaman Edan: Amenangi zaman edan; melu edan ora tahan; yen tan melu angklakoni boya keduman, bejo-bejone kang edan, luwih bejo kang eling lan waspodo. Jadi ingatlah pitutur luhur Eyang Raden Ngabehi Rangga Warsita (1802-1873) alias Bagus Burhan ini di saat pemilu nanti tentang hadirnya “barisan orgil di TPS-TPS”. Mereka langsung tersembuhkan. Mujarab bukan?

*Dr H Suparto Wijoyo: Esais, Pengajar Hukum Lingkungan Fakultas Hukum, Koordinator Magister Sains Hukum dan Pembangunan Sekolah Pascasarjana Universitas Airlangga, Sekretaris Badan Pertimbangan Fakultas Hukum Universitas Airlangga serta Ketua Pusat Kajian Mitra Otonomi Daerah Fakultas Hukum Universitas Airlangga.

 

Berita Terkait

Bangsaonline Video